Bagian 27

104 16 8
                                    

Setelah pertengkaran dengan sang appa kini Taehyung dan Jimin sudah berada di kampus. Emosi Taehyung tampaknya masih belum mereda terbukti dari cara berjalannya yang mengambil langkah lebar dan menyeret tangan Jimin dengan sangat erat hingga membuat si pemilik tangan merintih kesakitan. Jimin ingin berteriak sakit dan melepas tangannya, tapi ia masih takut, ia masih tak berani membuka suara.

"Taehyung"panggil Jungkook saat melihat Taehyung dari ujung koridor fakultas bisnis.

Taehyung yang merasa terpanggilpun menghentikan langkahnya. "Apa?"tanyanya datar.

"Ck, biasa aja donk! Kookie kan hanya ingin menyapa!"ucap dingin Yoongi.

"Hahh.. Terus kau mau aku bersikap manis seperti 'oh hallo kookie apa kabar?' Begitu? Dalam mimpi mu saja pinguin!"

"Kau-"

"Hyung sudahlah.. Tidak apa apa.."potong Jungkook saat melihat Yoongi hendak mendebat Taehyung kembali. "Sedang apa di fakuktas bisnis? Mau menemui Shua kah? Dia masih di kantin kalau ia."ucapnya.

"H-hyuuu.."pangil lirih Jimin. Tangannya sudah kebas rasanya tangannya sudah mau patah di genggam begitu erat sejak dari parkiran tadi.

Yoongi dan Jungkook baru sadar kalau ada Jimin juga di sana. Mereka menatap tajam Jimin seolah akan mengulitinya. "Apa yang kau lakukan di sini?"tanya Yoongi datar.

"Hikss.. Hyuuu.."panggil lirih Jimin lagi mengabaikan pertanyaan Yoongi, kali ini ia mulai terisak sungguh kekuatan Taehyung saat menggenggam tangan Jimin sangat besar ia sudah tak tahan lagi dengan rasa sakitnya.

Taehyung yang mendengar isakan Jimin lantas menoleh padanya. "Kenapa?"tanya Taehyung datar, ia masih belum sadar tengah menyakiti Jimin.

"Dasar cengeng! Kau sedang mencari simpati Hyuhyu dengan menangis huh?"sarkas Yoongi.

Jimin menggeleng, tangan kirinya mencoba melepaskan tangan Taehyung dari tangan kanannya. "Hikss.. S-sakitt Hyuu.. Hikss.. maaf maafkan aku huaaaaa.."pecahlah tangis Jimin karena sudah takkuat menahan sakit pada pergelangan tangannya.

"Ada apa ini?"tanya Namjoon yang baru saja datang bersama Joshua. Yoongi dan Jungkook hanya menggeleng tak paham.

Taehyung yang melihat Jimin menangis histeris dan merancau kata maaf menjadi panik seketika. Ia melepas genggaman tangannya buru buru dan dapat di lihatnya pergelangan tangan Jimin yang sudah berubah menjadi ungu sangat kontras dengan warna kulit seputih susu milik Jimin.

Taehyung meringis melihatnya. Sungguh ia tak bermaksud mengasari Jimin seperti itu. Lantas Taehyung menarik Jimin dalam pelukan hangatnya memberitahu kalau ia tak marah pada istrinya itu.

"Sssttt.. Maaf, aku tak bermaksud mengasrimu.. Sudah, jangan menangis lagi."

"Tidak, kau pasti marah lagi hikss.. Maafkan aku huaaaa.."

"Ck, aku tidak marah padamu.. Tadi itu aku tak sengaja.. Aku masih emosi.. Sudah berheti menangis!"ucap Taehyung mencoba menengangkan Jimin dengan tangan yang terus mengusap pucuk kepala dan punggung bergetar Jimin. Tampaknya istrinya itu benar benar ketakutan setelah melihatnya mengamuk di rumah tadi.

Tangis Jimin mulai mereda. "Benarkah?"tanya Jimin dengan suara tertahan karena wajahnya yang berada dalam dekapan Taehyung.

Taehyung mengangguk. "Hmm.. Benar, selama kau menurut padaku, aku takan marah padamu.. Tadi kan kau menurut dan patuh padaku jadi tidak ada alasan untukku marah, berhenti menangis ok!"ucap Taehyung lalu melepas pelukannya.

Dapat di lihatnya wajah Jimin yang basah karena air mata yang tumpah ruah, bisa di lihatnya juga bajunya basah karena tadi Jimin menangis tepat di dada bidangnya. Taehyung hendak menghapus air mata di pipi mochi Jimin tapi tangannya tertahan dan mengambang di udara.

Destiny VMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang