Maza

9 3 0
                                    

Just Another Ordinary Days

Sebuah ruangan di gedung berlantai lima tampak mulai lengang, sebuah ruangan yang bertuliskan 3D Designer mulai di bersihkan oleh petugas janitor bangunan tersebut.

Sultan Kanigara kembali merentangkan kedua tangan nya, dan mencoba meluruskan posisi tubuh nya, sembari mencoba memejamkan mata untuk sejenak beristirahat dari beberapa pekerjaan yang hampir di selesaikan olehnya.

"Lima belas menit lagi, waktu pulang." Ujar sultan Kanigara sembari menatap ke arah jam dinding yang tergantung di atas ruangan tersebut.

Beberapa desain tiga dimensi untuk beberapa client telah selesai dikerjakan oleh nya.

Beberapa komponen untuk keperluan mesin cnc sudah diselesaikan, beberapa karakter yang dipesan sebuah perusahaan pengembang game asal korea sudah selesai dikerjakan, bahkan update untuk beberapa game android sudah selesai dikerjakan oleh nya.

Beberapa side project dari sebuah perusahaan swasta dan tiga buah project desain dari beberapa komunitas telah selesai dikerjakan dan di serahkan oleh nya,

Yang kini ada dalam benak nya hanya satu, cepat pulang dan mampir di warung tenda pak mardi untuk menikmati sepiring nasi goreng kambing yang menjadi langganan nya.

"Pak Kanigara?" Tanya salah seorang karyawan bagian admin perusahaan tempat nya bekerja, seorang pria berkacamata nampak muncul dari balik partisi yang memisahkan ruangan nya dengan ruangan di samping nya.

"Iya Pak Candra, ada apa...," Tanya Sultan datar, dia tahu kalau pria ini menyapa pada saat pulang kantor, akan ada pekerjaan tambahan untuk nya.

Sementara sultan sepertinya sudah cukup jenuh untuk melanjutkan kegiatan dikantornya pada hari itu.

"Begini, Pak...," Ujar pak Candra, sultan tidak menanggapi pertanyaan dari pria berkacamata yang berada di hadapan nya, seluruh fikiran nya saat ini hanya menginginkan satu hal.

Pulang.

Dan beristirahat dengan damai di kamar kosan miliknya, dan bersiap untuk beberapa pekerjaan lain nya pada esok hari.

"Pak Candra, saya harus pulang." Ujar Sultan sembari mengemasi semua barang barang milik nya, dan pergi meninggalkan tempat kerja nya.

Sultan Kanigara bergegas meninggalkan ruangan desain, dan melangkah menuju lift yang akan membawa nya ke lantai satu bangunan tersebut, namun sayang, seluruh lift pada saat itu sedang di padati oleh karyawan.

Sultan kembali berbalik dan menuju sebuah pintu baja yang bertuliskan ' Emergency Exit ', dengan cepat Handle pintu tersebut diraih nya dan dengan satu kali tarikan, pintu tersebut mulai terbuka.

Sultan kembali berlari menuruni beberapa anak tangga yang menuju ke lantai satu, lantai yang menjadi sebuah tujuan akhir bagi dirinya, tak lama berselang sebuah pintu baja kembali terlihat di hadapan nya, dengan segera Sultan menarik handle pintu 'Emergency Exit' yang menuju ke lobby bangunan tersebut.

'Akhirnya.' Ujar Sultan sembari menghela nafas dalam dalam ketika melewati sebuah pintu lobby dan keluar dari bangunan tersebut, dari sebuah atap jendela lantai lima, masih terlihat Pak Candra menatap ke arah nya sembari menggelengkan kepala.

Sultan hanya mengangkat tangan nya dan memberi hormat pada seorang lelaki yang tengah menatapnya dari sebuah jendela di lantai lima.

"Pak Candra memang kadang suka keterlaluan." Teringat kata kata teman sekerja nya pada beberapa waktu yang lalu.

"Masa gua yang harus ngerjain laporan bulanan? Lha, kalo gua yang ngerjain, dia kerja nya apa dong?" Ujar salah satu rekan kerja nya, beberapa rekan kerja nya sudah mengeluhkan kelakuan salah satu Manager keuangan yang kadang kadang suka meminta tolong pada beberapa karyawan dalam masalah pekerjaan.

Legion - Bloodlines legacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang