"Kita sudah menerima beberapa informasi tentang benda terbang yang jatuh di pinggiran Metro, dan kita sedang berusaha menyelidiki benda tersebut." Ujar Signal melalui saluran khusus Sancaka Space Net.
Sebuah Komunikasi mulai terhubung dengan BIMA Base, B.I.M.A atau Badan Intelejen Makhluk Asing/ Alien menghubungi Thunderlair untuk melaporkan insiden yang disebabkan oleh beberapa benda terbang tidak dikenal.
"Kira kira benda apa itu, Pak?" Tanya Anto penasaran, william hanya menghela nafas dan kembali berbaring di sebuah sofa yang terdapat di tengah ruangan pusat komando Thunderlair.
"Benda tak dikenal yang jatuh di beberapa tempat di kota Metro sudah kami evakuasi, beberapa pecahan dari benda tak dikenal masih berusaha kami kumpulkan untuk penyelidikan selanjutnya." Kembali signal berkata, sementara pak wahyu hanya menyimak pembicaraan mereka dari balik pintu lab Thunderlair.
"Agen lapangan BIMA sedang melakukan pembersihan di beberapa tempat, dan kami sudah menghubungi Badan Radiasi untuk segera turun dan menetralisir seluruh area yang terkena serpihan benda tak dikenal tersebut." Ujar Signal kembali. Beberapa pria dengan pakaian Hazmat nampak sedang membersih kan salah satu tempat kejadian, beberapa truk milik Badan Radiasi nampak terparkir di sepanjang jalan bebas hambatan tersebut.
"Semua nya ada tiga buah benda berbentuk segitiga, tiga buah benda terbang tidak dikenal." Ujar Anto sembari menatap layar monitor laptop milik nya. Jari jari nya kembali menekan sebuah keyboard di hadapan nya, sebuah tampilan dari Sancaka Space Center, mulai nampak di hadapan nya.
"Di singkat aja jadi UFO, To...," ujar Pak wahyu dari balik lab, Anto hanya tersenyum mendengar perkataan dari pria tersebut.
"Iya, UFO atau Un identified Flying Object, Objek terbang yang belum di kenal." Ujar Anto melanjutkan, layar monitor dihadapan nya menunjukkan beberapa gambar UFO yang tersebar di internet.
"BETA, istilah untuk orang lokal, Benda Terbang Asing." Kembali Pak Wahyu berkata, Pria tersebut masih sibuk menganalisa sebuah bahan campuran yang di gunakan di dalam sebuah obat bius yang pernah di gunakan oleh beberapa organisasi kejahatan sebagai media manipulasi genetik anggota mereka.
Dari balik Gundalium speeder, William hanya menyimak pembicaraan mereka, sembari sesekali menyeka kendaraan tempur milik Gundala.
William kembali melangkah menuju Battlepod yang berada di sisi Gundalium Lair, beberapa Armor milik Gundala Sayap Malam kembali terlihat dari balik sebuah kaca anti ledakan, Sejenak william sembari tersenyum menatap sebuah Armor yang sering di gunakan oleh nya, Ballistic armor.
"Ada laporan aneh dari Sancaka Space center ga, To?" Tanya william pada pria yang berada di depan framework kontrol utama Thunderlair, pria tersebut segera membuka sebuah jendela di dalam monitor besar di hadapan nya.
"Cuma ada beberapa Hacker newbie yang coba meretas sistem, Pak." Ujar Anto cepat, jari jari nya kembali mengetik kan beberapa perintah lewat sebuah konsol di layar monitor.
"Paling mereka cuma mau nge deface, Pak." Ujar Anto kembali berkata, william hanya menghela nafas dan melangkah menuju sebuah kursi panjang di sisi Thunderlair.
"Ada beberapa laporan dari Sancaka Space Center, peneliti disana mendapatkan beberapa anomali yang di tangkap satelit geo spherical, Gundala One." Jawab Anto sembari menekan beberapa tombol di monitor utama, beberapa hari sebelumnya pihak Sancaka Space center mendapatkan sebuah Anomali yang masih berupa spot.
"Aneh...," ujar William pelan sembari bangkit dari kursi panjang tersebut dan melangkah menuju ke arah monitor pusat ruangan tersebut, maintenance terakhir baru dilakukan bulan kemarin.
Beberapa Upgrade dan replacement beberapa komponen GundalaOne yang sudah rusak telah selesai dikerjakan oleh beberapa ahli dari Sancaka Space Center, bahkan posisi teleskop di GundalaOne sudah di upgrade hampir menyamai dengan teleskop Hubble milik NASA.
"Satelitnya rusak kali, Will." Seru Pak Wahyu dari dalam Lab, william hanya mengangkat bahu nya dan kembali menatap ke arah monitor tersebut.
William kembali melakukan Analisa terhadap satelit GundalaOne, beberapa pertanyaan masih hadir dalam benak nya, bagaimana cara nya benda tersebut dapat melewati atmosfir bumi tanpa terdeteksi oleh satelit milik nya.
Dari balik pintu Lab, Terlihat Pak Wahyu sedang sibuk meng analisa sebuab zat campuran izethanol, sebuah obat bius yang dapat merubah sistem genetika seorang manusia jika digunakan secara terus menerus.
"Benda sebesar itu seharusnya bisa di dikenali dari jarak ribuan kilometer sebelum memasuki atmosfir bumi, Pak Will." Jawab Anto, Anto kembali membuka beberapa berkas laporan yang berada di database Sancaka Space Center.
"Kira kira apa yang membuat benda itu tidak bisa terdeteksi oleh Gundala one?" Tanya William, Anto kembali menekan beberapa huruf di sebuah keyboard.
"Cloaking system, system pertahanan milik benda asing tersebut, atau mungkin badai matahari, atau mungkin gangguan magnetik, atau...," Ujar Anto, William hanya menghela nafas panjang sembari menggeser beberapa panel jendela di layar monitor yang berada di Pusat Komando.
"Banyak sebab akibat will." Ujar Pak Wahyu yang baru saja melangkah keluar dari lab, Pak Wahyu masih mengenakan pakaian hazmat, beberapa selang besar dan topeng masih menempel di tubuh nya.
"Ganteng pak." Ujar Anto saat melihat tubuh pak wahyu yang masih tenggelam di balik pakaian riset tersebut.
"Jangan ngeledek ,To...," ujar Pak Wahyu sembari melepas pakaian hazmat yang masih menempel di tubuh nya, beberapa botol kecil yang berisi cairan berwarna kemerahan dan cairan berwarna hijau ada dalam genggaman nya.
"Maksud ku, sebab benda itu tidak dapat terdeteksi oleh Gundala One...," Ujar Pak Wahyu sembari menyeduh segelas kopi yang terdapat di meja panjang.
"Di sebab kan karena ada nya Faktor X, atau sebuah sebab yang belum dapat dikerahui." Jawab Pak Wahyu, Anto kembali melangkah menuju sofa besar yang berada di seberang meja Komando dan berusaha untuk terlelap sejenak.
"Kita harus menunggu hasil analisa dari BIMA." Ujar Anto sembari menutup laptop miliknya yanv berada di sebuah meja di samping sofa, William melangkah mendekati Pak Wahyu yang sedang menyeduh segelas kopi dengan air panas.
"Sebenarnya aku masih penasaran...," ujar William sembari mengambil segelas kopi panas di atas meja.
"Kebiasaan mu, Will...," seru pak wahyu saat melihat kopi yang diseduh oleh nya diambil, William hanya sedikit menganggukan kepala dan kembali menuju ke monitor utama.
"Jadi hasil analisa izethanol mau di babar sekarang apa nanti saja?" Ujar Pak Wahyu, william kembali membuka beberapa jendela di layar monitor utama.
"Nanti saja pak, ini dulu...," ujar William sembari membuka beberapa rekaman cctv yang berada di beberapa ruas pintu tol, william menggerakan sebuah timeline di bagian bawah cctv kontrol dan mencoba melihat rekaman beberapa jam sebelum nya.
"Yowes, kalo begitu, aku pulang dulu yaj." Ujar Pak wahyu sembari mengenakan sebuah long coat yang tergantung di sisi ruangan tersebut.
"Ga ngopi dulu pak?" Tawar William pada pak wahyu yang berjalan mendekati sebuah lift.
"Ga, nanti kau ambil lagi..." seru Pak wahyu sesaat sebelum pintu elevator tertutup, sebuah pod terlihat bergerak ke atas menuju sebuah ruangan di dalam wisma sancaka.
Malam yang tenang, tidak ada tindak kejahatan yang serius, tidak ada ancaman dari psikopath bertopeng, tidak ada ledakan dan kebakaran yang diakibatkan oleh sebuah pertarungan, William kembali melangkah menuju Battle pod yang terlihat berjajar di samping Gundalium Speeder,sejenak William menatap Battle pod di samping kendaraan tersebut dan melangkah ke arah Ballistic armor yang berada di dalam salah satu kontainer.
Sebuah Armor berwarna hitam pekat nampak berdiri di balik sebuah kontainer berbahan baja, William menempelkan telapak tangan nya pada sebuah permukaan kaca yang menutupi battlepod.
"..Ayah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Legion - Bloodlines legacy
Fiksi Penggemar"Saat seluruh percikan petir berkumpul di suatu tempat untuk membela Hak pemegang Bloodlines" ujar Hideki dari balik istana Sakura. "Gundala Revolutions, Gundala Infantry, Gundala Emperor, bahkan percikan petir dari masa depan memilih untuk bertarun...