Kacau. sosok Hong Jay Yeol yang ia temukan kini duduk tenang diantara tribun berisi orang-orang gila, membuat Hyungseok kini tak lagi punya tujuan selain untuk nenghancurkan segalanya.
sosok yang begitu ia percaya, ternyata merupakan seorang penikmat dari acara yang selama ini telah banyak meninggalkan mimpi buruk dalam hidupnya. kemeja hitam dan celana bahan berwarna kelam, benar membuatnya tampak begitu tampan. Hyungseok juga menyetujuinya, namun akibat tekanan bertubi yang ditujukan hanya padanya, membuat sosok Park Hyungseok lupa hingga tak lagi nampu berpikir positif bahwa mungkin saja, Jay kemari untuk menyelamatkannya.
padahal Hyungseok begitu percaya bahwa Jay itu berbeda dari orang-orang kaya yang pernah ia temui sebelumnya. namun setelah kembali melihatnya malam ini, ia tak lagi ingin mati. dan pembantaian yang mungkin akan terjadi, ia dedikasikan sebagai suatu ambisi.
saat Jay ingin sekali memberikan Hyungseok pakaian, Hyungseok justru ingin setidaknya meninggalkan satu luka di wajah si pria tampan.
dan entah apa yang sedang ia pikirkan, Jay malah melompat masuk dalam arena saat Hyungseok sendiri berencana untuk menghabisinya. melihat bagaimana Jay dengan tanpa ragu melompat dari ketinggian mencapai tiga meter membuat takjub semua mata yang memandang. dan tanpa membuang kesempatan, Hyungseok datang menarik kerah leher si pria tampan.
Bugh
"Apa yang sedang kau cari, Hong Jay?" sorot mata itu bertanya dengan kilat penuh kebencian. sedangkan Jay yang baru saja di pukul, kini mengejutkan Hyungseok dengan langsung membuka kemejanya.
ia tak mempermasalahkan tentang bagaimana Hyungseok memukulnya, seolah merasa pantas karena telah sempat berpikir untuk meninggalkannya.
Jay memasangkan kemejanya pada Hyungseok dan membiarkan tubuh bagian atasnya terekspos sempurna. bukan pamer otot atau apa, tapi dengan ini Jay telah memberi tahu semua orang bahwa pria ini telah merdeka, bahwa pria cantik ini adalah miliknya.
maka tak seorangpun berhak lagi memandang remeh kearahnya.
"Kenapa harus pakai baju dulu?" Jungoo yang sejak awal memperhatikan, cukup dibuat penasaran. "Jika tidak cepat penyihir tua itu 'kan bisa saja datang."
"Jungoo, kita juga harus segera bergerak."
Jungoo tersenyum mendapati panggilan Jonggun, "Baiklah, tampan~"
"J-jay- Jay!" Hyungseok panik lantaran Jay kini berlari dengan menggendongnya. mengabaikan fakta bahwa, meski terluka Hyungseok masih mampu berlari di atas kedua tungkainya. lengan yang ia kalungan pada leher sang Tuan muda, mempersempit jarak antar keduanya hingga Hyungseok kini berada dititik dimana ia mampu merasakan denyut jantung Jay yang bekerja ribuan kali lipat.
dalam keadaan seperti ini, Jay mungkin takkan pernah bisa mendengarnya sama sekali. ia yang gugup nampak begitu terburu-buru, seolah tengah dikejar oleh sesuatu yang takkan pernah Hyungseok tau.
"Hai." Hyungseok melihat bagaimana Jungoo menyapa dengan Jonggun disisinya, sedangkan Jay mempercepat gerakan tatkala telah melewati keduanya.
setelah membuat jarak beberapa meter, keduanya kini berakhir mengekor. keadaan dibuat seolah keduanya tengah mengejar Jay dan dirinya. namun Hyungseok tau mereka hanya berpura-pura.
tapi kenapa Jay terlihat begitu gelisah?
dan lorong ini juga.. kemana perginya semua penjaga? atau mungkin inilah alasan kenapa Jungoo nampak kehabisan tenanga? dia ternyata menyingkirkan mereka semua supaya keduanya bisa kabur dengan lebih leluasa.
"Jay, kau baik-baik saja?" Hyungseok dibuat tak yakin kala mendapati Jay hanya menjawab dengan anggukan. padahal Jay selalu bicara saat sedang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " Hiraeth " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ]
Fiksi Penggemar"Jaeyeol, aku.. menyerah saja ya?" keterkejutan menjadi hal pertama yang Hyungseok tangkap dari raut wajah Jaeyeol. bayangan akan ketidak percayaan terhadap kalimat yang baru saja melayang dari sosok tangguh, Park Hyungseok, membuat Jay bahkan tak l...