Metro Park

9 2 0
                                    

Jauh di dalam rimbun nya pepohonan Metro park sisi utara, seorang pria nampak terduduk, pandangan nya di arahkan ke arah permukaan aliran sungai di hadapan nya, riak air nampak bergerak menuju tepian ketika sebuah ketikil menyentuh permukaan sungai.

Sesaat pandangan nya di layangkan ke sekeliling tempatnya beristirahat, di sekitarnya hanya terdapat kegelapan, hanya beberapa bilah cahaya yang sampai ke tempat nya beristirahat, beberapa cahaya dari mobil ambulans nampak menembus pepohonan di sekitarnya.

Beberapa cahaya dari mobil polisi yang melaju dengan kecepatan tinggi sekilas nampak menyinari tempat tersebut, sebuah helikopter nampak berputar di langit metro, sesekali sebuah cahaya dari lampu tembak mengarah ke tempat tersebut.

Sang pria nampak kembali mengambil sebutir kerikil dan kembali melemparkan butiran kerikil tersebut ke tengah sungai, sesaat sang pria menatap ke arah riak air yang menuju ke tepian.

"..timelapse...," ujar sang pria pelan, pandangan nya kembali di layangkan ke sebuah sudut taman metro, beberapa kunang kunang mulai nampak bermunculan dari balik rimbun nya pepohonan.

"Apa yang harus kulakukan sekarang...," ujar sang pria sembari mengubah posisi duduknya, pria tersebut kembali melayangkan pandangan ke arah sudut lain taman metro.

Beberapa pohon berusia puluhan tahun nampak tegak berdiri, di antara rimbun nya rerumputan tinggi di sekitar aliran sungai.

Pria tersebut mulai melayangkan pandangan nya ke arah langit, beberapa cahaya kembali terlihat melintas di atas kota Metro.

Beberapa cahaya yang berasal dari sekumpulan pesawat alien nampak kembali mendekati kota tersebut dengan kecepatan tinggi.

"Serangan ke dua...," ujar sang pria sembari beranjak dari tempat duduk nya dan mulai melangkah melintask aliran sungai di hadapan nya, sepasang kaki pria tersebut nampak menapak di permukaan air, beberapa percikan air yang berasal dari sebuah pancuran kecil nampak membasahi ujung celana yang dikenakan olehnya.

"Jika ini keinginan Nylra...," ujar sang pria kembali berkata, langkah kaki nya menghantarkan pria tersebut menuju ke seberang sungai.

Sang pria nampak melangkahkan kaki nya menuju ke sebuah jalur sempit di antara rimbun nya pepohonan metro park, sebuah jalur kecil yang terkikis oleh aliran air selama bertahun tahun mulai di lewati oleh nya.

"Jangan biarkan aku memilih...," langkah nya nampak tergesa gesa, pria tersebut mulai mempercepat langkah kaki nya menuju ke satu arah.

"Antara William atau 'Dia'...," beberapa batang rumput liar yang tumbuh di sekitar jalur kecil nampak bergoyang ketika sang pria melewat nya, percikan petir kembali terlihat ketika sang pria mulai berlari menyusuri pinggiran sungai yang menuju ke arah patahan sungai besar.

"Aku harus menyelamat kan kedua nya...," sebuah batu besar yang menghalangi jalur tersebut nampak di lompati oleh sang pria dengan mudah, dengan sekali ayunan kaki, pria tersebut nampak melayang di antara batu besar dan mendarat di sisi lain sungai kecil.

"Mereka berdua, anak ku." Langkah kaki sang pria nampak melaju di atas aliran sungai, langkah kaki sang pria nampak bergerak di atas permukaan sungai tersebut.

Hanya satu tujuan yang ada dalam benak pria tersebut saat ini, dirinya harus segera mencapai sebuah tempat yang sudah lama di tinggalkan oleh nya.

Dirinya harus segera menuju ke rumah nya, tempat tinggal nya,

Wisma Sancaka.

*****

Metro Selatan Distrik 5, beberapa kendaraan militer nampak melaju beriringan melewati jalan sempit di dalam sebuah kawasan, seorang perwira nampak berada di dalam kendaraan paling depan nampak memberi komando pada anggota nya.

Sebuah kendaraan angkut berukuran  besar kembali terlihat ketika iring iringan kendaraan militer mencapai sebuah persimpangan.

"Regu dua sudah berkumpul di titik tiga, melanjutkan menuju titik berikutnya, over." Sang perwira kembali berkata melalui walkie talkie yang berada di tangan nya, sebuah kendaraan yang berada di bagian belakang nampak memisahkan dari barisan kendaraan militer ketika mencapai sebuah persimpangan dan melaju menuju kawasan lain.

"Mayor sudah memerintahkan untuk menempatkan 'alat' ini di semua titik...," ujar sang perwira pada seorang anggota militer yang duduk di samping nya, anggota militer tersebut nampak menganggukan kepala dan kembali menekan beberapa tombol di laptop milik nya.

Beberapa kotak yang terbuat dari bahan baja anti ledakan nampak berjajar di bagian belakang kendaraan militer, sebuah tulisan yang berbunyi 'sangat berbahaya' nampak melintang di satu sisi box tersebut.

"Apapun yang terjadi, apapun resiko nya...," ujar sang perwira kembali berkata, sementara dari balik awan beberapa cahaya kembali terlihat memasuki atmosfir bumi.

Beberapa cahaya berwarna kehijauan nampak terbang dengan kecepatan tinggi menuju ke beberapa titik di berbagai belahan dunia.

"Kita harus dapat selamat dari invasi ini...," ujar sang perwira kembali berkata, sebuah kunci elektronik nampak digenggam olehnya erat erat, sebuah kunci untuk memulai sebuah serangan pada armada alien yang mulai memasuki angkasa kota Metro.

"EMpulse akan meng akhiri mereka semua." Ujar sang perwira.

****

Metro Central.

Letnan kinaira terlihat melangkah memasuki markas kepolisian Metro, setela melewati beberapa rintangan, hingga akhirnya mencapai ruangan bagian penyidikan sains.

Sebuah laci yang berada di meja ujung ruangan nampak tertarik, dirinya nampak sedang mencari cari sesuatu dari balik laci tersebut.

"Akhirnya...," ujarnya ketika lengan nya menyentuh sebuah usb drive yang terletak di bagian paling ujung laci, segera kinaira membawa benda tersebut dan beberapa benda miliknya.

Sebuah getaran keras mulai terjadi ketika Kinaira menaiki tangga menuju ke ruangan atas kantor kepolisian metro, beberapa puing kembali berjatuhan dan hampir menimpa nya.

Kinaira kembali berlari melewati tangga di luar ruangan sembari sesekali menghindari puing puing yang mulai berjatuhan.

"Sudah dimulai, Second wave, serangan ke dua...," beberapa anak tangga sudah dilewati olehnya, dengan sebuah dorongan keras, Kinaira berhasil membuka sebuah pintu emergency exit yang mengarah menuju lobby.

Tak lama setelah dirinya mencapai bagian depan dari bangunan tersebut sebuah pemandangan mengejutkan nampak terlihat dari balik pintu kaca di hadapan nya.

Beberapa pesawat Alien mulai melakukan penyerangan ke dua, beberapa benda terbang berbentuk segitiga nampak terbang rendah dan kembali menembaki kerumunan penduduk yang berlindung di sekitar kantor polisi tersebut.

Beberapa anggota kepolisian metro dan beberapa anggota militer nampak menembaki pesawat asing dengan senjata yang mereka miliki, sementara beberapa penduduk yang sedang mencari perlindungan di kantor kepolisian metro nampak berlarian meninggalkan tempat tersebut.

"Benda ini harus sampai ke tangan Gundala...," ujar Kinaira sembari menarik senjata milik nya dan mulai menembak ke arah sekawanan pesawat asing yang terbang rendah di depan bangunan tersebut.

"Di dalam benda ini, dia akan menemukan jawaban nya." Ujar Kinaira kembali, kilatan cahaya berwarna kehijauan mulai nampak memenuhi angkasa ketika kawanan pesawat alien melancarkan serangan balik.

"Hanya dia yang bisa menghentikan invasi ini...,"

To Be Continued.

End Part Two.

Legion - Bloodlines legacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang