Quality Time

43 34 10
                                    


O1. Quality Time

***

Pagi-pagi sekali Tari sudah sampai di sekolah. Ia ingin menghindari Antara yang pasti akan menjemput. Panggilan dan pesan dari Antara tidak ia ladeni sejak semalam. Entah apa yang ada di benak pemuda itu, Tari juga sudah bingung.

Gendis, gadis itu seperti orang yang harus di nomor satukan untuk Antara. Dua orang itu tidak sekalipun menjaga jarak. Bahkan saat ada Tari dan Sama, terlihat sama saja. Kadang Tari ingin bertanya pada Saka, mengapa Saka masih terus mempertahankan hubungan dengan Gendis.

Tapi bukankah itu sama saja bertanya pada dirinya sendiri? Mengapa ia juga tetap bertahan dengan situasi yang terus melukai dirinya sendiri?

"Pagi amat Tar udah di sekolah," seseorang menyapanya, membuyarkan lamunan Tari.

"Eh iya kak," Tari menggeser tubuhnya sedikit, membiarkan cowok itu berjalan bersamanya.

"Makin lancar aja OSIS tahun ini karena lo sama Eja yang pegang," Aman berbicara santai.

"Tahun kakak kemarin juga bagus. Aku sama Eja banyak belajar sama Kak Aman."

"Bisa aja lo. Sama Antara juga makin lancar aja hubungannya," Aman terkekeh geli.

"Lancar di jadiin yang kedua maksud gue," Aman tertawa lagi.

Tari menoleh, bagaimana Aman bisa tau? "Emang kelihatan?" Tari bertanya dengan polosnya.

"Enggak Tar. Cuma Antara itu kan temen gue dari SMP, lo juga tau kan? Dia deket sama Gendis dari dulu."

"Mereka kan temenan," balas Tari cepat.

Keduanya terus melangkah di tengah keadaan sekolah yang masih sepi. Tari merasa canggung dengan pembahasan ini, rasanya ingin cepat-cepat sampai ke kelas dan menghindari Aman.

"Waktu awal lo jadian sama Antara gue aja kaget. Kagetnya, kenapa dia gak jadian sama Gendis. Dari SMP nempel terus."

"Gue gak maksud ngomporin ya. Tapi kemarin gue lihat lo nangis karena mereka. Kenapa lo gak bilang kalo lo udah ada janji sama Antara?"

Tari menggaruk lehernya yang sama sekali tidak gatal, sedangkan Aman terus memperhatikannya sejak tadi. "Gak usah di jawab, ke kelas duluan sana," ucap Aman lagi.

"Iya, aku duluan ya kak," tak butuh waktu lama setelah mengatakan itu. Tari segera melangkah cepat dan buru-buru pergi ke kelasnya.

Apakah Aman berhak ikut campur dalam hubungannya bersama Antara? Aman sepertinya luwes saat membicarakan perihal ini. Ucapan Aman memang tidak ada yang salah, semuany fakta. Dan Aman tidak bermaksud menghasut Tari untuk mengakhiri hubungan dengan Antara.

Hanya Tari yang tidak terima saat Aman mengatakan semuanya. Padahal ia juga sudah tau, harusnya tidak terus berada di dalam hubungan yang seperti ini. Tari sudah terbiasa bersama Antara lebih dari satu tahun ini, rasanya sulit untuk mengakhiri hubungan hanya karena Gendis.

"Loh tumben kamu bel," Tari menemukan Abel sudah lebih dulu di kelas. Gadis itu tampak memainkan ponsel di bangkunya.

"Nyoba motor baru, jadi dari pagi ke sekolah."

AntariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang