Arabella Part 1

9.1K 496 3
                                    


"Hei baby, ayah kamu nelfon" seorang pemuda berjalan mendekat ke arah gadis yang berbaring nyaman di ranjangnya.

"Ngapain orang tua itu telfon Ara?" Gadis cantik bernama Serena Arabella itu bertanya malas pada kakak angkatnya, Malvian Ozzarel.

Ara mengalihkan pandangan dari laptop.

"Shutt.. Jangan gitu" peringat Vian membuat Ara berdecak kesal.

Saat ini Ara sedang berbaring di ranjang milik Vian. Kemudian, Ara beranjak menuju pintu dan berlalu pergi meninggalkan Vian menuju kamarnya yang terletak di samping kamar Vian.

Di dalam kamar, Ara langsung menelfon balik orang yang tadi dia sebut 'orang tua'

"Ada apa?"


"Pulang kamu"

"Buat?"


"CEPAT PULANG!!!"

"Hmm"

Ara menghela nafas pelan kemudian mengambil jaket dan topinya yang dia sampirkan di gantungan belakang pintu.

Ara berjalan keluar dari kamarnya. Di bawah, Ara melihat Vian sedang berbincang dengan seseorang.

"Bang Vian, Ara pulang dulu" Vian menoleh pada Ara. Sedangkan orang yang tadi diajak bicara pamit untuk pergi.

"Cepet banget?" tanya Vian sambil menatap Ara bingung, lelaki itu mendekat pada Ara dan mengelus kepala Ara sayang.

Inilah sifat yang membuat Ara sangat menyayangi keluarga angkatnya. Bukan hanya kakaknya, namun seluruh keluarga angkatnya memperlakukan Ara layaknya seorang puteri dari sebuah kerajaan. Berbeda dengan keluarga kandungnya yang tidak sehangat dulu.

"Iya bang. Biasa..." Ara berkata dengan malas, Vian mengangguk dan memberi senyuman yang membuat Ara lebih tenang.

"Yaudah hati-hati"
"Hmm"

Ara menuju motor sportnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di sebuah rumah, Ara langsung masuk namun dia disambut sebuah tamparan dari orang yang berstatus ayah nya.

Plak'

Ara hanya meringis sedikit sambil mengelus pipinya yang terasa panas dan kepalanya yang mendadak pusing.

"Kenapa kamu bully dia lagi? Apa kamu tidak punya hati. Apa ayah terlalu memanjakan kamu, Rena?" Ara menoleh untuk menatap ayahnya dan memandang lelaki di depannya tak percaya.

Gibran menampar Ara tidak main-main sampai membuat sudut bibirnya berdarah. Bahkan dia sampai mimisan, bukan karna tamparan tapi karna penyakitnya kambuh Tumor Otak. Letak tumor itu sendiri berada pada Lobus Temporal hingga penderita bisa mengalami hilang ingatan ketika kondisi seseorang cukup parah.

Dia memiliki penyakit ini semenjak kelas 2 SMP. Bisa dihitung bahwa dia menderita Tumor Otak selama 3 tahun. Ya, Ara sekarang baru menjadi siswi kelas 11 SMA. Sedangkan kedua kakak kembarnya kelas 12 SMA.

Dia tidak pernah memberitahu tentang penyakit itu pada keluarga kandungnya, dalam artian dia menyembunyikannya.

"RENA!!!" pekik Dinsa tertahan. Sebagai seorang ibu, tentu dia akan merasa khawatir ketika melihat anaknya tidak baik-baik saja.

Apalagi Dinsa pertama kali melihat Ara mimisan, dan darahnya begitu banyak.

Namun sang ayah tidak memperdulikan Ara. Gibran sudah menutup mata. Ara mengusap darah yang mengalir dari hidungnya dengan kasar. Gadis itu terkekeh sinis...

"Siapa yang membully dia? Rena tidak melakukan apapun" tanya Ara sambil menujuk ke arah seorang gadis berkacamata namun cantik yang sedang dalam dekapan kedua orang tuanya.

Dia. Silvia maurer, sepupu sekaligus orang yang menanamkan bibit-bibit kebencian kepada ayah dan bundanya. Hasutan dan segala cara telah Via lakukan supaya Gibran, Dinsa, Rey, dan Rafael membenci Ara.

"No! Via bilang kamu sudah membully dia dengan mengurungnya di gudang" sanggah Gibran pada Ara.

"Daddy doesn't trust me anymore!! Kita sudah sering berdebat karena masalah konyol ini. Padahal Rena udah bilang sejujur jujurnya. Rena kecewa sama Ayah! Dari waktu pertama kita debat, Rena mengusulkan untuk melihat CCTV sekolah namun mereka selalu menghasut Ayah untuk tidak percaya kepada Rena" ucap Ara sambil menunjuk keluarga Via.

"Dalam sebuah keluarga harus ada yang namanya kepercayaan. Misal kalau ayah menusuk bunda dan Rena melihat itu. Tetapi saat Rena mencabut pisau, polisi datang. Lalu siapa yang bisa dipercaya saat polisi melihat Rena memegang pisau dan ayah melakukan pembelaan? Semua tindakan perlu bukti, Yah" tanya Ara menggebu gebu. Semua orang terdiam termasuk sang Ayah.

"Rena nggak kuat di sini. Rena mau pergi ke tempat orang yang benar-benar sayang sama Rena. Tanpa ayah ketahui, ada sebuah keluarga yang mengangkat Rena menjadi anak perempuan satu-satunya dan memberikan kasih sayang melebihi kasih sayang kalian. Rena permisi" ucapan Ara membuat Gibran dan Dinsa selaku orang tuanya mematung.

Hati Gibran dan Dinsa seolah ditusuk tusuk belati, mereka sangat berhati-hati dalam menjaga Ara dari bayi sampai sekarang. Kini hanya karena masalah sepele Gibran bahkan melakukan sesuatu yang tidak pernah terfikir pada kehidupannya.

Yang lebih menyakitkan ketika anaknya membedakan kasih sayang orang lain yang lebih besar daripada dirinya.

Rena atau Ara keluar mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Meskipun dia merasa sangat sangat pusing, tapi dia sangat berusaha untuk sampai di rumah keluarga angkatnya. Dia hanya ingin curhat kepada Malvian, Yenny, dan Nando selaku keluarga angkatnya dan ijin menetap di sana.

Namun saat motor sport Ara melaju dengan kencang, sebuah mobil sedan melaju di sisi kirinya dan menyenggol badan motor. Motor Ara oleng dan melaju ke arah yang berlawanan membuatnya tertabrak truk di depan.

BRAKK

Kecelakaan itu tidak dapat Ara hindari. Orang-orang yang melihat kecelakaan langsung memanggil ambulance dan polisi untuk mengamankan lokasi kecelakaan supaya jalanan tidak macet. Ara hanya bisa berujar lirih dalam hati tanpa meminta pertolongan.

'Ara sayang Ayah sama Bunda tapi Ara juga kecewa sama kalian. Ara nggak pernah benci sama kalian kok. Buat bang Rafa sama bang Rey makasih udah sering bela Rena. Buat Mom, Dad, sama bang Vian maaf tadi Ara nggak sempet pamit. Kalo ini akhir hidup Ara, semoga Allah mengizinkan Ara bertemu kalian lewat mimpi' batin Ara dengan tatapan yang menyiratkan lelah, sedih, sakit, dan sedikit kecewa.

***
Karya Pertama-Arabella Second Life

Jangan lupa kasih vote dan komen yang banyak...

Arabella Secon Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang