Part 12

4.8K 531 7
                                    

“Apa kau juga harus pergi bekerja sore ini? Kita sudah jarang bersama minggu ini. Saat aku off bekerja, kau malah bekerja di café”

Mew mengoceh sepanjang perjalanan mereka dari kampus menuju ke Prince café.

Perjalanan itu mereka tempuh dengan berjalan kaki karena jaraknya yang tidak begitu jauh. Meskipun mengeluh panas, tapi Mew tetap mengikuti kemana pun Gulf berjalan.

Ia berusaha menyesuaikan dirinya dengan Gulf yang sangat menyukai jalan kaki. Menurut Gulf kegiatan itu sangat menenangkan hati. Ia biasa berjalan dengan santai sambil melihat pemandangan sekitar.

“Aku harus bekerja dan kau tau itu”

“Gulf, aku sudah bilang jika aku bisa membiayai mu”

“Mew, jangan mengubah dunia ku”

Mew menghentikan langkahnya dan tak terima dengan apa yang baru saja Gulf katakan.

“Apa maksud mu dengan mengubahnya? Apa menurut mu aku tidak pantas untuk masuk ke dalam hidup mu?”

“Jangan marah dulu. Maksud ku bukan seperti itu”

“Lalu kenapa?”

“Kau tau, aku sudah menjalani hidup ku seperti ini jauh sebelum bertemu dengan mu. Lahir dari keluarga sederhana dan pekerjaan ini membantu ku memenuhi kebutuhan sehari-hari ku tanpa harus meminta kepada orang tua ku. Mungkin pekerjaan ini tidak sebanding dengan penghasilan mu, tapi aku menyukainya”

Gulf menggapai tangan Mew dan menggenggamnya erat.

“Jika aku membiarkan mu membiayai kebutuhan ku, aku takut nantinya aku akan menjadi pria yang tidak tau diri. Aku takut aku akan terbiasa dengan itu”

“Tapi aku tidak akan pernah mempermasalahkannya, Gulf. Aku melakukannya dari hati ku”

“Aku tau dan aku sangat berterima kasih untuk itu. Tapi bisakah kau membiarkan ku tetap seperti ini. Bagaimana jika aku membiarkan mu membiaya ku sekedar makanan saja? Kau tau jika kau suka makan bukan?”

Hati Mew terenyuh mendengar semua ucapan Gulf barusan. Ia merasa bersyukur karena tidak salah pilih pasangan. Gulf sungguh pribadi yang baik dan pengertian. Ia bahkan bisa bertutur kata dengan lembut untuk menolak saat Mew ingin membiayainya.

“Aku mencintai mu, Gulf. Terima kasih sudah hadir dihidup ku”

-----

“Apa menurut mu mereka berpacaran?”

“Anak TK sekalipun tau jika mereka berpacaran hanya dengan melihatnya”

Phi Jennie dan PP sedang berbisik dan bergosip tentang Mew dan Gulf yang terlihat sedang berjalan bersama menuju kearah café.

“Kalau begitu, apa orang - orang juga menyadari jika kita adalah pasangan yang cocok?” Goda Billkin kepada PP.

“Dalam Mimpi mu”

PP baru beberapa hari ikut bergabung dengan Prince Café menggantikan Gun. Alih-alih kesepian di apartment, akhirnya PP memutuskan untuk bekerja di café yang sama dengan Gulf. Lagipula ia sudah sering berada disana dan sudah tidak asing lagi dengan suasananya.

“Apa kau tidak takut jika foto mu dan Gulf tersebar di media social?” Tanya PP.

“Tidak. Lebih baik jika semua orang tau jika Gulf adalah milik mu” Mew memeluk Gulf dari belakang dan menyenderkan kepalanya dengan nyaman dipundak Gulf.

“Aaahh.. Kalian lucu sekali. Sungguh membuat ku iri” Phi Jennie sudah tidak bisa lagi menahan kemesraan yang Mew tunjukan.

Gulf memang tidak pernah memberitahukan apapun tentang hubungannya dengan Mew. Ia berusaha merahasiakan hubungan mereka seperti yang Stu minta.

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang