BAB 24 : Hi, My Lautner

1K 40 11
                                    

"Sex is about emotions

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sex is about emotions. Good sex is about free emotions, bad sex is about blocked emotions."

DEEPAK CHOPRA

Pria dengan peluh bercucuran berlari dengan cepat, menerobos lalu lalang orang-orang pada jalanan yang padat. Sesekali pria itu mendapat teguran karena secara tak sengaja menubruk tubuh pejalan lain, sebenarnya pria ini ingin meminta maaf tetapi ia tidak pandai bahasa dari Negara ini. Ia berhenti pada persimpangan jalan, tak lagi melihat empat pria mengejarnya.

Taecyeon bisa saja menghajar ke empat pria itu, namun kondisinya belum pulih dari efek obat bius yang diberikan. Taecyeon segera berbelok pada gang kecil, ia terduduk menormalkan detak jantungnya yang masih berpacu kuat, serine polisi terdengar, sayang sekali di Dunia indah ini banyaknya tindakan kejahatan.

Taecyeon memejamkan mata, selama menunggu Seung Gi menjemputnya, untuk bertahan hidup secara sukarela ia harus mengemis di Negara ini, Vietnam.

Taecyeon tidak membenci Eunwoo, saat Eunwoo menyukai atau membenci sesuatu- segala bentuk emosi menyeruak, apapun keinginan pria itu harus terpenuhi. Eunwoo terlahir dengan keseluruhan keinginan hidupnya terpenuhi. Menjadikan pribadi Eunwoo keras tak dapat dibantah, saat ini pria itu dilanda suramnya pembalas dendaman dengan mengesampingkan rasa cintanya. Sambil setengah mendesah, Taecyeon mengusap wajahnya, terlantar di Negara orang jauh susah dibanding mengurus pria kecil seperti Tuan mudanya.

Bahasa dan Budaya Negara ini terlalu asing untuknya.

Tenggorokan Taecyeon terasa tercekik menginginkan pasokan air. "Pertama kali menjadi gelandangan, sangatlah sulit," desahnya panjang.

***

"Good Night, Sean," bisik Lautner.

Tatapan mereka bertemu, setelah menghabiskan 1 jam percintaan mereka merasa lelah, Jiyeon ingin tidur, tetapi Lautner menahan Jiyeon agar untuk menemaninya berbincang sebentar. Tubuh Lautner beringsut secara perlahan menjatuhkan tubuh polosnya di punggung kasur, membawa tubuh Jiyeon tuk didekapnya.

"Lautner, your heart is beating."

"Because of you, Sean."

Saat Lautner tertunduk mengamati Jiyeon, sebersit rasa iba menjalarinya. Tatapan wanita itu terlihat jelas memancarkan kefrustasian, Lautner ingin bertanya tetapi Lautner menghormati Jiyeon, membiarkan wanita itu ingin membicarakan kefrustasiannya atau tetap diam, Lautner juga tidak ada hak mencampuri urusan orang lain. Dari pengamatannya, masalah wanita ini bukan perihal uang, Lautner bergidik melihat sematan cincin serta lingkaran kalung yang mengiasi leher wanita ini, dari keseluruhan jelas Jiyeon wanita mahal. Tarif yang Lautner berikan pada Eunwoo juga tidak sedikit, namun menimbang tarifnya Lautner sedikit berkecil hati setelah mengetahui cincin permata berlian yang Jiyeon lepaskan saat mereka bercinta.

"I would like to ask you. How does that guy look like? You like the look like that." Lautner bertanya dengan keraguan.
(Aku ingin bertanya padamu. Bagaimana dengan penampilan pria itu? Kau suka penampilan sepertinya)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elegant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang