Pelajaran ke-5 sudah dimulai dari beberapa menit yang lalu. Kelas 11 IPA 2 sedang disibukan oleh tugas PPKN, sedangkan gurunya sendiri sedang pergi ke ruang guru untuk mengambil kacamata.Beberapa saat kemudian, pintu kelas diketuk. Setelah ketua kelas membukakan pintu, terlihat seorang siswi berdiri dengan membawa beberapa buku tebal di tangannya.
"Ada apa ya?" tanya Nugha selaku ketua kelas. Yang ditanya segera melirik ke dalam kelas kemudian kembali menatap Nugha.
"Atas nama Kiara dipanggil ke ruang BK" jawab siswi itu disertai dengan senyum manis.
Nugha menganggukkan kepalanya kemudian mengusir siswi itu dengan lambaian tangan.
"Kiara, lo dipanggil BK" ucap Nugha keras hingga sebagian besar penghuni kelas menoleh pada Nugha kemudian mengarahkan tatapannya pada Kiara yang masih terlihat santai.
Kiara berdiri dari tempat duduknya, lalu melenggang keluar kelas tanpa mengucapkan apapun.
Ara yang melihat itu seketika menjadi khawatir. Dia mengambil ponsel pintarnya kemudian mengirimkan pesan pada Darius.
Duariuss💃💃
Darius, Kiara sekarang lagi ada di ruang bk
Tadinya ada murid yang ke kelas dan bilang kalo Kiara disuruh ke sana
Aku khawatir sama dia, tapi aku nggak tau harus gimana..
Di sisi lain, Darius yang melihat pesan dari Ara langsung dibuat panik. Dia percaya bahwa adiknya tidak akan kenapa-napa, namun yang dia khawatirkan adalah guru BK nya. Bu Susi selaku guru BK memiliki kepribadian yang blak-blakan dan dia akan berbicara sesuka hatinya tidak perduli lawan bicara akan sakit hati, terhina, atau bahkan marah.
Darius takut kalau nanti bu Susi mengeluarkan kata-kata yang membuat Kiara marah hingga berakhir di rumah sakit.
Darius segera membalas pesan dari Ara kemudian keluar kelas dengan menarik Aldo yang masih duduk di sampingnya.
Langkah Kiara terhenti saat berada di depan ruang BK, terlihat jelas bahwa satu daun pintu tertutup dengan daun pintu lainnya yang terbuka lebar.
Dengan langkah terlampau santai, Kiara memasuki ruangan dan mendapati dua wanita paruh baya yang sedang bersenda gurau.
Ketika keduanya melihat Kiara, mereka memberikan senyum secerah matahari.
"Eh, udah sampe ya? Sini duduk sayang" Miya membenarkan posisi duduknya kemudian menepuk sofa di sebelah mengisyaratkan untuk duduk.
Kiara mengangguk sebagai jawaban, tak lama dia masuk dan duduk sesuai yang diisyaratkan oleh Miya. Kini di depan keduanya, duduk seorang berseragam guru dengan name tag Susi Puji Astuti s.pd selaku guru BK.
"Kiara ya? Emang bener kata kamu Miya, dia cantik banget. Aku sampe nggak nyangka bisa ngeliat langsung manusia yang parasnya nggak main-main" kata bu Susi dengan mata berbinar-binar hingga Kiara merasa risih.
"Haduuh.. Kalo aja dia belum punya tunangan, udah aku nikahin sama anakku Mi" lanjutnya lagi dengan menunjukkan ekspresi lesunya pada Miya.
"Enak aja. Itu pun kalo Kiara mau" balas Miya dengan garang.
Kiara yang merasa kehadirannya tidak diperdulikan langsung menggoyangkan lengan camernya dengan lembut hingga Miya tersadar lalu menoleh tidak enak pada Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Secon Life
Teen FictionBRAK Kecelakaan itu tidak dapat Ara hindari. Orang-orang yang melihat kecelakaan langsung memanggil ambulance dan polisi untuk mengamankan lokasi kecelakaan supaya jalanan tidak macet. Ara hanya bisa berujar lirih dalam hati tanpa meminta pertolonga...