19. Truth or Dare***
Sudah puas mereka berenang hingga sore hari. Kali ini para gadis sedang mengoles mentega pada jagung dan juga sosis. Nanti malam rencananya akan bakar-bakaran. Tidak ada rencana seperti ini pada awalnya. Tapi tadi Iqbal meminta penjaga vila untuk membeli ini semua.
Iqbal juga memasang terpal di area dekat kolam renang. Mereka akan menggunakan tempat itu nantinya.
"Jangan banyak-banyak, nanti gak habis sayang. Ini sosisnya masih banyak soalnya," ucap Tari.
Abel melihat banyak sosis yang belum di buka, kemudian ia mengangguk menyetujui ucapan Tari. "Coba, ini cukup gak? Woi yang laki coba liat dulu."
Dimas dan Riki mengangguk saat melihat tempat yang Abel pegang.
"Yaudah segitu aja dulu, kalo kurang nanti tinggal oles lagi," ucap Antara.
"Sekarang terserah mau ngapain dulu. Mulainya nanti aja agak malem, jadi seru. Kalo mulai sekarang jam 9 mah udah tidur," ucap Antara lagi.
Antara segera duduk di samping Tari, melihat Tari yang masih mengoleskan beberapa jagung lagi. Antara memandangi cara telaten gadisnya itu. Maniknya ikut bergerak saat Tari mengubah posisi menjadi duduk di lantai.
"Kok ke lantai Tar, sini lah duduk," Antara menepuk tempat kosong di sebelahnya.
"Mau beresin ini dulu sebentar," balas Tari, masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Gue ke kamar dulu ya, mau mandi,' ucap Dimas. Tak lama dari itu Riki menyusul.
Mereka pergi dari sana satu persatu. Saka dan Gendis yang entah kemana. Abel dan Thea ke dapur untuk membereskan piring, lalu Iqbal yang ikut pergi ke kamarnya. Tersisa Antara dan Tari, dua orang itu saling menatap dengan senyum masing-masing.
"Kenapa liatin aku gitu?" tanya Tari.
"Kita kayak lagi simulasi berumah tangga ya. Jarang-jarang liat kamu pakai baju santai gini," Antara menggodanya. Cowok itu merangkul bahu Tari mesra, seolah memperagakan apa yang baru saja ia ucapkan.
"Aneh-aneh aja kamu nih. Awas ah pengen ke kamar," ucap Tari memaksa.
Namun Antara tidak membiarkannya. Tangannya bergerak menghadang Tari untuk berdiri, hingga akhirnya gadis itu jatuh di pangkuannya. Detik selanjutnya Antara langsung memeluk pinggang Tari erat.
"Cie gak bisa kemana-mana," bisiknya, kemudian terkekeh.
Tari memukul pelan lengan Antara. Dan pada akhirnya Tari tidak bisa beranjak dari sana. Antara memeluknya dalam pangkuan. Bagaimana bisa Tari pergi dari pacarnya ini?
"Awas kalo ada yang liat ya. Kata Iqbal tuh zina," ucap Tari. Maniknya mengawasi sekitar, takut temannya yang lain melihat.
Antara menarik tubuh Tari untuk berbalik. Saat wajah mereka bertemu, Antara langsung mengecup ringan bibir Tari. Benda kenyal itu sekilas menempel pada bibir Tari. Gadis itu refleks memejamkan matanya dan memegang lengan Antara yang hinggap di pipi kanannya.
"Kalo gini zina?" tanya Antara saat wajahnya mulai sedikit menjauh.
Tari membuka matanya perlahan, kemudian langsung menutup wajah Antara dengan kedua tangannya. "Mesum mesum mesum kamu ya!" ucapnya greget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antari
Teen FictionLebih dari satu tahun berpacaran dengan Antara membuat Gantari terus memfokuskan diri pada lelaki itu. Gantari menjadikan Antara pusat dunianya, terus berusaha menjadi satu-satunya gadis yang mampu membuat Antara tertawa lepas. Hingga titik ini, han...