Desserve Better

7 1 0
                                    


25. Desserve Better

***

Tari buru-buru menuruni tangga saat sang bunda memanggil dari arah dapur. Wanita paruh baya itu baru saja pulang kerja, ayah Tari juga terlihat sedang makan bersama Shara.

"Abel udah dateng ya?" tanya Tari, ia sudah siap untuk pergi makan bersama Abel malam ini.

"Di depan dia, udah dateng. Aku suruh masuk gak mau. Langsung jalan aja sana, dia udah nunggu," ucap Shara.

"Ada uang dek?"

"Ada kok, aku jalan dulu ya ayah. Dadah semua," ucap Tari dengan senyum sumringah.

Setelah kemarin galau seharian, Tari memutuskan untuk menerima ajakan Abel. Gadis itu tidak mau berlarut dalam kesedihan. Tari mulai membuka fikirannya, mendengarkan setiap nasihat dari teman-temannya. Tari punya tekad kuat untuk melupakan Antara. Yang pasti, ada usaha untuk semua itu.

"Lama banget lo. Jalan sama gue aja mau dandan-dandan," gerutu Abel saat Tari mulai masuk ke dalam mobil.

"Kamu baru dateng aja Bel, banyak omong kamu nih," balas Tari.

Abel memutar bola matanya malas, kemudian langsung menjalankan mobilnya. Abel diam-diam melirik Tari yang duduk dengan tenang. Setidaknya Tari terlihat lebih baik, Abel lega akan hal itu. Setelah kemarin Abel berusaha membujuk Tari untuk pergi keluar bersama, akhirnya baru mendapat jawaban sekarang.

Maka dari itu Abel tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Abel berniat membuat Tari menjadi lebih baik dengan jalan-jalan. Kalaupun hari ini Tari minta di traktir oleh Abel, ia akan lakukan.

"Lo mau kemana Tar? Gue mau nyupirin lo doang," ucap Abel bercanda.

"Mau ke toko buku, cuma pengen liat aja sih. Tapi gak usah deh, makan aja. Terserah kamu deh."

"Mau beli buku berapa emang? Kalo satu gue beliin," kalimat Abel segera membuat Tari menoleh, kemudian Tari tersenyum tipis.

"Satu aja," balas Tari menerima tawaran Abel.

"Yaudah kalo satu ntar gue beliin. Tenang-tenang, ada Abel semua aman," ucap Abel bangga seraya menunjuk dirinya sendiri.

Tari terkekeh pelan. Dua orang itu kemudian kembali pada fikiran masing-masing. Hingga setelah kurang lebih 15 menit, mereka sampai ke tempat tujuan. Abel mencari parkir, kemudian langsung turun bersama Tari.

Malam ini terlihat lumayan ramai. Banyak yang datang ke mall untuk belanja atau hanya sekedar lihat-lihat saja. Banyak juga yang sepertinya ingin pacaran, terlihat dari mereka yang datang hanya berdua.

"Mau ke toko buku dulu nih?"

Tari mengangguk. "Iya kesitu dulu ya, baru makan. Terus aku temenin kamu deh kalo ada yang mau kamu liat."

"Oke sip, ayo Tar," ajak Abel.

Dua gadis itu berjalan dengan santai sembari mengobrol ringan. Tari seolah lupa dengan masalah yang ia hadapi akhir-akhir ini. Kaki jenjangnya melangkah ringan tanpa beban. Begitu juga dengan bibirnya yang tak sungkan mengukir senyum serta tawa yang terdengar enteng.

AntariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang