Tora Ksatria Rubah (Jiraiya)

10 4 0
                                    

Des Capitales.

Beberapa pesan dari beberapa media sosial masih memenuhi layar dekstop milik nya, beberapa file berformat dokumen yang masih dalam tahap revisi, masih terlihat di layar laptop milik nya.

Segelas Jus Jeruk dan sepotong kue tampak di sisi meja yang di gunakan gadis tersebut, dan sebuah tas kecil berwarna kecoklatan masih tergeletak di sebuah kursi kosong di samping nya.

Miya kembali melayangkan pandangan nya ke arah jalan besar di sudut Franco del Ama, sebuah kota kecil di pinggiran sebuah negara amerika latin.

Miya masih tidak menyangka, jika seluruh petualangan nya , akan menbawa diri nya sampai ke negara kecil tersebut.

Sekali lagi, Miya melayangkan pandangan nya ke seluruh jalan besar yang berada di depan kafe tempat nya menulis seluruh kisah nya.

"Gomen...," sapa seorang pramusaji kafe tersebut, miya menatap ke arah wanita yang berada di hadapan nya, dan mulai membalas sapaan tersebut.

"Ah, iya." Jawab Miya sembari tersenyum, pramusaji dihadapan nya kembali membuka sebuah daftar menu yang tergeletak di atas meja.

"Maaf, Nona, jika tidak merepot kan." Tanya pramusaji dihadapan nya, Miya hanya menganggukan kepala dan kembali tersenyum ke arah gadis di hadapan nya.

"Tempat kami baru saja buka, dan jik tidak merepotkan, bisakah anda membuat sebuah komentar di halaman instagram kami?" Tanya pramusaji yang berdiri dihadapan nya.

Dengan segera, miya memberikan ponsel milik nya, sebuah halaman beranda terlihat di layar ponsel tersebut.

"Silakan ketik nama tempat ini, nanto aku follow." Jawab Miya, pramusaji dihadapan nya segera meraih ponsel dan mengetik kan beberapa kata di kolom pencarian website tersebut.

Beberapa hasil pencarian dari sebuah kata kunci nampak di layar ponsel milik nya, beberapa hasil referensi dari kata kunci tersebut juga nampak berbaris di halaman pencarian.

"Yang ini." Ujar pramusaji dihadapan Miya, dengan segera miya menekan tombol Follow dan menulis beberapa patah kata di kolom komentar.

"Done." Ujar miya sembari tersenyum ke arah pramusaji kafe tersebut, dengan sebuah ucapan terimakasih dan segelas jus orange sebagai compliment, pramusaji tersebut kembali meninggalkan miya di meja milik nya.

Hari mulai terang, sinar matahari mulai memancarkan panas nya ke arah Franco del ama, sementara miya masih sibuk dengan beberapa berkas berformat dokumen milik nya.

Sekali lagi miya melayangkan pandangan nya ke arah jalan besar di depan kafe tersebut, jalan besar bernama del fernando nampak mulai ramai oleh beberapa kendaraan yang lalu lalang.

Pandangan nya di layang kan ke sebuah bangunan besar di seberang lapangan des capitales, sebuah bangunan kuno yang di gunakan sebagai perpustakaan tampak masih tegap berdiri.

Miya kembali memperhatikan dengan detil bentuk bangunan tersebut, dari bentuk atap, bentuk jendela yang menghiasi setiap sudut bangunan, hingga warna dari dinding dan tiang penyangga bangunan, diperhatikan oleh nya secara cermat.

Terdapat beberapa pintu masuk di sekitar bangunan kuno dihadapan nya, beberapa pintu terlihat berjajar di antara dua buah tiang penyangga bangunan, dan beberapa pintu belakang yang terbuka, serta sebuah pintu besar di atap bangunan kuno bermotif kolonial yang berada di hadapan nya.

Sekilas senyuman nampak di wajah gadis tersebut, dengan sangat cermat sekali lagi, miya memperhatikan bangunan tersebut secara detail.

"Sepertinya, aku menemukan jalan masuk ke arah menara." Gumam nya, tak lama, miya mulai membereskan barang barang milik nya dan melangkah meninggalkan tempat tersebut.

Legion - Bloodlines legacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang