Setelah ketiga pasien kritis, Serena Arabella berada di tempat yang sangat gelap dan mencekam.Terdapat tangisan dan teriakan pilu hingga membuat bulu kuduk siapapun berdiri. Dia merasa tubuhnya tidak bisa digerakkan dan lidahnya terasa kelu. Tak lama kemudian, sesuatu menariknya kuat hingga berada di depan sebuah sungai kecil dan meninggalkan tempat mengerikan tadi.
Ara melihat dua orang gadis yang sedang duduk terpisah. Yang satu terlihat sedikit murung dan yang satunya terlihat bahagia saat bermain air di sungai. Ara berjalan menghampiri salah satu dari mereka
"Hai.." cicit Ara dengan suara kecil.
"Em hai, sini duduk" Gadis itu menoleh pada Ara lalu mengalihkan pandangannya pada gadis yang sedang bermain di depan sana.
Akhirnya Ara memilih duduk di batu samping gadis itu duduk.
"Kenapa?" tanya gadis itu karena merasa diperhatikan oleh Ara.
"Ini dimana?" tanya Ara bingung sembari menatap aliran air sungai yang jernih.
"Kita ada di alam bawah sadar. Tadi juga kamu berada di alam bawah sadar terkelam kamu. Perkenalkan namaku Adella calvina dan dia kembaranku namanya Arabella Calvita" katanya dengan mata teduh. Ara memilih diam dan mendengarkan
"Saat ini kita bertiga dalam keadaan kritis namun aku tau kalau tubuhku di sana tidak dapat bertahan begitupun tubuhmu. Tapi tubuh miliknya masih bertahan" ucap Della sambil menunjuk kembarannya yang sedang bermain di air.
"Lalu kenapa dia tidak kembali?" tanya Ara lagi.
"Manusia di dunia terlalu kejam untuk hati adikku yang lembut. Dia saja memilih mengakhiri hidupnya dengan cara memakai mobil ugal-ugalan. Aku yang mengerti rencananya langsung berniat menghentikannya. Namun aku salah langkah. Aku malah menghadang jalannya hingga dia menabrakku dan sekarang menjadi seperti ini" Gadis bernama Adella itu terkekeh miris.
"Dia terlihat sangat senang di sini" guman Ara yang masih bisa di dengar.
"Maka dari itu gantikan dia dengan dirimu. Aku lihat kamu masih menginginkan sebuah kehidupan" Adella menatap manik Ara dalam.
"Ya! Kamu hiduplah sebagai aku. Aku bahagia di sini. Tidak ada yang membully ku lagi. Dan aku akan hidup di sini dengan kembaranku" ucap seseorang mengagetkan Ara. Dia adalah Arabella Calvita, gadis itu berjalan mendekat ke arah mereka berdua.
"Memangnya kalian tidak mau membahagiakan orang tua kalian?" tanya Ara pada dua perempuan di depannya
"Kami mau, tapi dia bahagia di sini. Jadi aku akan menemaninya sampai kapanpun" kata Della mantap. Arabella memeluk kakaknya, dia merasa menjadi orang yang paling beruntung bisa mendapatkan kembaran sebaik Adella.
"Aku mau. Kalian rela berjauhan dengan keluarga kalian? Apa tidak ada cara supaya kalian bisa dekat dengan keluarga kalian?" tanya Ara.
"Sebenarnya dimana pun keluarga kami berada, kami akan selalu ada di dekat mereka. Tapi kalo boleh kita bisa saja menjadi alter ego mu" terang Della detail.
Terlihat Ara mengangguk, kemudian sikembar menyatukan kening mereka sambil menggenggam tangan Ara. Kemudian terlihat sebuah cahaya yang sangat menyilaukan membuat Ara menggenggam tangan mereka semakin erat. Perlahan kesadarannya kembali
Eungh..
"Jadi gitu ceritanya" ucap dua suara berbarengan membuat semua orang menoleh, mereka semua terkejut melihat sumber suara yang bentuknya transparan.
"Twins" Zifa berniat memeluk mereka berdua tetapi harapannya musnah karena Zifa malah menembus mereka.
"Maafin Ara mami, papi, abang, Ara buat keluarga malu jadi Ara pilih jalan ini. Jangan sedih, mami masih bisa meluk kita di tubuhku. Aku dan kak Della akan menjadi alter ego dia supaya kita tetep bisa merasakan pelukan kalian lagi" ucap Arabella dengan tersenyum lembut dan dibalas anggukan kecil oleh Zifa. Wanita itu mantap roh anak-anaknya dengan mata berkaca-kaca.
"Jadi, kalian akan berada di satu tubuh?" Arabella, Ara, dan Della menoleh ke arah Azlan dan mengangguk pelan.
"Iya, kita akan satu tubuh. Kalian nggak marah kan?" tanya Ara hati-hati
"Enggak kok sayang. Berkat kamu... papi, mami, abang, bisa ngerasain anak-anak papi masih ada di samping papi. Jadi kalaupun nunggu anak nakal ini bangun, pasti kayak nunggu lebaran monyet dulu" ucap Azlan dihadiahi tawa kecil oleh yang lain hingga Arabella cemberut dibuatnya.
"Makasih. Tapi aku minta kalau kalian nganggep aku sebagai Serena Arabella bukan sebagai Arabella Calvita boleh kan? Tapi nama yang akan aku gunakan tetap Arabella Calvita, anggap aja aku anak kalian dan kalian boleh kok kalau minta apapun sama Ara. Soalnya aku jiwa berbeda yang ada dalam tubuh ini. Jadi, aku nggak mau kalau kalian nganggep aku dia dan kalian ngekang aku buat ngelakuin kegiatan atau kebiasaan yang biasa dia dilakukan" pinta Ara sambil menunjuk Arabella. Semua tampak berfikir kemudian serempak mengangguk bahkan Arabella dan Adella terlihat mengangguk semangat.
Tidak masalah...
Setelah itu, keluarga angkat Ara memeluknya disusul dengan Adi dan berakhir dengan berbincang-bincang.
***
Hari ini adalah hari kepulangan Arabella setelah satu minggu tersadar dari koma. Sekarang Ara benar-benar menganggap keluarga Arabella sebagai keluarga kandungnya sama seperti dia menganggap keluarga angkatnya. Ara sudah kontak batin dengan Arabella bahwa dia menyuruh Arabella menggunakan nama Bella saja daripada orang rumah bingung, dan alter ego yang satu itu sangat setuju.Setelah mereka menjadi alter ego, iris mata mereka berubah. Bella akan menjadi berwarna hitam pekat dan Della yang berwarna biru Safir, sedangkan tubuh ini memiliki mata berwarna Hazel.
"Ciee yang mau pulang, Udah siap kan?" tanya Sean dengan sedikit godaan sambil mengelus kepala Ara sayang.
"Udah dong. Uhh Ara nggak sabar pengen makan banyak-banyak" jawabnya sambil terkekeh. Sean menggelengkan kepalanya pelan. Bagaimana bisa ada anak semenggemaskan ini dan menjadi adiknya, pikir Sean.
"Ayo, katanya nggak sabar mau pulang?" ajak Zifa yang sudah selesai membereskan baju-baju Ara.
Tadinya Vian, Yenny, dan Nando ingin ikut ke rumah sakit untuk menjemputnya, tapi Ara tau kalau jadwal mereka hari ini cukup padat. Jadi Ara menelponnya supaya tidak usah ikut menjemput.
"Ara mau di dorong siapa sayang?" tanya Azlan sembari bangkit dari sofa, tangannya menyentuh kursi roda yang di pakai Ara.
"Ara mau di dorong abang aja. Nggak papa kan bang?" katanya dengan puppy eyes
"Nggak papa lah, itu mah kecil. Ara minta gendong juga pasti abang turutin" ucap Sean sambil mencolek dagu Ara dan membuatnya bersemu.
"Abang jangan sampe Ara baper Della nggak mau dikira kena sister complex" Della yang baru saja menggantikan Ara langsung menatap abangnya tajam.
"Hehe ya maap dek. Gue kan cuman canda ih" ucap Sean sambil cengengesan
"Tenang aja gue nggak bakal kecantol ama ubur-ubur ini" dengan wajah santainya Ara mengeluarkan nada mengejek.
"Astagfirullah tobatkanlah adik hamba. Buat dia melihat ketampanan hamba ini ya Allah. Orang ganteng gini dikata ubur-ubur.." ucap Sean dramatis dengan tangan menengadah.
Orang tua mereka hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah ajaib anaknya. Mereka berjalan ke arah parkiran dengan Ara yang menggunakan kursi roda, kemudian mereka pulang ke mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Secon Life
Teen FictionBRAK Kecelakaan itu tidak dapat Ara hindari. Orang-orang yang melihat kecelakaan langsung memanggil ambulance dan polisi untuk mengamankan lokasi kecelakaan supaya jalanan tidak macet. Ara hanya bisa berujar lirih dalam hati tanpa meminta pertolonga...