Deg deg deg.
seiring dengan detak jantung yang perlahan menghilang, Hyungseok juga ikut kehilangan keseimbangan. pendarahan hebat di pinggangnya, diperparah karena Jay telah mencabut belatinya. rasa sakit berlebihan yang dialaminya, membuat Hyungseok yakin bahwa sejak awal belati itu telah dilumuri racun.
dan kini Jay menggunakan benda itu untuk bertarung dengan DG. meski posisi Jay sebenarnya cukup menguntungkan, salah satu lengannya yang patah juga bisa menjadi faktor terbesar dari kekalahan.
"Sakit ya?" DG mencemooh tatkala melihat Jay yang perlahan mundur karena tak lagi bisa mengatasi rasa sakitnya.
sejak awal pertarungan mereka, DG menjumpai banyak sekali hal aneh yang disembunyikan oleh pria ini. tangan kirinya yang patah, tergenggam erat dan mengeluarkan banyak darah. padahal DG tak pernah menyerang bagian jemarinya.
instingnya mengatakan bahwa ia harus bisa membuka kepalan tangan yang dipertahankan oleh si Tuan muda.
Bugh!
Jay tersungkur tatkala DG dengan sengaja menendang bahu kirinya. rasanya sakit luar biasa. namun Jay saat ini juga tak bisa melakukan apapun karena DG tengah menginjak wajahnya.
"Lihatlah kekasihmu." DG menekan sisi kepala Jay dengan kakinya, memaksa sang Tuan muda untuk menyaksikan Hyungseok yang terkulai lemas tak jauh darinya. "Padahal seharusnya ia sudah mulai kejang-kejang, tapi pertahanannya itu benar-benar membuatnya sangat sulit untuk dibunuh."
Jay juga bisa melihat bagaimana tubuh Hyungseok bergetar hebat, namun masih mampu menatapnya lekat. Jay tak mengerti tentang apa yang sebenarnya sedang Hyungseok pikirkan, namun senyum yang tiba-tiba saja terlukis di wajahnya, membuat Jay cukup yakin bahwa pria cantik itu tidak sedang baik-baik saja.
"Jay yeol, aku.. menyerah saja ya?"
keterkejutan menjadi hal pertama yang Hyungseok tangkap dari raut wajah Jay yeol. bayang akan ketidak percayaan terhadap kalimat yang baru saja melayang dari sosok tangguh, Park Hyungseok, membuat Jay bahkan tak lagi tau harus berbuat apa.
harapan yang seharusnya hadir setelah senyum yang Hyungseok tunjukkan, kini justru berakhir dengan tangis tertahan dari masing-masing insan.
Jay yang diinjak, bersikeras memberontak. ia terus menggelengkan kepalanya, dengan keras menolak Hyungseok yang hendak menyerahkan diri demi menyelamatkannya. padahal Jay sudah berusaha, ia bahkan telah mengorbankan segalanya. perjuangan mereka, tak boleh berakhir sia-sia.
'Sedikit lagi, aku akan berusaha sedikit lagi. aku mohon bersabarlah, Hyungseok.' Jay yang terus-terusan berusaha melepaskan diri, akhirnya berhasil meski sebelumnya harus dipukuli.
"Pria ini gigih sekali." DG bergumam kala melihat bagaimana Jay yang terus-terusan bangkit bahkan setelah DG membuatnya tumbang beberapa kali.
untuk sesaat DG melihat kearah Hyungseok dan Jay secara bergantian, 'Mereka mirip sekali. tapi kenapa dia tiba-tiba jadi bodoh begini?' DG bergumam dalam hati, sadar bahwa Jay hanya memfokuskan serangan pada ulu hati. padahal tangannya menggenggam belati, namun karena fokusnya hanya tertuju pada satu titik, Jay jadi tak bisa menyentuh DG sama sekali.
Bugh!
Jay tersungkur di dekat tubuh Hyungseok yang terisak. ia tak tega melihat bagaimana Jay terus berusaha melindunginya, meski keduanya kini sama-sama terluka parah. dari sisi ini, Hyungseok bisa melihat bagaimana Jay yang masih saja menatap DG dengan fokus, meski nafasnya berhembus dengan sangat berantakan.
bahkan tubuh sang tuan muda sudah dilumuri oleh banyak sekali darah. Hyungseok jadi tak tega. digenggamnya lengan Jay erat-erat, dengan begini berharap semoga Jay tak akan kembali menyerang DG dengan nekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " Hiraeth " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ]
Fanfiction"Jaeyeol, aku.. menyerah saja ya?" keterkejutan menjadi hal pertama yang Hyungseok tangkap dari raut wajah Jaeyeol. bayangan akan ketidak percayaan terhadap kalimat yang baru saja melayang dari sosok tangguh, Park Hyungseok, membuat Jay bahkan tak l...