Chapter 3 - a date.

3.8K 638 60
                                    

Jay tak tau siapa pria tadi, namun Hyungseok yang memaksa untuk tetap mempercayainya membuat Jay berakhir membiarkan Jonggun pergi membawanya.

mengingat sedekat apa wajahnya dengan Hyungseok beberapa saat lalu membuat jantung Jay berdegup cukup kencang. padahal ia sedang berada diatas motornya sekarang, namun pikirannya seolah dibiarkan melayang.

Deg, deg, deg.

beberapa ingatan yang berlalu dikepalanya membuatnya sulit mengendalikan diri, terutama tentang saat-saat dimana Hyungseok memintanya memakaikan Hot Pack ke perutnya.

"Perutku sakit, kau bisa pasangkan hot pack disini?" Hyungseok membawa hangat lengan Jay untuk menyentuh beberapa bagian abs perutnya.

Tin!

Jay tanpa sadar jadi terlalu jauh pada kenyataan, dimana ia saat ini bahkan hampir menjadi penyebab kecelakaan.

"Oi, dek. hati-hati."

Jay tersenyum dengan canggung, diam-diam tak sadar jika helm full face dikepalanya memblokir niat baiknya.

'Park Hyungseok, sialan.'

.o0o.

"Wah, sedang khawatir ya?~" Jungoo yang semula sibuk dengan game konsolnya, secara tiba-tiba teralihkan pada Jonggun yang nampak berusaha menyembunyikan kegelisahannya.

"Padahal situasinya sedang baik-baik saja."

"Berisik." marah Jonggun.

"Sebenarnya apa yang kau khawatirkan?"

Jonggun diam menatap Hyungseok yang tengah beristirahat diatas brankar rumah sakit, "Memangnya apa lagi? Hal seperti ini bukan satu dua kali terjadi."

"Lalu? bukankah dengan begitu seharusnya kau percaya dia juga bisa melalui yang satu ini?" Jonggun tak merespon, seolah tak memiliki jawaban pasti tentang perasaan tak berlandasan yang tengah ia rasakan.

"Kau ini.. aku sedang bertanya, lho."

pembawaan Jungoo yang asik, seharusnya mampu meredam keadaan Jonggun yang seolah terusik. namun sepertinya usahanya kali ini tak lagi bisa memberikan hasil terbaik.

Jungoo datang memeluk tubuh pria yang 1 cm lebih pendek darinya itu dari arah belakang, "Kau ini sulit sekali bicara ya?" Jungoo menggeleng seolah paham.

"Apa kata dokter?"

BUGH!

Jonggun secara tiba tiba melepaskan serangan, Jungoo yang terkejut tak mampu mengelak dari pukulan Jonggun pun berakhir dengan hanya menahan pukulan. namun meski sudah ditahan, tubuhnya masih harus terpental cukup jauh dari pelaku penyerangan.

"Brengsek, apa-apaan dengan serangan mendadak itu?" Ujar Jungoo mengibaskan ngilu kedua lengannya. "Dasar curang. kalau mau bertarung kau bilang, sialan."

"Luar biasa! Kau bahkan mampu berkata semuanya akan baik-baik saja saat kau sendiri bahkan tak tau apa-apa!" Jungoo kesal mendengar Jonggun yang berkata demikian, padahal niatnya ada untuk sedikit memperbaiki keadaan.

namun sepertinya, akan lebih baik jika kali ini ia bisa sedikit mengalah. hingga akhirnya setelah keadaan mereda, Jonggun bicara, "Kali ini reaksinya lebih parah, padahal dosisnya tak pernah kutambah."

dari kantongnya, Jonggun mengeluarkan sekantung bubuk kristal dan memberikannya pada Jungoo. "Apa yang salah?"

Jungoo meletakkan kembali kantung yang ia dapat dari Jonggun itu kedalam saku, dalam hati ia berniat untuk meneliti benda itu sepulang dari sini. sedangkan kini, hening seolah dibiarkan menguasai. keduanya bungkam dengan sorot yang terkunci pada sosok diatas kasur. pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala mereka seperti "dari mana datangnya makhluk sesempurna ini?" terkadang menjadi hal yang jawabannya bahkan tak diketahui oleh si pemilik tubuh itu sendiri.

[✓] " Hiraeth " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang