17. On The Way***
Shara membantu Tari membereskan rantang makanan yang belum di tutup. Pagi ini Tari siap untuk jalan-jalan bersama Antara dan yang lainnya. Tasnya sudah siap, Tari juga sudah siap jika di susul sekarang. Tinggal dua rantang plastik berisi nasi dan lauk pauk yang belum di tutup karena tadi masih panas.
"Hati-hati disana. Uang jajan dari bunda udah di kamu kan? Bunda juga titip buat Abel, kasih ke Abel."
"Iya tenang aja teh. Nah udah beres, bantuin bawa ke depan ya. Ini soalnya mau di bagi. Satu buat mobil sebelah, satu buat di mobil Antara," ucap Tari seraya membawa tasnya ke teras rumah.
Baru saja keluar rumah, suara mesin mobil Antara sudah terdengar. Ah Tari salah, ada dua mobil di depan gerbang rumahnya.
Antara lebih dulu turun. Cowok itu membuka bagian belakang mobil lalu menghampirinya. "Sini tas kamu, aku naikin," ucapnya seraya menatap Tari.
Buru-buru Tari mengambil tasnya, lalu memberikan kepada Antara. Shara ikut membantu membawa rantang berisi makanan. Gadis itu memberikan rantang yang pertama kepada Abel yang sudah ada di dalam mobil. Lalu ia berjalan ke mobil Saka, akan memberikan rantang sisanya.
Shara mengetuk kaca mobil, kemudian menunggu mereka yang di dalam untuk membuka.
"Sorry kak," ucap Saka tidak enak.
"Gak papa. Ini buat makan di jalan. Hati-hati ya," Shara memberikannya pada Gendis, kemudian mundur beberapa langkah.
"Wih kakaknya Tari cantik banget," celetuk Riki. Cowok itu kemudian menyengir saat Shara menatapnya sambil tersenyum.
"Makasih," balas Shara, senyumnya terus mengembang.
Antara membereskan mobilnya agar barang bisa muat semua. Dimas segera mengambil posisi di belakang, Tari dan Abel di tengah. Lalu Iqbal di kursi depan bersama Antara.
Tari membuka kaca mobil, kemudian melambaikan tangan pada Shara yang masih di luar rumah menunggu mereka semua berangkat. "Jaga rumah teh, aku jalan dulu ya," teriaknya, bersamaan dengan Antara yang melajukan mobil perlahan.
***
Sudah mulai siang, mereka hampir sampai. Tapi Saka mengusulkan untuk mencari rest area dan makan lebih dulu. Makanan dari Tari belum ada yang menyentuh. Maka dari itu Saka bilang lebih baik mereka makan dulu. Jadi sampai vila bisa langsung main disana.
Mobil Antara mendapat parkir lebih dulu. Kemudian cowok itu turun dan melambaikan tangan dari kejauhan, bermaksud untuk memberitahu Saka jika ada tempat parkir kosong di sebelah mobilnya.
"Itu Gendis tumben gak rewel," ucap Abel, kemudian terkekeh pelan.
"Jangan gitu lo bel, ghibah aja lo," sahut Iqbal.
"Ada pacarnya, yakali dia mau nempel-nempel sama Antara. Kalo sampe masih begitu berarti dia gak ada otak," ucap Abel lagi.
Saat Antara kembali masuk mobil, mereka semua diam. Antara mematikan mesin mobil, kemudian membuka kaca-kaca mobil. "Ayo makan dulu, buka makanannya Tar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antari
Teen FictionLebih dari satu tahun berpacaran dengan Antara membuat Gantari terus memfokuskan diri pada lelaki itu. Gantari menjadikan Antara pusat dunianya, terus berusaha menjadi satu-satunya gadis yang mampu membuat Antara tertawa lepas. Hingga titik ini, han...