Bagian 4

63 8 0
                                    

Jam menunjukan pukul 9 malam tapi Jimin belum juga pulang membuat Taehyung khawatir. Terlebih seharian ini ia memang belum melihat istrinya itu barang sebentar. Ia sudah mencoba menelponnya tapi tak di angkat membuatnya semakin khawatir. Hingga ia memutuskan untuk turun dari ranjangnya, meski masih lemas sehabis pingsan tadi siang hingga sore hari. Ia memaksakan dirinya untuk berjalan turun kelantai bawah untuk menunggu Jiminnya pulang.

Sembari menunggu Taehyung mendapat ide untuk membeli bunga lagi, kali ini ia berniat membeli bunga mawar merah. Kemudian ia menelpon toko bunga langganannya, meski sudah malam karena toko bunga itu langganan Taehyung, mereka masih mau mengantarkan bunganya kerumah Taehyung.

Lama menunggu Jimin tak kunjung datang juga hingga suara deru mobil terdengar. Jimin baru pulang kerumah jam 10 lebih. Jimin turun dari mobil Hoseok yang mengantarnya pulang dan mendapati seorang pemuda mendekati pintu rumahnya. "Maaf, siapa ya?"

"Eoh, maaf.. Saya datang mengantarkan bunga ini."ucapnya menyodorkan setangkai mawar merah dengan secarik kertas yang menempel di tangkainya.

"Ah, ok.. Terimakasih."ucap Jimin dan pemuda itupun pergi setelah Jimin menerima bunganya.

"Bunga lagi?"gumamnya. Ia membuka kertas yang menempel di sana. "Hai malaikat mungilku, taukah kau? Mawar merah itu adalah simbol kesetiaan cinta. semoga mawar merah ini bisa membuatmu melihat kesetiaan cintaku untukmu. Sejak dulu hingga akhir hayatku nanti, aku akan selalu setia dengan cintaku untukmu. I love you Kim Jimin." Wajah Jimin merona ia benar benar merasa sangat bahagia mendapat bunga itu terlebih kata kata yang di berikan membuat jantungnya berdebar kencang.

"Dia benar benar romantis"desisnya.

"Tidak seperti si pemalas berengsek itu, hanya membuatku kesal saja."ucapnya mengumpati sang suami.

Lagi lagi rencana Taehyung gagal tanpa di sadari olehnya. Karena Taehyung berpikir Jimin akan pulang larut dan bunga itu akan sampai lebih dulu sebelum Jimin datang, lagi lagi Taehyung tak mencantumkan namanya. Nyatanya bunga dan Jimin datang di saat yang bersamaan membuat Jimin mendapatkan bunga itu lebih dulu dan kembali mengira bahwa si pengirim adalah orang lain dan bukannya Taehyung suaminya.

Ceklek..

Pintu utama rumah terbuka menampakan Jimin yang melangkah masuk dengan pelan sembari menciumi wangi dari bunga mawar itu, senyum di wajahnyapun setia menghiasi. Lagi.. Netra Jimin menangkap sosok Taehyung yang tengah terlelap di sopa ruang tengah. Ya, lagi lagi Taehyung tertidur karena terlalu lama menunggu Jimin pulang terlebih kondisi tubuhnya yang masih lemah membuatnya mudah mengantuk.

"Cih, dasar pemalas! Laki laki tidak berguna! Membuatku bad mood saja setiap melihatnya ck. Kau benar benar membuatku sial"umpatnya. Ia melanjutkan langkahnya menaiki tangga dan segera masuk ke kamarnya.

Setelah mendengar suara pintu kamar Jimin tertutup, Taehyung membuka matanya perlahan, sejujurnya Taehyung belum sepenuhnya masuk ke alam mimpinya, matanya terpejam tapi telinganya masih dapat mendengar. Sakit? Ya, tentu sangat sakit mendengar penuturan sang istri mengenai dirinya. "Apa seburuk itu aku dimatamu Jim?"lirihnya ia mengangkat bokongnya dan melangkah perlahan menaiki tangga untuk ke kamarnya.

Sampai di kamar Taehyung tak langsung tidur lagi, kantuknya hilang seketika saat mendengar umpatan Jiminya. "Jim, tidak adakah sedikit saja kesempatan untukku? Aku harus bagaimana untuk bisa mendapatkan hatimu, tidak setidaknya bisakah kau melihatku sebentar saja?"monolognya.

Semalaman suntuk Taehyung tak bisa tidur, ia terus memikirkan ucapan Jimin semalam. Apa benar dirinya tak berguna? Apa benar dirinya membawa sial untuk Jimin? Pertanyaan itu terus berputar di otaknya.

Destiny VMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang