BAB 12
Bed SceneJiyeon mengamati sosok pria di depannya. Paras rupawan yang ia temukan, tersemat kata ideal dalam balutan serba hitam tampil memukau. Tidak hanya penilaian dari matanya Jiyeon bisa memastikan wajah cerdas pria ni meluluhkan hati semua orang. Adakah sebuah topeng, kepalsuan dan manipulasi, hanya Eunwoo yang tau.
"Kenapa tidak mengantarku pulang?"
Senyuman yang cerah dan ramah jelas-jelas mencerminkan khas Eunwoo, ini bukanlah senyuman berwibawa melainkan senyuman memikat, Eunwoo masih muda, tampan. Sayangnya pria ini memilih menggoda istri orang, pantofel hitam mengkilap mencerminkan pria ini penuh akan kekuasaan, gambaran seutuhnya garis keturunan yang tak akan kehabisan harta.
"Aku tidak mengizinkan kau pulang, ranjangku masih luas untuk tubuh rampingmu."
Jiyeon menyimak kata-kata yang meluncur dari bibir Eunwoo yang terlapisi olesan lip balm tipis, ia menilai bibir itu sangat ahli merusak suasana hati dan pikiran. Kali ini lebih sulit mencoba bersikap tenang, pria tampan lebih berbahaya dari serangan teroris, lebih picik dari si tikus negara.
"Kau tidak menahanku seperti ini, Eunwoo."
Pria ini memang keras kepala, bibir tipis itu seenak dalam berbicara tidak melihat lagi kondisi orang lain. Sangat egois, Eunwoo dan Soo Hyun bertolak belakang dan begitu kontras. Eunwoo bukan lagi anak kecil, menangis mengamuk meminta apapun lalu segera diwujudan keiinginannya. Pria itu seperti sebilah pedang dan lebih berbahaya dari peluru. Eunwoo memiliki perawakan buas, seperti yang ia ketahui, pria itu hanya ahli dalam merayu tetapi kalah dalam kasih sayang. Jiyeon tidak peduli hal itu, ia hanya membenarkan fakta dari penilainnya.
"Bisakah kau tenang sedikit?"
Jiyeon mengambil risiko untuk berdebat menuju perlawanan sengit, ia sudah menjadi mangsa empuk buaya darat-berkedok-malaikat, merayu untuk menuju permainan ranjang, tidak semua goa bisa dimasuki seluruh orang. Memikirkan perdebatan itu semakin menguatkan tekad Jiyeon untuk membuat Eunwoo menuju ranjau. Ia mencondongkan tubuh ke depan dan berbicara dalam bisikan yang menyiratkan betapa pentingnya ungkapan ini.
"I'm not calm? Your dick is'nt calm."
"You're ready my dick to accommodate inside you maze?"
Jiyeon dengan tegas menggeleng, ia menangkap Eunwoo menyeringai, membuat ekspresi wajahnya kelihatan luar biasa tampan. Seharusnya Eunwoo bisa menjadi iklan majalah dewasa ataupun ikut casting memerankan video vulgar, sangat cocok untuk otak terlalu kotor, pria itu juga bisa melelang dirinya kepada para jalang, sebenarnya hidup Eunwoo tidak susah tanpa melibatkan dirinya, Eunwoo bisa saja sekali tunjuk memilih wanita tercantik untuk memuaskan ranjang, pikir Jiyeon. Pria itu jelas bisa mendapatkan apapun daripada seperti ini, setiap bertemu dihadapi perdebatan yang tak penting, dengan garis-garis wajah yang sempurna Eunwoo bisa dalam sehari tidur berganti pasangan.