BAB 11 - Embrace

1.1K 81 19
                                    

BAB 11
Embrace

BAB 11Embrace

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Cha Eunwoo'

Jiyeon menggigit bibir dan meringis, berapa kali pria itu telah menciumnya. Ia ingin menertawai respon baliknya terhadap Eunwoo, menerima ciuman dari pria lain selain suaminya, Kim Soo Hyun. Ini termasuk perselingkuhan? Memikirkan itu, Jiyeon teringat pada Soo Hyun. Soo Hyun belum menghubunginya. Sesibuk itu atau ada suatu masalah? Semoga Soo Hyun terlindungi, doanya.

Ia tidak bisa menyimpulkan pengirim terror jatuh pada Soo Hyun, mungkin saja pengirim teror ulah suami pertamanya, tidak menutup kemungkinan karena suami pertamanya juga mempunyai kekuasaan, pria itu benar-benar mengagumkan terlalu mengagumkan sehingga gerak garik, tingkah laku, warna lipstik dan seluruh didirinya harus mengikuti perintah suami pertam. Soo Hyun memang membatasi tetapi tidak terlalu gila seperti pria itu.

'Semua orang tidak dapat dipercaya'

Kata-kata itu terus terlintas dipikirannya, Jiyeon bingung semua orang tidak dapat dipercaya? Termasuk ayah dan juga seluruh pelayannya? Terdengar rancu! Kata-kata itu harus di ralat oleh Eunwoo, seharunya begini sebagain orang dapat dipercaya dan sebagian lagi tidak dapat percaya. Tidak masuk akal semua manusia di bumi ini memerankan peran Antagonis, di mana posisi Protagonis?

"Aku harus bagaimana menghadapi, Eunwoo?"

Jiyeon gelisah, menakutkan hal lebih serius akan terjadi pada Eunwoo, akal sehat Eunwoo sudah hilang entah kemana, hal terprivasi sudah tercetus mengatakan Soo Hyun suaminya. Namun, pria itu tidak menjauh melainkan semakin menjadi-jadi. Apa istimewa dari diriku? Bisik hati Jiyeon. Jiyeon berjalan menatap pantulan kaca "Karena wajah ini? Omong kosong!"

"Aletta, bawakan aku secangkir teh tanpa gula." Perintahnya menghubungi kepala pelayan. Sebelum tertidur biarkan dia sejenak menyesap teh hangat, untuk menghilangkan lelahnya.

***


"Cha Seung Heon, bisa aku berbicara dengan mu?"

Seung Heon berbalik menatap Eunwoo, tidak ada sopan santun dari puteranya. Peringai Eunwoo pantas disebut musuh dibanding anak, bukan salah Eunwoo. Selama ini memang dia abai sebagai orangtua tidak pernah ikut campur urusan puteranya. Sudah cukup dengan memberi beberapa perusahaan ia yakin putera tampannya itu merasa cukup. Karena itu Seung Heon merasa tidak menghawatirkan masa depan Eunwoo.

"Pantas memanggilku seperti itu, Puteraku?"

Eunwoo memandangi Seung Heon dari atas kebawah, mendesis ringan meneliti kamar besar Seung Heon berakhir jatuh pada foto wanita cantik bersama Ayahnya, Lee Dae Hee, Ibunya. Wanita nomor satu sumber kebahagiaannya.

"Kau tidak merindukan Ibu ku? Besok aku ingin bertemu, mau ikut? sapa lah dia."

"Aku sibuk."

Tanpa berpanjang lebar, Eunwoo berbalik, berkutat pada ponselnya dan menyambungkan sambungan kepada Taecyeon. Eunwoo tak mau terlalu lama melihat wajah Seung Heon, menginjakkan kaki di rumah ini ia terpaksa, hati Eunwoo memanas permintaannya ditolak sesibuk apa Seung Heon hingga tak mampu menyempatkan menyapa sebentar ibunya.

Elegant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang