Night Blast
Centurion Badai First Deployment.
Beberapa penjaga keamanan Sancaka Space Center mulai berhamburan dari pos jaga mereka, ketika sebuah alarm tanda bahaya berbunyi.
"Aku Maglev-lima, bioroid yang terhubung dengan kecerdasan buatan IRMA, bersiap melakukan penggabungan dengan Objek : Kolonel Erwin, Status : Siaga."
******
Kolonel Erwin sedang menatap ke arah pusat peluncuran sebuah shuttle yang akan berangkat menuju I.O, beberapa persiapan akhir tengah dilakukan oleh para awak kapal tersebut.
Sebuah shuttle beranggotakan lima astronauts dari sebuah negara kecil yang berada di kepulauan utara, melakukan projek kerjasama dengan Sancaka Space Center untuk meluncurkan sebuah satelit komunikasi untuk negara mereka.
Sebatang rokok mulai di nyalakan dah di hisap dalam dalam oleh Kolonel Erwin, seorang pensiunan tentara yang tergabung dalam misi perdamaian Garuda beberapa tahun yang lalu, pria tersebut kembali menatap ke arah launch pad shuttle yang mulai di terangi oleh beberapa lampu.
Launch pad setinggi dua puluh meter mulai berada dalam posisi siaga penuh, dalam beberapa jam launchpad ini akan membawa sebuah shuttle menuju I.O.
"Malam Chief." Sapa seorang petugas keamanan ketika melihat pria tersebut berdiri di hadapan launchpad, Kolonel Erwin hanya tersenyum dan menganggukan kepala nya pada beberapa petugas yang berjalan melewati nya.
Kolonel Erwin kembali menghisap dalam dalam rokok nya dan menghembuskan asap nya, William masih suka mengingatkan agar jangan terlalu banyak menghisap rokok, namun pria tersebut mengacuhkan nya.
Beberapa hari ini persendian nya masih terasa sakit, beberapa kali maintenance telah di lakukan oleh peneliti dari Sancaka R and D dan Sancaka Medical, beberapa dokter juga telah memberi nya beberapa resep khusus yang harus di konsumsi secara rutin oleh nya, namun pria tersebut tetap mengacuhkan.
Prostethic arm dan legs masih suka terasa ngilu jika di gunakan, walaupun beberapa metode terapi telah di jalani oleh nya, namun rasa ngilu masih tetap menemani nya.
"Aku masih bersyukur di beri kesempatan ke dua, untuk meluruskan segala nya." Kolonel Erwin kembali bergumam, sekilas senyum nampak di wajah nya ketika melihat Ramp yang menghubungkan launchpad dengan shuttle mulai di rentangkan.
"Aku berharap, Aku dapat melihatmu berjalan di Ramp, Nak..." kembali Kolonel Erwin berkata sembari menatap sebuah foto lama milik nya, sebuah gambaran anak lelaki memenuhi layar foto tersebut.
"Karena aku yakin, suatu saat kau akan melanjutkan beberapa harapan ku." Kembali Kolonel Erwin berkata, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, petugas jaga sudah mulai berpatroli di sekeliling Sancaka Space Center.
Beberapa tahun yang lalu, Kolonel Erwin memimpin sebuah misi ke Sarajevo, seorang anggota militer perdamaian PBB secara tidak sengaja menginjak sebuah ranjau yang tertanam di daerah tersebut, ketika kolonel Erwin hendak mejinak kan ranjau tersebut, nasib naas menimpa diri nya, ranjau tersebut meledak, dan saat itu juga Kolonel Erwin harus kehilangan lengan dan kaki nya.
Beberapa bulan kemudian setelah menjalani pengobatan di rumah sakit militer, Kolonel Erwin mendapat tawaran untuk implantasi prostethic body parts dari sebuah yayasan, itulah saat pertama kali pria tersebut bertemu dengan William.
"Jika bukan karena William, mungkin saat ini aku hanyalah seorang veteran tentara yang terbaring lemah tak berdaya di sebuah ruangan rumah sakit." Kenang Kolonel kembali, setelah implantasi tersebut berhasil, william kembali menawarkan sebuah jabatan untuk menjadi kepala keamanan di Sancaka Space Center.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legion - Bloodlines legacy
Fanfiction"Saat seluruh percikan petir berkumpul di suatu tempat untuk membela Hak pemegang Bloodlines" ujar Hideki dari balik istana Sakura. "Gundala Revolutions, Gundala Infantry, Gundala Emperor, bahkan percikan petir dari masa depan memilih untuk bertarun...