empat satu

15.9K 2.3K 708
                                    

"tenang dikit lah, gue Chandra—"

"gak usah, gak sudi kenalan sama kalian" wajah Jisung benar benar kusut, dia ingin sekali membantai semua orang yang ada dihadapannya

"keras juga lo kaya Jaehyun"

Jisung tidak membalas dia sibuk mengontrol amarahnya agar tidak meledak

"Jung Jisung, mau ikut mati disini sama kakak kamu?" Wilian bersuara Jisung memandangnya

"emang pasti itu terjadi? Bisa nyentuh kak Nola?" Jisung berdecih, pemikiran mereka terlalu jauh sekarang

"a-apa m-mati?" Dara tergagap melihat kearah Wiliam meminta penjelasan

Wiliam menarik nafas dalam"maaf, kami bohong sama kamu"

Dara menggeleng kuat, kakaknya hanya berucap kalo Nola hanya sebagai sandera saja

"gak! Kak aku ibu mereka!" tangis Dara pecah, dia tidak rela anaknya mati dibunuh untuk membalaskan dendam

"kamu bukan ibu mereka lagi ingat! Kamu sudah bersumpah"

Jisung tertawa masam melihat tubuh Dara yang bergetar menangis "bodoh, ibu paling bodoh, kenapa gue harus lahir dari rahim lo itu hah?"

"Dara ngelakuin ini juga atas kelakuan Jaehyun, Jaehyun membunuh ayah kami dengan tragis! Sial padahal waktu itu umurnya baru 18 tahun" Chandra menggeram kesal mengingat masa lalu

"gak adik gak abang sama sama bodoh, Ayah kalian dibunuh karna korupsi menyebabkan lebih dari 30 orang mati"

Chandra menatap Jisung marah dia mendekat dan mencekik leher Jisung kuat

Dara menjerit dan mencoba melepaskan "Kak tolong! Jangan"

"Minggir!"

"b-bos, anak perempuan di kamar sebelah sudah s-sadar" bawahan tadi yang bersama mereka baru saja mendapatkan info dari hpnya

Pergerakan Chandra terhenti dia tersenyum licik "main main sama Nola lebih menantang" Chandra lebih dulu meninggalkan ruangan

"ANJING DASAR BIADAP"

"HAHAHAHA APA MAU PROTES? bawa dia keruang sebelah"

***

Nola menatap Jisung khawatir dia ingin berdiri tapi pergerakannya ditahan

"Jisung, k-kamu baik?"

Jisung mengangguk dia mencoba menenangkan kakaknya yang gugup setengah mati

"Ekm jadi nama kamu Jung Vanola?" Dean menatap dalam, Nola meliriknya

Nola tidak mau menjawab benar benar pertanyaan yang tidak penting

Nola melirik Dara, seketika pandangannya terkunci ibu dan anak itu saling pandang, setelah sekian lamanya

"Bunda?"

"N-nola"

Dara ingin memeluk Nola, tapi Jisung mencegahnya

"ini anak gak cocok digituan, Beno bawa Dara keluar" Beno, bawahan yang mengikuti mereka tadi mengangguk dan menyeret Dara paksa untuk keluar

"Gak! Kak aku mohon jangan sakitin mereka!"

Ketiganya tidak mendengarkan Dara

Posesif Family | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang