28 || DI BANDINGKAN

746 178 34
                                    

Mereka berdua naik ke atas kasur, sejenak mereka terdiam dan tidak tahu harus membicarakan hal apa. Samapi akhirnya alleta membuka topik pembicaraan.

Alleta bertanya sedekat apa syaquella dengan Jason, Ia benar benar takut kehilangan Jason apalagi kalau sampai Jason berpaling ke syaquella.

"Sya, gue mau nanya deh. Lo Deket banget ya sama Jason? Sedekat apa ?" Tanya alleta.

"Dulu kalo gue kemana mana Jason pasti selalu ngikutin, soalnya dulu banyak banget orang yang pengen nyelakain gue. Jadi kalo gue kemana mana pasti dia selalu ikut karena dia gak mau gue sampai kenapa napa"

"Jason tuh baik banget loh, kak. Dia selalu menjaga martabat perempuan dia paling gak suka kalau ngeliat perempuan di sakiti, apalagi kalau cewek yang dia sayang di sakiti. Beh udah abis tuh cowok di gebukin"

"Perasaan lo ke dia gimana?"

Syaquella menunjuk dirinya sendiri "perasaan gue? Ya gue cuma anggap dia temen gak lebih, dulu dia pernah minta gue jadi pacarnya. Tapi gue tolak itu".

"Why?"

"Karena, gue gak mau persahabatan yang gue bangun dari kecil sama Jason rusak begitu aja karena cinta. Nih coba lo banyangin, kalau semisal suatu saat gue putus sama Jason terus kita gak mau ketemu lagi persahabatan gue sama dia bisa rusak begitu aja. Sia sia dong, buat apa gue bangun persahabatan dari kecil kalau harus rusak karena adanya cinta. Iya kan?"

"I-iya juga sih"

"Nah tuh tau, jadi gue cuma anggap Jason tuh sahabat gue doang. Gak lebih jadi lo tenang aja, kak gue gak akan ambil Jason dari lo kok" jawabnya menepuk pundak alleta sebanyak dua kali.

Syaquella kembali fokus memakan kuaci yang ia beli di Indomaret, entah mengapa alleta masih ragu dengan jawaban syaquella.

"Sya, apa yang buat Lo harus pindah ke Jakarta?" Tanyanya lagi.

"Nyokap bokap gue ada urusan di Jakarta lama, jadi mau gak mau gue harus ikut mereka ke sana. dulu gue sempet ribut sama nyokap karena gue gak mau ikut mereka, gue belum siap buat ninggalin Jason dulu. Dan bener aja, gak lama gue di Jakarta. Gue lost konteks sama Jason".

"Dua tahun kemudian gue harus kuliah di luar negeri, itu nyokap gue yang nyuruh sebenarnya gue gak mau ke luar negeri. Gak asik, gak seru, gak ada telur gulung"

"Apa benar kalo dulu lo pernah mau coba bunuh diri 6 kali?"

"Yap tepat sekali, dulu tuh batin gue tersiksa parah dari mulai permasalahan keluarga dan permasalahan cinta. Campur aduk deh di titik itu juga rasanya gue pengen mati gue pengen akhiri semuanya, tapi di saat gue mencoba untuk mengakhiri hidup gue Jason selalu Dateng dan nasehati gue".

"Yaa, makanya di saat gue mau pindah gue sempet debat sama nyokap bokap karena gue belum mau ninggalin Jason. Tapi mau gak mau gue harus ikutin kemauan nyokap bokap gue si"

"Jason sesayang itu ya sama lo?"

"Itu dulu ya, kak. Bedain mana yang dulu mana yang sekarang, kalo sekarang Jason cuma sayang sama lo gak ada yang lain, percaya sama gue" Katanya menyakinkan alleta.

"G-gue percaya kok"

"Kak, Jason tuh orang nya baik banget dia gak akan pernah ngecewain orang yang udah dia sayang gue tau banyak tentang dia jadi lo yakin aja".

"Gue takut dia balik lagi sama lo, sya" batin alleta, sungguh ia sangat sangat takut kehilangan orang yang ia sayangi apalagi ia berjuang untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Jason.

"Gue tidur duluan ya" alleta membaringkan tubuhnya di atas kasur, di tengah malam alleta terbangun dan langsung mengecek handphone nya.

"Ya ampun jam tiga pagi" alleta berusaha untuk kembali tidur tetapi tidak bisa di malam itu alleta terus terusan overtingking memikirkan hubungannya dengan Jason kedepannya.

ALLETA GABRIELLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang