Part 22

3.9K 508 14
                                    

TOK TOK..

“Bangunlah.. Ayo sarapan bersama”

Gulf mengetuk pintu kamar Sunny pagi ini. Tak terasa sudah beberapa hari mereka lalui dengan tinggal bersama. Tentu saja, sampai saat ini Mew masih belum bisa menerima keberadaannya di apartment mereka.

“Mew, sarapannya sudah siap..” Gulf kembali ke kamar untuk mengajak Mew sarapan bersama ia dan juga Sunny.

“Aku tidak mau sarapan”

Gulf tau alasan dibalik penolakan Mew. Tentu saja karena Sunny. Memang sudah beberapa hari ini Mew melewati sarapan dan baru keluar kamar setelah Sunny sudah pergi keluar ataupun kembali ke kamarnya.

“Sampai kapan kau akan seperti ini?”

Gulf mengalah dan membiarkan Mew dengan keras kepalanya. Seperti biasanya ia akan membekali sarapan Mew untuk dibawa ke tempat kerja. Kebetulan pagi ini Mew memang ada jadwal syuting iklan salah satu brand minuman.

Saat hendak menuju ke dapur, Gulf mendengar suara Sunny yang sedang muntah dikamar mandi.

“Kau baik-baik saja?” Gulf merendam handuk kecil dengan air hangat dan membasuhnya ke wajah Sunny.

“Bisakah kau berhenti berbuat baik kepada ku?” Namun Sunny tetap menurut saat Gulf membersihkan wajahnya.

“Kau tau, aku iri pada mu” Ujar Gulf.

“Aku iri karena kau bisa mengandung” Singkat namun tersirat kesedihan dalam kalimat itu.

“Karena itu, rawatlah anak dalam kandungan mu dengan baik. Ia berharga sama halnya dengan hidup mu”

Sunny merasakan lemah pada kakinya dan tubuhnya bergetar. Pertama kali dalam hidupnya ia mendengar ada yang mengatakan jika ia berharga.

Sejak kecil, ia sudah hidup sebatang kara. Ibunya meninggal pada saat ia masih berumur lima tahun. Ayahnya menikah lagi dan ibu tirinya selalu menyiksanya tanpa sepengetahuan ayahnya.

Kelamnya hidup Sunny, membuatnya begitu takut akan ditinggalkan oleh seseorang dalam hidupnya. Ia begitu takut akan hidup sendiri. Begitu takutnya sampai-sampai ia rela melakukan apapun untuk itu. Pada akhirnya, sifat itulah yang membuatnya tidak bisa melepaskan diri dari Apo.

“Hei.. Jangan menangis” Gulf kaget melihat Sunny menangis.

“Seharusnya kau membenci ku. Seharusnya aku membuat hubungan mu dan Mew hancur. Tapi kenapa kau begitu baik kepada ku?”

“Karena kau tidak bersalah. Sekarang berhentilah menangis” Gulf mengelus lembut kepala Sunny membuat tangisan Sunny semakin menjadi.

------

“Aaaaa...”

Gulf sedang mengurusi bayi besarnya. Ia terpaksa menyuapi Mew karena tidak ingin Mew melewatkan sarapannya.

“Apa syuting mu akan berlangsung lama?”

“Entahlah. Semoga saja tidak. Apa kau bosan?”

“Emm.. Aku hanya mengantuk”

Mew akan melakukan syuting disalah satu kolam renang yang sudah di-set sekian rupa. Ia nantinya akan mengiklankan beberapa produk baju renang. Tampak lokasi tersebut sudah dipenuhi oleh banyak kru yang sibuk lalu lalang mempersiapkan acara hari ini.

“Gulf.. Apa yang kau lakukan disini?” Sesosok pria tampan menghampiri Gulf.

Bright Vachirawit, teman sekolah menengah Gulf yang tak sengaja bertemu dilokasi syuting Mew hari ini. Ia memperlihatkan senyum yang begitu lebar dan terlihat cerah saat berjalan menghampiri Gulf.

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang