Tales of the Nine Tailed Fox.
"Mandala Shoryu Ken!!" Kobaran api kembali terlihat saat sebuah Reiki berkekuatan besar melesat dari sebuah kibasan pedang, pria bertopeng di halaman sebuah warehouse nampak mengangkat Katana milik nya.
Sebuah tombak terlihat di lengan lelaki tersebut, sebuah topeng yang nampak pecah di sisi kiri nya nampak menutupi wajah pria tersebut.
Sembilan pria bertubuh kekar nampak kembali bangkit setelah terkena beberapa jurus andalan sang pria bertopeng, beberapa bekas hantaman tinju nampak terlihat jelas di wajah para pengeroyok pemuda bertopeng tersebut.
Aliran gelombang reiki nampak kembali terlihat berputar di sekitar lelaki bertopeng di tengan kerumunan, sekilas bayangan rubah ekor sembilan kembali nampak di belakang lelaki tersebut, aliran reiki murni kembali melaju di sekitar pelataran luas darmaga sembilan dan berbelok menuju ke arah lelaki bertopeng.
"Bersiaplah, serangan kedua...," lelaki tersebut nampak berlari ke arah kanan dan kembali berputar ke arah tepian darmaga, sebuah gerakan dari Jutsu milik lelaki bertopeng nampak terlontar ketika tombak milik nya di kibaskan ke arah para pengeroyok nya.
"Ochiba No Jutsu, Mandala Shoryu ken!!" Aliran reiki tampak kembali berputar dan menyatu dengan udara di sekitarnya ketika sebuah hantaman gelombang kembali dilepaskan oleh lelaki tersebut.
Pelataran luas dermaga Sembilan kembali tersapu sebuah gelombang reiki yang menyerbu sekelompok innmates, sebagian besar tahanan nampak melayang ke berbagai arah ketika sebuah gelombang reiki mengenai tubuh mereka.
para tahanan manusia meta dari berbagai flat BIMA Containment berhasil melarikan diri ke arah pelabuhan metro international dimana sebuah yacht telah menanti kedatangan mereka.
"Sir Don, seorang pria bertopeng menghalangi Master." Seru seorang pria dari atas sebuah yacht yang bersandar tidak jauh dari tempat kejadian, pria di samping nya nampak melihat ke arah darmaga dengan sebuah teropong, dari balik teropong terlihat suasana di depan sebuah warehouse, beberapa orang pria nampak tengah bertarung melawan seorang pria bertopeng.
"Tunggu sepuluh menit, jika dia tidak berhasil, kita tinggalkan dia disini...," seketika mesin yacht nampak di hidupkan, propeler bagian belakang nampak berputar, menandakan kapal tersebit siap untuk berangkat.
Melihat sebuah yacht yang sedang bersandar di darmaga mulai menyalakan mesin, para innmates nampak berlarian memburu ke arah sebuah kapal yang akan membawa mereka menuju perbatasan.
Sebelum para tahanan manusia meta mencapai yacht, sebuah bayangan nampak melompat dari sisi kiri para innmates, pria bertopeng yang tengah memburu para tahanan nampak berdiri di antara darmaga dan para narapidana yang hendak berusaha melarikan diri.
"Kau...," seorang innmates mulai meradang ketika melihat seorang pria bertopeng berdiri dihadapan nya, sebilah pedang dan sebuah tombak nampak terhunus, dalam genggaman pria bertopeng di hadapan para tahanan kedua senjata milik nya nampak hidup, bersiap untuk melancarkan beberapa jutsu ke arah para innmates yang berada di hadapan nya.
"Aku yang menghadapi nya!" Seru seorang tahanan, lelaki tersebut nampak berlari ke arah pria bertopeng yang berdiri menghalangi jalan mereka menuju ke bebasan.
"Siapa nama mu, anak muda?" Tanya seorang tahanan, kepalan lengan sang pria nampak melepaskan beberapa butiran es, tiba tiba suasana sekitar darmaga nampak redup, udara dingin mulai memenuhi tempat tersebut.
Tora hanya menatap innmates dihadapan nya, Aliran hawa dingin nampak merayap menuju ke arah pundak pria tersebut, kedua tinju tahanan di hadapan Tora nampak membeku, sang pria nampak nya sedang memusatkan energi milik nya di kedua lengan nya.
"Nama ku, Ice Sculptor, pemahat Es, tahanan BIMA Containment nomor dua puluh dua...," ujar lelaki di hadapan Tora, dari arah pundak pria di hadapan Tora kembali terlihat aliran energi dingin berkumpul di kepalan lengan kiri nya.
Aliran udara dingin yang nampak membeku terlihat memanjang di lengan kiri pria tersebut, aliran udara dingin nampak berkumpul dan mencuat dari kepalan tangan nya hingga membuat sebuah bentuk tajam.
"Ice sculptor,pemahat es...,"
Sebilah pedang yang terbuat dari aliran udara dingin yang membeku nampak di lengan kiri pria di hadapan Tora.
Kedua senjata tajam nampak kembali beradu di area pelataran dermaga sembilan ketika dua pria bertemu di tengah lapangan luas tersebut.
"Aku tidak ada urusan dengan mu." Hembusan udara dingin nampak bergulung dari kedua belah telapak tangan pria di hadapan Tora, sebuah pedang yang terbentuk dari element es nampak tertahan oleh sebuah katana.
"Jika kau mau bertempur mati matian kita lakukan lain kali, jangan disini...," Dari balik topeng nya, Bayu menatap tajam ke arah lelaki dihadapan nya, lelaki di hadapan tora nampak menatap ke arah darmaga sembilan.
Sebuah Yacht nampak melepas sauh penambat kapal, perlahan kapal tersebut nampak mengambang menjauhi darmaga dan berbelok ke arah laut lepas.
Beberapa innmates nampak berlompatan ke air mencoba untuk meraih seutas tambang yang terjulur dari yacht tersebut.
"Kau sebaiknya pergi dari sini, anak muda...," sebuah dorongan dari ice sculptor membuat Tora ksatria rubah mundur beberapa langkah ke belakang.
Pria di hadapan Bayu nampak berlari ke arah yacht di ujung dermaga, hembusan hawa dingin masih nampak terlihat dari balik langkah kaki nya.
Sesaat pria tersebut nampak menghunuskan pedang es milik nya ke arah yacht tersebut, dengan sebuah pijakan pria tersebut nampak melayang di udara, pedang es milik nya nampak terhunus dan siap menebas buruan nya.
"Sir Don!! AWASS!!" Seru seorang kelasi ketika melihat seorang pria dengan pedang es di tangan melompat ke arah seorang pria gemuk yang tengah berdiri di anjungan.
Beberapa peluru nampak terlepas dari tiga buah pistol, laju peluru tersebut nampak mengarah kepada seorang pria yang tengah melayang di udara, beberapa peluru nampak menembus beberapa bagian tubuh pria tersebut.
Sesaat kemudian, sebuah teriakan terdengar, pria gemuk di anjungan nampak terdiam dan tiba tiba terjatuh, badan dan kepala pria tersebut nampak terpisah, noda berwarna kemerahan nampak menghiasi seluruh sisi dari sebuah pedang es.
"Kau!!" Beberapa pria berjas hitam nampak menembak kan senjata mereka ke arah ice sculptor, pria di tengah anjungan kembali menebaskan pedang es milik nya ke arah sekawanan pria berpakaian hitam.
Beberapa pria di hadapan nya mulai tumbang dengan beberapa bagian tubuh nampak terpisah, aliran udara dingin nampak kembali berkelebat di tengah anjungan tersebut.
Beberapa innmates nampak memanjat dinding besi yacht dari arah belakang kapal tersebut, seorang pria berpakaian hitam nampak terlempar ketika seorang innmates menghantam pria tersebut dengan sebuah bangku yang berada di hadapan nya.
Seorang innmates nampak berlari mendekati ice sculptor yang berada di tengah anjungan, dua buah pipa baja nampak berada dalam genggaman pria tersebut.
"Orang itu, membunuh seluruh keluarga ku, sembilan tahun aku menunggu untuk membalaskan dendam...," ujar ice sculptor, tetesan darah mulai nampak mengalir dari beberapa bagian tubuh nya, pria tersebut nampak berpegangan pada salah satu sisi anjungan.
Sebuah hantaman dari pipa baja nampak mendarat di belakang kepala ice sculptor, tubuh pria tersebut nampak tumbang setelah terkena hantaman dari sebuah benda tumpul.
Innmates di hadapan ice sculptor nampak mencengkeram kerah baju milik nya, dan dengan sekuat tenaga innmates tersebut melemparkan ice sculptor yang sudah tidak berdaya ke arah darmaga.
Alirah hawa dingin milik nya nampak sedikit sirna seiring dengan tetesan darah yang mengalir memenuhi lantai kasar darmaga sembilan.
"Sekarang, urusanku sudah selesai, kau boleh menangkap ku." Ujar ice sculptor sembari menatap tajam ke arah Tora, pria bertopeng di hadapan nya hanya terdiam.
Tora nampak terdiam di hadapan pria tersebut, nafas nya nampak tersengal, Tora tahu nyawa pria di hadapan nya hanya tinggal menunggu untuk meninggalkan tubuh dingin tersebut.
"Tujuan ku hanya ingin membalaskan kematian anak ku." Ujar ice sculptor sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legion - Bloodlines legacy
Fanfiction"Saat seluruh percikan petir berkumpul di suatu tempat untuk membela Hak pemegang Bloodlines" ujar Hideki dari balik istana Sakura. "Gundala Revolutions, Gundala Infantry, Gundala Emperor, bahkan percikan petir dari masa depan memilih untuk bertarun...