Part 23

3.9K 487 8
                                    

“Aku hanya meninggalkan kalian beberapa hari, tapi kalian sudah bertengkar seperti ini”
 
Rasanya Stu ingin menutup telinganya saat mendengar Mew dan Gulf sedang beradu argument. Sudah setengah jam berlalu dan tidak ada satu pun dari mereka yang mau mengalah.
 
“Aku kira masalah ini sudah selesai, tapi kau kembali mengungkitnya hari ini” Ujar Gulf.
 
“Aku berniat melupakannya, tapi hari ini kau malah janjian bertemu dengan pria itu”
 
“Bright. Namanya Bright. Dan aku bertemu hanya untuk mengembalikan baju yang kemarin ku pinjam”
 
“Bisakah jelaskan kepada ku apa sumber masalah kalian sebenarnya? Dan tolong cerita satu per satu. Aku tidak bisa mendengar jika kalian sama-sama bercerita. Bagaimana jika kau duluan, Gulf?”
 
Gulf menceritakan apa yang terjadi semuanya kepada Stu. Menjelaskan bagaimana gilanya Mew Suppasit jika sedang cemburu. Mulutnya terasa letih karena harus menjelaskan hal yang sudah beberapa hari belakangan ini menjadi penyebab pertengkarannya dengan Mew.
 
“Maaf, apa anda sudah menentukan mau memesan apa?”

Pelayan datang saat melihat situasi dimeja Mew mulai mereda. Tentunya saja banyak orang disekeliling mereka yang memperhatikan bagaimana Mew dan Gulf bertengkar.
 
“Aku tidak mau makan” Jawab Gulf.
 
“Aku pesan ayam goreng basil, phad thai, dan juga tom kha khai. Pastikan tidak ada seafood didalamnya. Juga bawakan kami dua air putih dan segelas milkshake coklat. Lalu untuk dessert-nya kalian bisa menyajikan beberapa cake rekomendasi restoran ini”
 
Mew mengembalikan buku menu kepada pelayan dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Meskipun sedang marah, tapi Mew tidak akan membiarkan Gulf melewatkan makan siangnya. Karena itu Mew tetap memesanan beberapa makanan kesukaan Gulf berikut juga minuman dan dessertnya.
 
“Lalu, kau bagaimana Mew?” Tanya Stu setelah selesai mendengarkan semua cerita dari Gulf.
 
“Gulf menempelkan bibirnya ke pria itu” Ujar Mew sambil melipat tangan dan mem-pout-kan bibirnya.
 
“Lihatlah, Phi. Sudah ratusan kali aku bilang jika itu hanya nafas bantuan” Bela Gulf.
 
“Aku tadinya sudah tidak mempersalahkan itu. Tapi aku tidak terima kau janjian bertemu dengannya lagi”
 
Sepertinya pertengkaran mereka akan dimulai kembali.
 
“Kau, Mew. Bukankah Gulf mengajak mu bersama dengannya hari ini untuk bertemu dengan Bright? Harusnya itu tidak jadi soal bukan?” Stu berusaha menjernihkan pikiran Mew.
 
“Ia mengajak ku karena aku tidak sengaja mengetahuinya. Jika saja aku tidak tau, maka mereka hanya akan bertemu berduaan saja”

“Aarrgghh.. Aku sudah tidak tahan lagi” Kesabaran Gulf hampir diambang batas.
 
“Sabarlah, Gulf. Lalu apa mau mu Mew?”
 
“Aku tidak mau Gulf bertemu dengannya hari ini”
 
“Gulf, bagaimana jika Phi saja yang mengembalikan bajunya? Kau bisa memberikan Phi nomornya, nanti Phi saja yang menghubunginya dan bilang jika kau tidak bisa datang hari ini, naa..” Stu memandang Gulf dengan wajah memelas. Berharap Gulf akan menyetujuinya dan mengakhiri pertengkarang mereka.
 
“Terserah” Gulf sudah terlalu lelah untuk berdebat.
 
Stu hanya bisa memejamkan mata mencoba mengatur nafasnya dengan baik. Menjadi penengah diantara Mew dan Gulf memang tidaklah mudah. Mereka berdua sama-sama keras kepala. Terlebih Mew, terkadang cemburunya memang tidak masuk diakal.
 
Untung saja, pelayan kembali datang menyajikan pesanan mereka. Paling tidak itu bisa memberikan mereka jeda dan beristirahat dari perselisihan yang tak berujung ini.
 
------
 
“Sudah ku katakan, aku tidak mau lagi melakukannya”

“Sunny? Dengan siapa ia sedang berbicara?” Tanya Gulf pada dirinya sendiri.

Gulf baru saja keluar dari restoran. Menunggu Stu dan Mew yang sedang menyelesaikan pembayaran.

Disaat itu pula ia bisa melihat Sunny seperti sedang bertengkar dengan seorang pria. Meskipun wajahnya tertutupi topi dan masker, Gulf merasa tidak asing dengan pria itu.

“Kenapa kau malah jadi membela mereka dan menentang ku?”

“Karena mereka terlalu baik untuk disakiti”

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang