18. Be Happy***
Antara tidak mematikan mesin mobilnya saat sudah sampai. Ia melihat yang lainnya sudah turun untuk mengangkut barang-barang ke dalam, kecuali Tari yang masih tertidur pulas. Gadis itu baru saja tidur, Antara tidak tega membangunkannya. Jadi Antara biarkan saja Tari dulu, biar barang-barang milik Tari ia yang urus.
"Tari belum bangun?" Abel bertanya saat Antara mengambil tas milik Tari. Cowok itu mengangguk menanggapinya.
"Mau gue bangunin?" tanya Abel lagi.
"Gak usah Bel, nanti gue. Kasian dia baru tidur. Duluan aja ke dalem, sekalian tanya pembagian kamar sama Iqbal."
Abel mengacungkan jempol pada Antara, kemudian ia lebih dulu masuk.
Antara melihat Gendis yang masih menurunkan tasnya. Maniknya mengarah pada Saka yang juga sedang membawa barang Gendis yang lain. Gadis itu cukup banyak membawa barang.
"Sini Ndis, kamu masuk aja duluan," Antara ingin mengambil alih tas Gendis, tapi gadis itu menghindari tangannya.
"Udahlah gak usah. Urusin aja yang lain," balasnya acuh tak acuh.
Antara mengernyit, tidak biasanya Gendis seperti ini. "Kamu kenapa?"
"Males aku jalan-jalan gini. Kitanya gak ada waktu bareng," ucap Gendis lagi. Tatapannya berubah sendu, tapi Gendis tidak menatap Antara.
"Gak boleh gitu ah. Udah sana masuk, tanya kamar sama Iqbal biar bisa istirahat. Nanti sore kan mau jalan-jalan lagi."
Tanpa kata lagi, Gendis segera masuk ke dalam lebih dulu. Antara juga ikut masuk seraya membawa barang milik Tari. Sikap Gendis mengganggu fikirannya. Antara terlalu khawatir pada sahabatnya itu. Gendis tidak terlihat senang sejak awal perjalanan.
"Kamar udah di bagi ya. Pokoknya gue sama Antara. Kamar yang ada dua kasur di atas buat Dimas, Riki, sama Saka. Sisa dua kamar lagi, buat yang cewek. Nah bagi aja kalo itu, gue gak tau," jelas Iqbal.
"Gue sama Thea," ucap Gendis.
Gendis langsung menarik Thea ke kamar yang Iqbal tunjuk. Sungguh, ia tidak mood siang ini. Banyak hal-hal yang ada di benak Gendis sejak tadi. Gendis terlalu banyak mengandai. Andai Saka tidak ikut, andai ia hanya liburan berdua dengan Antara, dan banyak lagi. Harusnya memang Gendis tidak seperti itu. Bukankah menikmati suasana itu lebih baik daripada harus banyak mengeluh?
Lagipula, Saka bukan pacar yang buruk. Cowok itu tidak pernah memperlakukan Gendis seperti Antara memperlakukan Tari. Salahkan saja Gendis yang terlalu banyak menuntut.
"Tari mana An?" tanya Saka saat melihat sekitar.
Dan semuanya baru sadar kecuali Abel, jika Tari belum bergabung bersama mereka.
"Gue susulin dulu. Dia di mobil masih tidur. Baru tidur dia, kasian kalo di bangunin."
"Bangunin aja biar tidur di kamar. Bel ke kamar lo sana, tidur. Ntar sore mau jalan-jalan kita," ucap Iqbal pada Abel.
Antara segera ke mobil lagi. Di lihatnya wajah damai itu masih tertidur pulas. Antara langsung mematikan mesin mobil dan mulai membangunkan Tari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antari
Teen FictionLebih dari satu tahun berpacaran dengan Antara membuat Gantari terus memfokuskan diri pada lelaki itu. Gantari menjadikan Antara pusat dunianya, terus berusaha menjadi satu-satunya gadis yang mampu membuat Antara tertawa lepas. Hingga titik ini, han...