"Berani banget lo mau nampar adik gue"Seketika kantin menjadi hening, siswa-siswi yang ada di sana memusatkan perhatian sepenuhnya pada Darius.
"W-what? Adik? Dia... Adik lo? Sorry aja ya Darius ganteng, tapi candaan lo itu nggak lucu" ucap Erika membuat Ara mendelik kesal. Berani sekali Erika memuji Darius di depannya yang statusnya istri Darius.
Tapi kekesalan Ara dianggap tidak lebih karena cemburu sebagai pacar, bukan istri.
"Abang apaan sih" Kia menepis lengan Darius pelan. Jangan Sampai kakak laki-laki nya ini ikut campur, dia masih ingin bermain-main.
"Mereka harus tau siapa kamu dan kita, Kia" sela Darius dengan menggenggam tangan Kiara.
"Tapi bang, aku masih bisa urusin masalah ini. Abang percaya kan sama aku?"
"Jelas abang percaya sama kamu Kia.. Oke abang izinin apapun yang mau kamu perbuat, tapi kalo mereka udah nglewati batas, kamu tau kan tindakan apa yang bakal abang sama tunangan kulkas kamu lakuin. Terutama seberapa gilanya dia liat kamu terluka" Darius menunjuk Aldo dengan lirikan mata yang langsung dipahami oleh Kiara.
"Heem"
"Ya dia abang aku, Darius. Well kalo lo beneran bersikeras pengen bersaing sama gue, okelah.. Jangan nangis kalo kalah"
"Bangsat! Harusnya gue yang bilang gitu.. Siap-siap lo bakalan nangis karna Aldo bakalan gue rebut" Aldo mendelik sinis ketika Erika mengedipkan matanya genit. Dia semakin merasa takut pada Erika, perempuan itu terlihat seperti ingin memakannya.
Setelah merasa urusannya selesai, Erika berjalan meninggalkan kantin. Namun sebelum itu dia menyempatkan diri untuk menyenggol bahu Kiara yang dibalas dengan senyum miring.
Vita dan Ava saling pandang kemudian memilih berjalan mengikuti Erika yang jauh ada di depan. Ketika sejajar dengan Ara, vita sedikit menoleh.
"Ucapan Erika berlaku juga buat lo. Kita liat siapa yang lebih pantes buat Darius"
Ara mengepalkan tangannya, hampir saja dia menyerang Vita kalau saja dia tidak mengingat kalau Vita tidak mengetahui ada hubungan apa dirinya dengan Darius.
Dan dapat dipastikan, dia tidak akan pernah melepaskan Darius kepada siapapun, terlebih Vita.
Malamnya, Ara mencari Darius ke sekeliling rumah termasuk di taman ini. Dia mengerutkan kening atas pemikiran kekanakannya, dimana Darius sembunyi?
Ketika Ara membalikkan tubuhnya yang hendak meninggalkan taman, dia malah membeku ketika menemukan Darius berdiri dengan membawakan sebuah kue dengan tema dan hiasan beruang yang sangat lucu, tidak lupa juga terdapat dua buah lilin yang menyala.
Ara mengusap pipinya yang tiba-tiba dialiri air mata. Tidak tahu sejak kapan dia menangis, intinya dia merasa sangat terharu.
"Hei.. No, no, don't cry baby. Jangan pernah nangis, itu buat hati aku sakit. Kesayangannya Darius, jangan nangis, nanti jelek loh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Secon Life
Teen FictionBRAK Kecelakaan itu tidak dapat Ara hindari. Orang-orang yang melihat kecelakaan langsung memanggil ambulance dan polisi untuk mengamankan lokasi kecelakaan supaya jalanan tidak macet. Ara hanya bisa berujar lirih dalam hati tanpa meminta pertolonga...