Terlalu Berharap

26 19 4
                                    


05. Terlalu Berharap

***

Tari terbangun oleh suara lagu dari kamar kakaknya. Masih pagi seperti ini sudah berisik, padahal ini hari libur. Gadis itu mengambil headset lalu dengan cepat memakainya, berharap bisa kembali tidur oleh lagu yang ia pilih.

Bibirnya bernyanyi tanpa suara. Dengan mata terpejam, Tari masih menikmati lagu yang ia putar.

"Coba tanyakan lagi pada hatimu. Apa sebaiknya kita putus atau terus .."

Tari membuka matanya lebar-lebar. Ia langsung mematikan lagu dari ponselnya.

"Kenapa aku jadi dengerin lagu ini," Tari menepuk dahinya.

Lagu itu sudah sering Tari putar karena enak di dengar. Tapi pagi ini ia seolah tidak terima saat mendengarkannya. Seolah itu adalah perintah halus untuk kembali mempertimbangkan hubungannya dengan Antara yang sedang tidak baik-baik saja.

Tari segera membereskan kamar dan turun ke bawah. Di lihatnya sudah sepi. Karena ini hari Sabtu, orang tuanya akan tetap bekerja.

Tari duduk di meja makan, tapi ia tidak makan. Gadis itu sibuk dengan pikirannya sendiri. Tari kefikiran dengan Gendis, ia salah menilai Gendis. Akhir-akhir ini Gendis seperti menunjukkan sikap aslinya. Tidak ada lagi senyum ramah atau sapaan hangat saat pertama kali mereka bertemu.

Saat mereka bertemu, Gendis hanya memasang wajah biasa dan membosankan. Seolah Tari adalah makhluk yang tidak di inginkan berada dekat dengannya. Tidak hanya itu, Gendis juga tak segan mengobrol atau terlihat mesra bersama Antara saat di depannya.

Tari juga bingung. Dia yang bodoh, Gendis yang memang menyukai Antara, atau Antara yang pura-pura tidak peduli?

***

Shara tergesa-gesa menuruni tangga rumah. Shara sudah terlambat menemui teman-temannya. Hari ini ia akan datang ke ulang tahun teman sekaligus reuni SMA. Cewek itu melirik Tari yang duduk manis sambil menonton tv.

"Aku jalan dulu ya. Mba lagi di belakang nyuci, pintu aku tutup ya."

Tari mengangguk sebagai jawaban. Di hari libur seperti ini biasanya Tari memang hanya di rumah. Tari jarang keluar rumah untuk hal-hal tidak perlu. Kecuali kalau ada yang mau mentraktirnya, Tari akan langsung ikut.

"TARI INI TEMENMU DI DEPAN," Shara berteriak dari teras rumah.

Gadis itu mengecilkan volume tv, kemudian bergegas keluar rumah untuk memastikan siapa yang datang. Tari melihat Shara yang sudah pergi dengan mobil, dan ternyata Saka yang datang. Pantas saja Shara tidak menyebutkan nama, Shara tidak mengenali Saka.

"Ngapain Sak?"

Tari berdiri di ambang pintu, tidak membiarkan Saka masuk atau duduk. Ia sedang berdua saja dengan pembantu di rumah, tidak terlalu sopan jika Saka ia izinkan masuk.

"Ayo ikut gue," Saka meraih tangannya.

"Mau kemana dulu?" tanya Tari seraya menahan untuk tidak ikut melangkah bersama Saka.

"Ke rumah Gendis. Jelasin ke dia yang kita berangkat kemarin itu karena gak sengaja. Gue salah Tar kemarin udah buat dia malu karena mutusin dia di depan lo sama Antara."

AntariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang