Bagian 18

45 5 0
                                    

⚠️ warning bahasa kasar ada sedikit unsur kekerasan,  mohon bijak saat membaca!!



Hari semakin sore, sesi introgasi yang dilakukan ketiga teman baru Jimin sudah usai sejak siang tadi, kini mereka berjalan ke parkiran mobil hendak pulang, Jimin juga ikut karena dia minta di antar oleh Bambam. Mata keempatnya terpaku melihat dua orang yang di bicarakan tadi siang ada di hadapan mereka sekarang.

"H-hyung.."cicit Jimin.

Orang yang di panggil hyung itu hanya menatapnya sinis. "Wow, aku tidak tahu kalau bangwol menerima JALANG sebagai mahasiswanya."sarkasnya.

"Hyung, sudahlah.. Kita pergi saja, aku mual jika terlalu lama melihat JALANG, kasian anak kita nantinya."rajuk Joshua. Ya, orang itu adalah Suho dan Joshua.

Suho di buat melongo dengan ucapan tunangannya itu. "Hah? Sayang kau hamil? Kok aku baru tau?"tanya Suho bingung. Begitupun keempat orang itu yang sudah menjatuhkan rahangnya terkejut.

Jika kalian juga berpikir Joshua hamil selamat, kalian juga kena tipu olehnya. Joshua cengengesan. "Hehe.. Tidak."jawabnya singkat dan sontak membuat Jackson dan Yogyeom bernafas lega, entah kenapa mereka senang mendengar kalau Joshua tidak benar benar hamil. Jimin hanya tersenyum sendu menahan sakit di hatinya.

Suho memiringkan kepalanya menatap manik hazel tunangannya tajam. Tatapan itu mampu membuat Joshua menunduk takut. "Joshua Hwang, jangan bercanda seperti itu! Tidak lucu! Jangan bermain main dengan kehamilan.  Bagaimana jika kau benar benar hamil? Dan terjadi sesuatu?"tegasnya.

"Maaf.."cicit Joshua takut. Jika Suho sudah memanggil nama lengkapnya itu tandanya Suho tengah serius dan tak mau ada bantahan darinya.

"Kali ini kumaafkan, jangan ulangi lagi! Atau aku akan benar benar marah padamu!"finalnya.

Joshua mengangguk ribut. "Hmm.. Janji"ucapnya sembari mengangkat kedua tangannya keudara membentuk tanda V dengan mimik wajah semenggemaskan mungkin untuk meluluhkan hati tunangannya itu.

Suho terkekeh melihatnya. "Ouhhh.. Kesayanganku ini menggemaskan sekali sihhh.. Makin cinta deh.."ucap Suho mencubit kedua pipi Joshua sedangkan yang di cubit sudah merona mendengar ungkapan cinta untuknya. Tanpa sadar adegan itu membuat dua seme di sana patah hati.

Suho kembali melirik Jimin yang masih tersenyum sendu melihat kemesraan mereka. Ia berjalan mendekatinya membuat Jimin mengambil langkah mundur hingga tubuhnya terbentur mobil di belakangnya. Suho terus mendekatinya mengikis jarak diantara mereka. "Bagaimana rasanya? Apa kau bahagia? Setelah kematian adikku, apa kau bahagia? Kim ah salah.. Park Jimin?"desisnya tepat di depan wajah Jimin bahkan saking dekatnya wajah mereka, mereka bisa merasakan hembusan nafas masing masing.

Jimin menegang tak tahu harus menjawab apa. Ia ingin jujur bahwa ia sangat terluka dan merasa sangat kehilangan dan bersalah tapi entah kenapa iya merasa tak pantas mengatakan itu setelah ia sendiri yang membuat suaminya pergi meninggalkannya. "Ma-maaf."cicitnya.

Suho tiba tiba terbahak bahak membuat ketiga teman Jimin bingung, akan tetapi bagi Jimin itu menakutkan begitupun dengan Joshua yang sudah menatap Jimin marah. "Hahaha.. Maaf? MAAF KAU BILANG? SETELAH ADIKKU KEHILANGAN NYAWANYA KAU BARU MINTA MAAF?"teriak marah Suho masih tepat di hadapan wajahnya membuat Jimin menutup matanya takut.

"Apa kau menyesal sekarang?"tanya Suho lirih sarat akan luka di hatinya mengingat bagaimana adiknya berjuang menahan sakit hanya untuk seorang pria brengsek sepertinya.

Jimin membuka matanya perlahan, dan seketika air matanya tumpah melihat raut wajah Suho yang penuh kekecewaan dan kesedihan yang mendalam. "M-maaf, Jimin minta maaf hyung.. Maaf maaf maaf.."rancaunya, tubuhnya merosot jatuh berlutut di hadapan Suho.

Destiny VMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang