Dentum waktu berlalu dengan cepat, bagi mereka yang tak awas tentu tak akan mendapat tempat. namun malam ini, Jay seolah enggan peduli. menghabiskan waktu seperti ini mungkin hanya akan terjadi sekali, terlebih karena saat ini ia tengah bersama sosok cantik, Park Hyungseok.
setiap detiknya, Jay terus dibuat terpukau akan fisik serta perilakunya. bahkan dinginnya kota Seoul seolah tak ada apa-apanya dengan hangat senyum yang terus Hyungseok bawa.
"Jay, kau tidak bosan?" Jay menggeleng pasti.
kini keduanya tengah berada di sudut lapangan yang tak sengaja mereka temukan. beberapa kerumunan orang nampak tengah asik memainkan suatu permainan, padahal keadannya sedang sangat dingin.
"Kakak tampan yang disana!" salah seorang anak perempuan menunjuk Hyungseok yang duduk berdampingan dengan Jay di bangku penonton, Hyungseok yang bingung lantas menunjuk dirinya sendiri seolah memastikan. tatkala dijawab dengan anggukkan, lagi-lagi teriakan terdengar dari si anak perempuan.
"Gol ini untukmu!" ujar anak perempuan itu dengan nada menggoda.
sesaat setelah berseru, anak perempuan itu melakukan dribble singkat sebelum akhirnya menembak. tembakan sempurna yang sebenarnya tak terlihat seperti seorang pemula, namun dengan cepat Jay datang menggagalkannya sesaat setelah mendengar kalimat lanjutan anak perempuan itu setelah menembakkan bola.
"Jika aku bisa mencetak angka, kita kencan ya~"
tentu Jay tak akan membiarkannya. sedang si anak perempuan yang marah dengan lantang menantangnya, "Kakak rambut kuning ini apa-apaan sih? mau tanding lawan aku?"
Jay dengan panik menggeleng. dari sana, Hyungseok sendiri bahkan bisa melihat perbedaan dari pengalaman keduanya. jika Jay menerima tantangannya, ia bisa saja kalah dan Hyungseok berakhir harus kencan dengan si anak perempuan yang bahkan tak mereka kenal.
saat mereka kira Hong Jay akan unjuk gigi dalam kebolehan berolahraga, segalanya justru berakhir dengan Jay yang meledakkan bola itu dan membayar uang ganti rugi. cukup mengejutkan, namun Hong Jay Yeol hanya sedang menggunakan akal untuk menghindari keributan.
'Gila, dia benar-benar meledakkan bola basket seberat itu?' sama seperti Hyungseok, mereka yang menyaksikan juga cukup dibuat kebingungan.
setelah diusir, kini keduanya sibuk menyusuri jalanan kota. Jay yang merasa bahwa Hyungseok mulai merasa bosan, berakhir menarik si pria tampan ke arah mesin penjual minuman. "Oh! tunggu, jangan beli dua. aku tak boleh minum soda."
melihat gerak gerik Jay yang kebingungan membuat Hyungseok hampir memberitau si pria blonde tentang keadannya, dimana seorang pengguna narkoba dilarang mengonsumsi soda, karena bisa saja merenggang nyawa.
karena tak kunjung bicara, tatapan tanya itu kini beralih jadi ekspresi sedih. sedangkan Hyungseok yang tak tega berakhir membiarkan Jay membelikannya sekaleng susu rasa mangga.
"Te—"
"Oy, anak pindahan!" sebuah suara dalam menginterupsi, memotong kalimat Hyungseok hingga batal berterimakasih. pun saat dicari, ternyata suara itu bersumber dari sosok preman berotot dengan postur tubuh tinggi. Hyungseok tak tau siapa pria ini, tapi melihat Jay yang panik lantas berhasil menarik cukup kewaspadaan dalam dirinya.
"Aku sudah lihat semuanya. kau ini memang gawat, ya? harus dipukul." pria aneh itu mengangkat kedua lengannya seolah tengah memasang kuda-kuda. namun kuda-kudanya aneh.
lagi pula siapa dia? kenapa memanggil Hyungseok dengan sebutan anak pindahan? apa mereka satu sekolah?
dan apa yang sebenarnya sedang ia bicarakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " Hiraeth " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ]
Fanfiction"Jaeyeol, aku.. menyerah saja ya?" keterkejutan menjadi hal pertama yang Hyungseok tangkap dari raut wajah Jaeyeol. bayangan akan ketidak percayaan terhadap kalimat yang baru saja melayang dari sosok tangguh, Park Hyungseok, membuat Jay bahkan tak l...