Di sebuah kamar terdapat sepasang muda mudi yang tertidur sambil memeluk, mereka adalah Ara dan Darius. Keduanya terlihat sangat kelelahan, bahkan mereka sampai melupakan solat Ashar dan Maghrib.(Jangan dicontoh ya guyys. Emang sesat dasar)
Jam sudah menunjukkan pukul 18.55. Ara yang pertama kali terbangun merasa terkejut dengan kamarnya yang berbeda dengan kamarnya di mansion Alexander. Namun setelah mengingat-ingat akhirnya Ara tau bahwa dia berada di rumah yang dihadiahkan kedua orang tuanya.
Ara kesal karena Darius tidak menepati ucapannya ketika dimobil, tapi, yasudahlah. Ketukan pintu mengalihkan perhatian Ara. Pelan-pelan dia bangun dari ranjang kemudian berjalan menuju arah sumber suara. Ketika pintu dibuka, Ara mendapati seorang pelayan muda sedang berdiri kemudian membungkuk ketika melihatnya.
"Selamat malam nona, maaf jika saya mengganggu. Ini sudah saatnya makan malam" ucapnya dengan menundukkan kepalanya sopan.
Ara melihat ke arah name tag pelayan tersebut 'Desi'. Sesaat mengangguk kemudian menjawab.
"Oh, iya. Kalo gitu Ara sama Darius bersih-bersih dulu, habis itu kita ke meja makan" balas Ara memamerkan senyum tipisnya.
"Baik. Saya pamit undur diri nona" ucap pelayan Desi dengan kembali menundukkan kepalanya.
Setelah kepergian pelayan Desi, Ara memilih untuk membersihkan tubuhnya. Tidak terlalu lama, karena perutnya sudah keroncongan dan ingin segera diisi.
Ketika selesai menyisir rambut, netranya bergulir pada Darius yang masih terlelap di atas ranjang. Ara berjalan mendekat kemudian mendudukkan badannya di pinggir ranjang.
"Darius, bangun" ucap Ara pelan sembari menggoyangkan lengan Darius lembut.
"Dar" panggilmya lagi ketika tidak mendapat respon.
"Emm" guman Darius yang merasa terusik dari tidurnya.
"Dar, bangun. Kamu nggak laper apa?" Ara mendaratkan tangannya ke rambut hitam lebat Darius, kemudian mengelusnya.
"Panggilnya yang bener dulu" ucap Darius dengan suara yang serak, efek bangun tidur. Darius memiliki ide jahil di kepalanya untuk Ara. Padahal baru bangun, dasar.
"?? Udah bener kok" jawab Ara yang merasa kebingungan.
"Panggil sayang dulu" ucapnya jahil.
"A-apa? Kenapa gitu?" tanya Ara tidak menyangka dengan permintaan Darius.
"Ayo, atau aku nggak mau bangun nih" kata Darius mendesak Ara. Ara yang bingung, dan malu terus mengelak.
"Iih tapikan-"
"Yaudah aku tidur lagi aja" potong Darius yang sudah siap membuat posisi tidur yang nyaman.
"Tunggu, emm.. Bangun, sa-sayang" ucap Ara dengan terbatas.
"Apa? Aku nggak denger" tanya Darius. Mengesampingkan rasa malunya, Ara pun mengucapkan dengan lantang.
"Bangun, sayang. Terus mandi abis itu kita makan" baru selesai Ara mengucap, Darius langsung bangun dengan senyum mengembang kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Ara.
Cup'
"Siap sayang" Darius berlalu pergi menuju kamar mandi meninggalkan Ara yang memegangi bibir, dan dadanya.
"Jantung aku, mau meledak"
-Arabella Second Life-
Malamnya, ketika jam sudah menunjukkan pukul 00.12 Ara terbangun yang entah apa alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Secon Life
Fiksi RemajaBRAK Kecelakaan itu tidak dapat Ara hindari. Orang-orang yang melihat kecelakaan langsung memanggil ambulance dan polisi untuk mengamankan lokasi kecelakaan supaya jalanan tidak macet. Ara hanya bisa berujar lirih dalam hati tanpa meminta pertolonga...