Setelah melewati drama sekolah dari pagi sampai siang, pukul 16.37 Ara sekarang sudah cantik dengan dress biru mudanya.
Sebentar lagi mereka akan kedatangan tamu, dia juga sudah membantu mami, dan bibi, memasak beberapa menu. Dan kini dia sedang menatap pantulan tubuhnya pada cermin.
"Ara sayang... Tamunya sudah datang" Zifa sedikit berteriak sambil mengetuk pintu kamar Ara.
Ara membuka pintu kamarnya. Di depannya terlihat Zifa sedang terpukau melihat penampilan Ara.
"Masyaallah cantiknya anak mami" Ara tersenyum manis mendengar pujian maminya.
"Aaa makasih. Mami juga nggak kalah cantik kok, Ara yakin setelah acara selesai mami bakal dikurung sama papi seharian" Ara membalas pujian Zifa hingga membuat pipi wanita berstatus maminya merona.
Mereka berdua turun menuju lantai bawah dengan Zifa yang masih merona malu. Di bawah, Azlan dan Sean memandang kedua bidadari itu dengan tatapan kagum. Adiknya yang satu ini selalu membuatnya terpukau, pikir Sean.
Tak jauh berbeda dengan Azlan dan Sean bahkan Kiara adik dari Darius yang memiliki kepribadian cuek terhadap sekitar dan memiliki sifat dingin sedikit melunak.
Ara duduk di soffa bersama abang dan maminya. Sedangkan Azlan duduk di soffa single.
"Malam semua" Ara tersenyum canggung. Dirinya tidak nyaman melihat tatapan mereka.
"Malam cantik" balas kedua paruh baya.
"Malam kak" balas dua gadis di samping Darius. Sedangkan Darius hanya diam menatap Ara lekat.
"You look so beautiful" Keluarga Alexander menoleh ke arah Kiara dengan pandangan takjub. Anak yang satu itu bahkan tidak pernah mengomentari penampilan orang lain selain keluarganya.
"Ya, thank you. Tapi kamu lebih cantik" Kiara memiliki wajah seperti anak-anak dengan lemak bayi di pipi membuatnya terlihat manis dan memiliki tinggi 177. Sedangkan dirinya memiliki wajah membuatnya terlihat sedikit seperti anak kecil dan memiliki tinggi 163, padahal dulu memiliki tinggi 172.
Yaa meskipun tidak pendek-pendek sekali namun dirinya masih merasa seperti anak-anak.
"Halo cantik, namanya siapa" tanya wanita paruh baya yang Ara yakini ibu Darius.
"Nama Ara, Arabella Calvita tante" Ara berkata dengan nada lembut supaya terlihat anggun, namun jatuhnya malah menjadi imut.
"Ya ampun, gemes banget ga sih?" tanya wanita itu pada keluarganya dengan nada gemas.
"Siapa dulu calon suaminya" Darius berkata dengan pongah. Semua orang tergelak karenanya.
"Om, tante, bang, Darius mau bicara sama Ara berdua boleh" Ara menatap Darius yang sedang meminta izin pada keluarganya. Azlan mengangguk kecil.
Darius berdiri, kemudian berjalan dan menarik tangan Ara lembut dan membawanya ke taman yang ada di depan mansion.
"Sini duduk" Ara menuruti perintah Darius. Lelaki itu duduk menyamping dan menatap manik matanya Ara.
"Sebelumnya sorry banget, gue ngelamar lo secara tiba-tiba dan nggak ngasih pilihan lain selain 'iya'. Lo tahu, selama ini gue cuma bisa ngeliat lo dari jauh"
Ara membulatkan matanya. Dia mulai berspekulasi kalau Darius adalah orang yang mesum.
"Awalnya gue cuman ngerasa kasihan sama lo. Waktu pertama setelah gue nolongin lo dibully, entah kenapa gue jadi sering ngawasin lo, dan juga pengen terus-terusan nglindungi lo" Ara masih setia mendengarkan. Tangannya sudah berada pada genggaman laki-laki di depannya.
"Jadi?" tanya Ara dengan nada pelan.
"Gue harap lo terima pernikahan ini dari hati yang paling dalam. Gue nggak mau lo tertekan sama pernikahan kita nantinya. Dan asal lo tahu gue ini nggak sesempurna yang orang-orang liat. Gue juga punya kekurangan sendiri" butiran keringat mulai terlihat pada kening mulus Darius karna gugup. Ara melepaskan satu tangannya dan menghapus keringat itu.
Baiklah, Ara sudah menentukan pilihannya.
"Gimana A-Ara?" tanya Darius dengan gugup. Sungguh, Darius tidak pernah merasakan jantungnya berdetak begitu kencang seakan ingin lompat dari tempatnya.
Ara langsung mengangguk dengan malu-malu, dirinya tidak bisa berlama-lama dengan Darius. Ara takut detak jantungnya dapat didengar Darius. Konyol sekali..
"Ya, Ara bakal terima pernikahan ini. Dan juga.. Tolong bantu Ara untuk mencintai kamu" Ara menunduk malu setelah mengatakan itu. Biarlah dia mengorbankan masa remajanya untuk mengurus suami. Dia bisa belajar mencintai supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari.
"Biarin gue berjuang buat dapetin hati lo. Gue cuma mau nikah sekali untuk seumur hidup dan itu cuman sama lo, Ara" Ara mematung. Artinya dia akan menyandang gelar istri dalam waktu dekat dan itu untuk selamanya.
"Itu nggak masalah, Ara juga pengen menikah sekali seumur hidup. Jadi, mohon bimbingan kamu. Jangan segan-segan buat ngelarang, dan nasehati Ara kalo Ara salah"
"Ya. Setelah gue jadi suami lo. Lo harus terbuka sama gue. Kita saling mengintopeksi diri kalo ada salah. Jangan ambil tindakan sewaktu emosi. Dan jangan pernah ucapin kata cerai" Ara hanya diam dan mengangguk.
'Ya. Ara bakal belajar menjadi istri yang baik. Dan mungkin Ara juga jadi perempuan yang beruntung bisa mendapatkan cinta dari Darius. Tapi Ara masih ragu buat bilang kalo Ara yang kamu maksud udah nggak ada'
***
Seharian ini mansion Ara disibukkan dengan persiapan pernikahan Ara yang nantinya akan di selenggarakan sebuah gedung yang disewakan untuk acara-acara besar. Entah itu undangan, dekorasi, cincin, gaun, dll. Banyak juga orang asing yang masuk ke dalam mansion.Meskipun yang datang hanya keluarga besarnya dan juga keluarga besar Darius, tetap saja harus mewah karena pernikahan ini adalah pernikahan anak perempuan keluarga Azlan dengan pewaris Alexander Groub.
Tentunya acara ini harus berkesan dan tidak boleh ada sekecil apa pun kesalahan.
"Ara kamu mau undang siapa aja sayang?" Zifa menatap Ara dengan wajah penasarannya.
"Ara cuman undang Mommy, Daddy, bang Vian, bang Adit, Manda, sama Fanya doang kok mi" ucap Ara dibalas anggukkan kecil oleh Zifa.
"Oh ya, keluarga kandung Ara di undang nggak? Ara rinduuuuu banget sama abang twins. Ara cuma mau liat wajah mereka" Ara mengingat abang kandungnya, Zifa mengelus kepala Ara.
"Maaf ya sayang, pernikahan ini cuman ngundang keluarga besar dari dua mempelai doang. Meskipun mereka keluarga kandung kamu juga, tapi keluarga kita nggak ada hubungan darah. Jadi mereka nggak di undang, takut mereka curiga" Ara mengangguk lesu sambil mendesah kecewa.
"Tapi kalo beritanya nyebar gimana? Nanti Ara dikejar-kejar fans nya Darius" Ara bergidik ngeri ketika membayangkan jika itu terjadi.
"Tenang aja, mertua kamu nyuruh semua yang dateng buat nggak nyebarin pernikahan kalian. Kamu tahu, pernikahan kamu di awasi oleh anggota mafia Lucifer langsung" mata Ara membola mendengar perkataan maminya.
"Ba-bagaimana bisa?" tanya Ara sama sekali tidak menyangka.
'Apa ini perbuatan bang Vian atau mertua ku?'
"LC mafia itu dipimpin oleh salah satu keturunan Alexander. Dan itu sudah menjadi rahasia perbisnisan" Ara mengangguk kaku.
"Yasudah kamu sudah siap kan buat besok?" tanya Zifa dengan menggoda Ara
"Insyaallah mi" jawab Ara dengan malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Secon Life
Novela JuvenilBRAK Kecelakaan itu tidak dapat Ara hindari. Orang-orang yang melihat kecelakaan langsung memanggil ambulance dan polisi untuk mengamankan lokasi kecelakaan supaya jalanan tidak macet. Ara hanya bisa berujar lirih dalam hati tanpa meminta pertolonga...