Chapter 24 - Flower.

1.3K 243 15
                                    

sebelumnya, tepatnya sehari sebelum kejadian dimana Hyungseok mengalami mimpi buruk. Jay sadar bahwa Hyungseok sudah banyak memperhatikannya saat mengerjakan urusan perkantoran, dan Hyungseok-pun tau bahwa Jay memang benar begitu bisa diandalkan. tak ayal ia bisa memimpin beberapa perusahaan, diumurnya yang masih 17 tahun.

Hyungseok yang tiba-tiba duduk sembari menyandarkan kepalanya pada bahu sang tuan muda, kini mulai menarik perhatian Jay yang terpecah.

"Kenapa?" tanyanya.

"Apa pekerjaan ini sulit?" bukannya menjawab, Hyungseok justru balik melemparkan pertanyaan. ia bahkan menunjuk kearah berkas yang tertata rapi di sisi meja ruang tengah, tempat khusus dimana Jay biasa mengerjakan pekerjaannya saat Hyungseok sedang tak ingin berjauhan dengannya.

Hyungseok mengangguk saat mendapati gelengan ringan itu sebagai jawaban, "Kau menyukainya?"

"Tak sebanyak aku menyukaimu."

entah sudah berapa kali Hyungseok bereaksi seperti ini. namun Jay tetap saja gemas saat melihat pria cantik itu menyembunyikan wajahnya, seolah malu dengan rona merah yang mendominasi warna kepalanya. 'brengsek. kenapa bicaranya lancar sekali disaat-saat seperti ini?' batinnya. sedang si tampan yang kegemasan kini tertawa.

sebenarnya Hyungseok khawatir. baru beberapa bulan berlalu sejak Hyungseok mengenalnya, dan Jay sudah kehilangan pendengarannya. kecil kemungkinan bahwa ia akan benar-benar sembuh, namun apa yang lebih ia takutkan adalah apa yang akan datang di masa depan.

Hyungseok sadar ia bukanlah anak SMA biasa. banyak sekali pihak yang menginginkan nyawanya. dan jika Jay terus bersamanya, ia mungkin tak hanya akan kehilangan telinga. bisa saja taruhan semesta kali ini adalah nyawa salah satu dari mereka.

mungkin takkan jadi masalah jika Jay kehilangannya, toh masa depan yang menantinya juga bersinar sangat terang.

tapi Hyungseok?

ia bahkan tak bisa membayangkan bagaimana ia akan bertahan kedepannya, jika saja Jay tak berada disisinya.

"Kau khawatir?" Jay bertanya. ditariknya pinggang Hyungseok untuk duduk lebih dekat, lalu diusapnya pipi si pria manis itu sembari menatap irisnya lekat.

Hyungseok menghela nafas sebelum kemudian mulai memejamkan matanya. ia membawa kepalanya agar Jay tak melepaskan usapan lembut itu dari wajahnya. meski aneh, Hyungseok tetap menikmatinya. kasih sayang dalam bentuk sentuhan-sentuhan lembut yang dulu tak pernah ia rasakan, kini akhirnya bisa ia dapat dari si pria pirang.

Hyungseok bisa tenang hanya karena sadar akan fakta barusan.

"Aku khawatir soal kau." bukannya merespon terhadap kalimat Hyungseok barusan, Jay justru dibuat tak fokus dan malah makin mengeratkan pegangannya pada pipi Hyungseok yang bukan main empuknya. 'Aku tidak percaya aku menyentuh pipinya, ini gila. benda ini empuk sekali. seluruh dunia pasti iri.'

"Jaayy~!" Hyungseok merengek gemas. sedang Jay yang tak bisa dengar justru memanfaatkan keadaan dengan menekan pipi Hyungseok lebih keras. alhasil kini perawakan si manis jadi mirip dengan ikan yang sedang bernapas. "Lepaskan~"

'GEMAS!'

Drip..

Jay tekejut tatkala Hyungseok tiba-tiba meletakkan telapak tangan berlapis sweater miliknya pada wajah si tampan. sedangkan ekspresi yang ditunjukkan Hyungseok sekarang, benar-benar sarat akan kekhawatiran.

[✓] " Hiraeth " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang