BAB 2
Crazy Man"Money is a great servant but a bad master."
- Francis Bacon▪
Eunwoo duduk di meja cafe sambil menunggu Jaehyun masih memilih parfum di lantai tujuh, sedangkan dia dan Mingyu terlebih dahulu ke lantai 10 untuk mengisi perut mereka.
"Berhasil?" tanya Mingyu.
"Sangat pas dan begitu cantik, sampai aku selalu berkaca meyakinkan aku memang pantas untuk berlian sepertinya." Sombong Eunwoo sambil membayangkan bagaimana nanti ia berdansa diiringi musik favoritnya. Ia sudah mempersiapkan apa saja yang akan dilakukannya bersama Jiyeon.
"Responnya terhadapmu?"
Eunwoo semakin tersenyum, Mingyu sambil menunggu jawaban Eunwoo sesekali ia melirik wanita yang baru saja memasuki cafe ini, jalan wanita itu begitu angkuh mata tajam tepat lurus kedepan, dengan diikuti pria berjas hitam yang berada di belakangnya, dapat Mingyu simpulkan pria itu adalah Bodyguard wanita itu.
"Hingga aku melupakan bagaimana cara bernapas."
Mingyu tersenyum terpaksa. "Bisa kau kurangi sifat terlalu berlebihanmu itu, Mr. Cha?"
"Tidak, orang tampan apapun selalu pantas terlihat," jawab Eunwoo.
Mingyu memandang lagi wanita itu ketika dengan elegan sang Bodyguard menarik kursi serta mengelap dan menyemprotkan sebuah cairan yang akan di duduki wanita itu. Mingyu tertawa pelan saat wanita itu memukul pelan lengan pria bejas hitam menggunakan tas, entah kesalahan apa yang di buat sang Bodyguard.
"Kau melihat apa?" tanya Eunwoo.
"Sesuatu yang menarik."
Eunwoo mengikuti pandangan Mingyu, "Dia, adalah wanitaku." Eunwoo tersenyum menang saat menemukan Jiyeon malam ini, sontak ia berdiri merapikan kemaja.
"Bermimpi."
"Kau tidak percaya? Dia namanya, Park Jiyeon."
***
"Bukankah ini sebuah takdir terindah, Jiyeon."
Jiyeon baru saja duduk harus berdiri lagi melihat kehadiran Eunwoo secara tiba-tiba.
"Kau! Apa yang kau lakukan di sini, penipu! Belum menyerah untuk menjual ku!" tuduh Jiyeon sambil menunjuk Eunwoo dengan jari telunjukknya. "Kau sengaja menguntitku!"
"Aku bukan penipu."
"Tentu saja kau penipu," jawab Jiyeon cepat.
"Kenapa kau begitu terkejut atas kehadiranku ini? Kau tidak percaya bukan aku menemuimu lagi, aku pastikan kau berteriak bahagia dibatinmu, Jiyeon."