Saat setelah Darius membuka pintu kamar, dirinya langsung di dorong oleh Rina dan Mommynya dengan bar-bar hingga membuatnya terjengkang.
Spontan dirinya langsung berdiri untuk menjaga imaje saat netranya melihat sang Daddy hampir menyemburkan tawa.
"Darius! Kamu apain mantu Mommy hah!?" pekik Nina Stevanie Alexander.
"Marahin aja Mom, palingan dia semalem mainnya kasar. Nggak kaya Daddy yang.. Akhh! Sakit Mom" kompor Kaisar Erlano Alexander yang dibalas cubitan maut oleh istrinya, Nina.
"Ngomong apa kamu?" tanya Nina galak, jemarinya semakin memelintir kulit Kaisar di bagian pinggang.
"Enggak Mom, suer.. Shh" ucap kaisar disertai ringisan.
"Kayaknya Ara demam karna nggak pake kaos kaki deh jeng" ucap Zifa secara tiba-tiba.
"Hah?"
"Apa?"
Celetuk sebagian orang dengan tidak percaya.
"Iya, jadi itu Ara dari kecil kalo nggak pake kaos kaki nggak bisa tidur malem. Pernah sekali dia tidur karna kecapean habis pulang basket jam enam sore dan nggak pake kaos kaki, besoknya langsung demam tinggi. Dan harus dirawat tiga hari dirumah sakit. Itu pun harus pake kaos kaki" jelas Zifa yang duduk di pinggir ranjang, tangannya sibuk mengompres Ara.
"Bisa gitu ya?" kata Kiara dengan ekspresi cengo.
"Heem, dia itu nggak bisa jauh-jauh sama yang namanya kaos kaki" ucap Zifa kembali.
"Terus ini mau di bawa ke rumah sakit nggak Mi?" tanya Darius yang sudah ada di samping Zifa memperhatikan raut wajah pucat Ara.
"Kalo sampe siang demamnya nggak turun-turun, kita panggilin dokter aja. Soalnya Ara selalu minta pulang kalo di rawat di RS, dia nggak suka bau obat" Darius mendengarkan penjelasan Zifa dengan serius.
Nina yang melihat Darius tersenyum geli.
"Tapi kenapa kakak ipar nggak bangun-bangun Mi?" Celetuk Rina. Zifa tersenyum lembut sambil memandang Rina.
"Ara meskipun sadar, kalo lagi demam nggak bisa buat buka mata. Kalo ditanya katanya Berat lah, maleslah, itulah, inilah.. Kebanyakan alesan. Kalo ngomong juga tetep tutup mata" jelas Zifa sambil terkekeh.
"Hnghh.."
Ara menggeram rendah dengan alis sedikit mengerut tidak senang ketika mendengar ucapan Zifa, terbukti kalau ucapan Zifa seratus persen benar. Mereka sontak terkekeh kecil.
"Apa pulangnya ditunda dulu sampe Ara bener-bener sembuh?" tanya Nina.
"Kalo udah mendingan juga Ara bisa kok, kan Ra?" tanya Zifa sambil memandang Ara yang setia menutup mata.
"Yyaaa..." jawab Ara dengan lemah. Darius prihatin dengan kondisi istrinya.
"Mi, biar Darius aja yang kompresin Ara. Kalian juga, sana sarapan dulu. Nanti pesenin bubur ayam sama nasi goreng buat kita" usir Darius dengan terang-terangan. Zifa, Sean, dan Azlan terkekeh, sedangkan Alexander family ditambah Aldo melotot sebal karena sifat tengil Darius.
"Ishh iya-iya, Dad anak kamu itu ngusir aku" ucap Nina cemberut, bibirnya dimajukan hingga membuatnya terlihat menggemaskan.
"Tenang aja, nanti nggak usah Daddy kasih uang sakunya satu bulan" ucap Kaisar bak seorang pangeran yang menolong tuan putri.
Nina mengembangkan senyumnya, dia menatap Darius dengan tampang songongnya seakan mengatakan 'Mampus nggak bisa jajan kan?'
"Cih.. Dikira gue semiskin itu apa?" gumanan yang keluar dari mulut Darius namun dapat di dengar oleh keluarga Ara juga Rina, dan Kiara, dan Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Secon Life
Teen FictionBRAK Kecelakaan itu tidak dapat Ara hindari. Orang-orang yang melihat kecelakaan langsung memanggil ambulance dan polisi untuk mengamankan lokasi kecelakaan supaya jalanan tidak macet. Ara hanya bisa berujar lirih dalam hati tanpa meminta pertolonga...