Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▫▫▫
"Belum apa-apa kau memperlihatkan langgaran mu." Setelah memasak Eunwoo membawakan masakannya kepada Jiyeon, saat ini Jiyeon duduk di bagian ujung meja dapur. Wanita itu hanya diam memandangi seluruh kegiatan pria yang kini sedang membuka sarung tangannya.
Eunwoo memicingkan mata melihat Jiyeon seperti tak suka dengan hasil masakannya, Eunwoo perlu mengingatkan, suka tidak suka Jiyeon harus menghabiskan keseluruhan tanpa ada kata sisa. Tubuh Jiyeon sehat maka stamina Jiyeon bertambah dalam melakukan percintaan.
"Tidak suka Brokoli?"
"Baiklah, kau terlalu banyak diam, Jiyeon." Eunwoo menggerakkan tangannya mengambil garpu, lalu menusukkan beberapa Brokoli dan menggeser kursi disamping kanan Jiyeon, sebelumnya ia mengubah kursi Jiyeon lebih menjauh dari meja ini, agar memudahkannya untuk menyuapi Jiyeon.
"Buka mulutmu."
Jiyeon melirik ke Brokoli itu dan nyaris menangkis kasar tangan Eunwoo.
Karena ini, Eunwoo harus memikirkan bagaimana cara memaksa Jiyeon untuk membuka mulut, sikap keras kepala Jiyeon membuat Eunwoo kesal. Tentu saja, Eunwoo tidak menyukai wanita keras kepala. Mulai timbul rasa gerah dalam diri Eunwoo, tapi melihat sayunya mata Jiyeon memandang, ada sedikit rasa iba tergores di hati.
"Kau mau makan apa?"
Eunwoo meletakkan garpu, Eunwoo mendengus kesal sembari mengusap wajahnya. "Aku tak mau kau sakit, bisakah kau tidak keras kepala, Jiyeon? Atau langsung mau ke permainan?"
"Aku hanya ingin tidur," balas Jiyeon.
Eunwoo berdiri dan kemudian meraih jasnya yang ia sangkutkan di punggung kursi. Dengan sigap ia berjalan melalui Jiyeon dan membiarkan Jiyeon masih tinggal di dapur.
"Aku tidak ingin kau tidur terlebih dahulu, bersihkan tubuhmu aku tidak suka kau tidak wangi, sebelumnya kau terlebih dahulu aku hukum."
Jiyeon mendesah, ia berjalan menuju lemari pendingin dan ia melihat seluruh isi kulkas hanya berisi sayur dan buah. Jiyeon paling membenci sayuran hijau dan sangat tak menyukai buah pisang.
"Pria itu secara perlahan membunuhku."
***
Pintu kamar terbuka, Jiyeon mendesah, letih melihat benda yang berada di genggaman Eunwoo, dengan senyuman yang manis dan langkahnya dibuat seperti mengada-ngada, menunjukkan Eunwoo si Dominan yang gila, wajahnya yang cerah mencerminkan kehidupan yang bahagia
Benda yang berada genggaman Eunwoo itu adalah cambuk, bukan cambuk seperti cambukan hukuman rajam melainkan cambuk kulit mainan seks. Betapa kisah ini benar-benar menyita energi.