"Jadi, apa rencananya?" Janghyun bertanya tatkala keduanya kini sampai di sekolah Yena.
"Periksa ruang CCTV, aku akan cari informasi dari beberapa saksi." Hyungseok memberi aba-aba, Janghyun yang mendapatkan arahan juga langsung menyetujuinya. meski rasanya masih tak mau percaya.
Hyungseok mulai menilik persekitaran dengan netra yang tiada hentinya menyapu keadaan. sedangkan Janghyun sudah lebih dulu menjarah bangunan untuk memenuhi arahan, tentunya ia juga tak melepaskan pengawasan pada pria cantik itu. namun hal yang cukup disadari oleh keduanya adalah perasaan aneh saat melihat bagaimana tenangnya situasi yang meliputi bangunan ini, disaat mereka sendiri bahkan tengah kehilangan seorang anak didik.
"Dek, cari siapa ya? dari tadi saya lihat kamu hanya berputar.." salah satu pengelola sekolah datang menyapa Hyungseok, "Kalau tidak ada urusan, dek. keluar saja ya."
"Saya kemari untuk mencari Jang Yena. bapak tau kemana dia?"
untuk sesaat, pria berumur hampir kepala lima itu terlihat sibuk menilik penampilan Hyungseok dari atas sampai bawah. "Apa kau wali dari Jang Yena?"
Hyungseok terdiam seolah sibuk mempertimbangkan tentang jawaban yang akan diberikan. ia yang terlalu berhati-hati kini justru menimbulkan kecurigaan bagi si pria paruh baya. "Jika kau bukan wali atau orang tua Jang Yena, lebih baik pulang saja."
"Saya dengar Jang Yena hilang." mendengar penuturan tajam dari Hyungseok membuat pria paruh baya yang semula hendak pergi meninggalkannya itu berbalik dengan raut wajah panik.
'Sial, tidak mungkin kabarnya telah tersebar sampai sejauh ini.' pria yang merupakan kepala sekolah itu, terdiam sembari berusaha memasang wajah tenang. "Tidak-tidak, dari mana kau mendengar rumor itu? Sekolah kami bersertifikat dengan penjaga khusus yang telah lama dididik sebagai seorang tentara. kami juga menjaga anak murid dengan baik, jadi tidak mungkin jika kami--"
"Ah.. pantas saja tak ada satupun polisi yang berkeliaran, ternyata kalian tipe orang yang benar-benar menjaga kehormatan sekolah melebihi apapun ya?" Hyungseok maju beberapa langkah, sorot tenang itu terlalu mengintimidasi hingga si pria paruh baya itu sendiri kini gelisah hingga hampir mati. "Anda tau? Jika terlambat sedikit saja, Yena mungkin bisa kehilangan nyawanya."
"Saya kan sudah bilang, tak ada satupun dari anak didik kami yang hilang. kami telah menjaga mereka dengan baik. lagipula siapa anda ini? kenapa ikut campur sekali."
"Saya? Ikut campur? berarti benar Jang Yena hilang?"
'Sial, apa-apaan.' pria paruh baya itu nampak cukup terkejut mendengar kemampuan bicara Hyungseok, namun sebisa mungkin ia tetap berusaha untuk terlihat tenang. "Kau ini kenapa sulit sekali diberi tau? kan saya sudah bilang-"
"Pak, saya kemari bersama Janghyun langsung, lho. saya tak perlu menjelaskan siapa dia 'kan?" Hyungseok mulai bicara santai, salah satu cara ampuh untuk memaksa kejujuran seseorang adalah dengan menyulut amarahnya. Hyungseok juga tak buta kala melihat bagaimana wajah pria tua itu kini memerah karena sulitnya menahan amarah.
"Anda tau? keputusan anda ini bisa menyebabkan sekolah menjadi pihak yang akan mendapatkan paling banyak kerugian. atau bahkan bisa dibilang.. kalian memihak pada pelaku dengan tidak segera melapor."
"Kau ini hanya anak SMA! tau apa kau!?"
"Jika bapak tidak mau menghubungi polisi, biar saya panggil sendiri saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " Hiraeth " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ]
Fanfiction"Jaeyeol, aku.. menyerah saja ya?" keterkejutan menjadi hal pertama yang Hyungseok tangkap dari raut wajah Jaeyeol. bayangan akan ketidak percayaan terhadap kalimat yang baru saja melayang dari sosok tangguh, Park Hyungseok, membuat Jay bahkan tak l...