ditengah hari buta, satu-satunya pemandangan yang menyapa netra Jonggun saat pintu kayu itu terbuka, adalah sosok Jungoo dengan wajah bahagia terlihat sibuk menenteng sebuah koper di masing-masing lengannya.
sudah semalaman ia tak pulang, dan kini kembali dengan perawakan acak-acakan. ditambah dengan dua koper yang ia tenteng, semoga saja tidak berisi mayat seseorang.
"Hei, lihat apa yang kudapat." pria blonde menyombongkan kopernya. sedangkan Jonggun diam memperhatikan karena ikut penasaran.
dan saat koper itu di buka, Jonggun nampak begitu terkejut tatkala tumpukan uang dengan nilai fantastis itu menyapa netra putihnya, "Dari mana kau dapatkan semua uang ini?"
"Tentu saja ketua~"
"Serius? kau biasanya kan langsung membelanjakan sebagian, kenapa tiba-tiba dibawa pulang?"
"Ini sebenarnya uang Hyungseok." aura Jungoo yang saat ini nampak begitu mendominasi, membuat Jonggun penasaran akan apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak ini?"
Jungoo menimpali dengan gerak tubuh yang menyatakan bahwa ia juga tak tau pasti. "Tapi yang jelas, dia menggunakan uang ini untuk membebaskan diri. kau senang?"
tidak.
Jonggun tak senang.
ia sudah hidup cukup lama untuk mengenal bagaimana sikap ketua. dan ketakutannya, ada karena besar kemungkinan bahwa Hyungseok sedang berada dalam bahaya.
Jonggun yang panik lantas segera bangkit dan berlari, namun Jungoo mencekal lengannya sebelum berhasil pergi.
Brak
Jonggun dengan cepat membanting tubuh Jungoo keatas lantai marmer rumah mereka tatkala lengan besar si pria blonde menahan pergerakannya. meski begitu Jungoo masih mampu membalikkan keadaan dengan mendarat tanpa melukai tubuhnya.
Jungoo berdiri menghadang pintu keluar yang semula menjadi tujuan utama Jonggun, "Mau kemana?"
dua malaikat maut yang begitu mempesona.
"Menyingkir dari sana, brengsek."
"Tidak mau." Jungoo meledek, sedangkan Jonggun sendiri mengerti bahwa meski digertak, Jungoo takkan menyingkir karena masing-masing dari mereka pun tau bahwa kekuatan mereka setara.
artinya tak ada alasan untuk takut.
namun Jonggun melihat setidaknya akan ada ketidakseimbangan, itu karena Jungoo sedang dalam keadaan yang tidak menguntungkan.
luka ditubuhnya masih begitu segar.
"Dimana kau membawanya?"
"Memangnya kau mau apa? datang menyelamatkannya?" mendengar rentetan pertanyaan remeh itu sebenarnya tak membuat Jonggun gentar, hingga akhirnya pertanyaan terakhir muncul sebagai penghambat terbesar.
"Kau pikir kau sedang berada dipihak siapa?"
Jungoo dan dirinya, sudah berperan banyak dalam menjaga keamanan sang ketua. fasilitas yang ia berikan juga luar biasa, itu kenapa mereka harus terus berpihak padanya.
"Aku tak mengerti.. kenapa saat aku berduel dengan si brengsek itu di sekolah Yena kau bahkan mau menghentikanku? apa karena lawanku adalah Park Hyungseok?"
Bukan, Jonggun mengerti akan kemampuan spesial Hyungseok yang dengan cepat mampu meniru gerakan lawan. dan Jungoo hampir mengeluarkan seluruh kekuatannya, duel itu ia akhiri karena enggan membuat keduanya terluka.
"Jungoo, kau tidak mengerti—"
"Benar. aku juga baru mengatakannya, aku tidak mengerti.. kau dulu kasar sekali. kau bahkan takkan peduli meski aku hampir mati sekali." Jungoo memotong dengan cepat, lantas kedua iris itu menatap nyalang kearah Jonggun yang kini bungkam ditemani raut terkejut yang ketara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " Hiraeth " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ]
Fanfic"Jaeyeol, aku.. menyerah saja ya?" keterkejutan menjadi hal pertama yang Hyungseok tangkap dari raut wajah Jaeyeol. bayangan akan ketidak percayaan terhadap kalimat yang baru saja melayang dari sosok tangguh, Park Hyungseok, membuat Jay bahkan tak l...