Between Us

13 8 1
                                    


10. Between Us

***

Sudah tengah malam, tapi Antara belum juga bisa tidur. Baterai ponselnya sudah habis, jadi Antara memutuskan untuk mengecas ponsel dan segera tidur. Tapi sampai sekarang Antara belum juga dilanda rasa kantuk.

Saat di rumah Tari tadi, Gendis meminta Antara untuk mengantarnya sebentar ke tempat nasi goreng. Gendis bilang orang tuanya belum pulang, sedangkan ia dan Chiko sangat lapar. Antara tau Gendis tidak berani mengotak-atik dapur saat sedang sendiri di rumah. Tapi akhirnya Antara memesan makanan melalui online, dan menyuruh kurir mengantarkannya ke rumah Gendis.

Rasa khawatir itu muncul terus sejak tadi. Antara sangat ingin kesana membawa makanannya langsung. Tapi Antara tidak mau Gendis terus-menerus bergantung padanya. Mengapa juga Gendis tidak menelpon Saka saja, itu yang Antara fikirkan.

"An, udah tidur?"

Suara Cindy terdengar dari luar kamar, Antara segera menyahut dan membuka pintu.

"Belum, kenapa? Kirain udah tidur juga."

Cindy menyerahkan ponselnya, membuat Antara mengernyit.

"Gendis bilang hp kamu gak aktif, ada yang mau dia omongin katanya. Dia katanya mau nelpon dari sini, pake hp aku aja dulu kalo hp kamu abis batre. Kalo udah panggil aja ya."

Antara segera mengambilnya. Setelah Cindy keluar, panggilan dari Gendis datang lagi. Ia segera mengangkatnya.

"Kenapa? Kok kamu belum tidur?" tanya Antara dari balik layar ponsel.

"Besok aku bisa minta susul An? Aku sama Saka lagi berantem. Gak ada yang anter aku besok, aku bingung ke sekolah gimana."

"Iya besok aku jemput, tunggu aja. Aku matiin dulu ya? Takut Kak Cindy mau pakai hpnya," Antara segera mematikan panggilan ponselnya sepihak.

Gendis tidak bisa bawa kendaraan. Terakhir kali Antara ajarkan Gendis naik motor, tapi gadis itu jatuh dan tidak mau belajar lagi. Mama Gendis juga tidak bisa bawa kendaraan. Sebenarnya Gendis bisa saja memakai jasa supir atau berangkat bersama dengan ayahnya, tapi ia tidak mau entah karena apa.

Yang pasti, Gendis terbiasa berangkat kemana-mana dengan Antara sejak dulu. Bahkan saat Antara baru bisa naik motor, ia selalu minta di bonceng oleh Antara. Semuanya tetap sama saat Antara maupun Gendis beranjak remaja. Gendis tetap sama, ia selalu nyaman saat Antara yang ada di sampingnya.

***

"Gue ke kelas IPS dulu ya, mau ngambil duit. Lo ke kelas duluan aja," ucap Abel.

Tari mengiyakan, membiarkan Abel menyelesaikan urusannya. Hari ini Tari menjemput Abel menggunakan motor, lalu keduanya berangkat ke sekolah bersama.

Sorakan dari siswa kelas Antara terdengar jelas. Banyak dari mereka yang berdiri di pos satpam saat mobil baru milik Iqbal masuk ke area sekolah menuju parkiran. Karena penasaran akhirnya Tari juga ikut mengamati dari kejauhan. Mobil baru Iqbal memang bagus untuk ukuran siswa SMA kelas sebelas.

Jadi tidak heran jika teman-teman sekelasnya seperti antusias ingin melihat.

"Siapa tuh?" Abel ternyata sudah berdiri di sampingnya sejak tadi.

AntariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang