Part 40

3.9K 478 17
                                    

“Kenapa ia tidak mengangkat telepon ku?”

Mew berjalan menuju ke kampus Gulf karena mereka sudah ada janji untuk fitting jas pernikahan mereka hari ini. Tapi kekasihnya itu tidak mengangkat teleponnya meskipun sudah berkali-kali Mew mengulang panggilannya.
 
Akhir-akhir ini mereka sangat jarang memiliki waktu untuk bersama. Bahkan hampir seminggu ini Mew selalu pulang saat Gulf sudah tertidur dan sebaliknya Gulf pagi-pagi sekali sudah berangkat untuk kuliah. Maka dari itu, khusus hari ini Mew meminta Stu mengosongkan jadwalnya.
 
“PP, Apa kau melihat Gulf?”
 
“Dia ada di aula. Aku juga mau ke sana. Sebentar” PP memberikan tanda bagi Mew untuk menunggunya karena ia harus mengangkat panggilan masuk diponselnya.
 
“Ayoo.. kita ke..” PP mendengus kesal. Mew sudah menghilang dari pandangannya saat ia berbalik.
 
“Aku bahkan tidak ada lima menit berbicara, tapi lihatlah ia meninggalkan ku begitu saja”
 
PP sebenarnya sudah biasa menerima perlakuan seperti itu saat sedang bersama dengan Mew dan Gulf. Ia bahkan terkadang harus berusaha melepaskan Gulf dari Mew agar mereka menyadari jika dirinya juga ada dan nyata berada diantara mereka.
 
-----
 
“Dimana Gulf?” Mew mengitari aula itu dan memasuki ruangan yang ada sana satu per satu untuk mencari keberadaan Gulf.
 
“Aku tidak mencintainya. Percayalah”
 
Mew sepertinya bisa mendengar suara Gulf meskipun terdengar sangat pelan.
 
“Jangan membohongi ku. Semua orang tau jika kalian adalah pasangan kekasih”
 
Mew juga bisa mendengar ada suara wanita.
 
Mew berjalan menuju kearah suara itu dan pada akhirnya Mew dapat menemukan Gulf. Hanya saja langkah kakinya harus terhenti saat melihat apa yang ada dihadapannya saat ini.

Gulf dengan senyuman manis diwajahnya menatap kearah seorang perempuan cantik yang saat ini berdiri sangat dekat dengannya. Atau bisa dibilang mereka nyaris tidak memiliki jarak.
 
“Aku memang berpacaran dengannya. Tapi perasaan ku padanya sudah menghilang sejak aku mengenal mu”
 
Kalimat yang keluar dari mulut Gulf berhasil membuat tubuh Mew terasa sangat sulit untuk digerakan. Ia bahkan merasakan sakit yang menusuk pada hatinnya.
 
“Apa kau akan meninggalkannya jika aku menerima mu sebagai kekasih ku?” Tanya wanita itu yang saat ini tanganya sedang digenggam oleh Gulf.
 
“Aku tidak bisa membiarkannya. Ini tidak boleh terjadi” Batin Mew.
 
Mew hampir kehilangan kesabarannya. Bagaimana mungkin Gulf mengkhianatinya disaat ia sedang menyiapkan pernikahan mereka? Bukankah mereka saling mencintai satu sama lain? Lalu apa yang sedang Gulf lakukan saat ini?
 
Jalan terbaik adalah menanyakan langsung perihal ini kepada Gulf. Mew tidak akan menyerahkan Gulf begitu saja. Ia tidak peduli jika Gulf mengatakan jika ia sudah tidak mencintainya lagi. Ia tidak peduli jika Gulf ternyata bermain dibelakangnya. Yang ia pedulikan adalah Gulf itu miliknya.
 
“Tunggu. Biar aku jelaskan dulu” PP tiba-tiba menahan Mew yang mencoba masuk ke dalam ruangan aula.
 
“Kenapa harus kau yang menjelaskannya? Apalagi yang harus ku dengar jika semuanya sudah terlihat jelas dimata ku” Mew menepis tangan PP.
 
“Tenangkan diri mu dulu”
 
“Tidak. Aku ingin mendengar semuanya dari mulut Gulf”
 
“Berhenti atau kau akan mempermalukan diri mu sendiri”
 
“Gulf lah yang seharusnya malu dengan apa yang sedang ia lakukan sekarang”
 
Mew mendorong pintu kaca dihadapannya dengan sangat kasar dan menimbulkan suara benturan yang sangat keras sehingga Gulf dan wanita itu secara refleks melihat kearahnya.
 
“Mew. Kau sudah datang?” Gulf bahkan tersenyum kearah Mew seakan tidak terjadi apa-apa.
 
“Apa yang sedang kau lakukan?” Tanya Mew dengan wajah marahnya.
 
“Kenapa kau terlihat marah? Aku dan Cherry hanya…”
 
“HANYA APA?”
 
“Mew, kau sepertinya salah paham”
 
“Apa aku salah paham karena mengira kau sungguh-sungguh mencintai ku? Dan ternyata kau sedang bermesraan dengan wanita ini?”
 
“Tenangkan diri mu. Aku akan menjelaskan semuanya”
 
“Bagaimana mungkin kau mengatakan jika kau tidak mencintai ku, Gulf?” Mew berusaha mengontrol emosinya. Ia mengacak-acak rambutnya karena frustasi dengan apa yang terjadi.
 
“Kau berniat meninggalkan ku untuk bersama dengannya?”
 
“Mew, kau salah paham..”
 
“Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Kau milik ku, Gulf. Sampai kapanpun itu”
 
“Meskipun aku menduakan mu?” Tanya Gulf.
 
“Aku tau aku memang pria bodoh. Tapi aku tidak peduli. Aku akan memaafkan mu, Gulf. Lupakan wanita ini dan kembalilah bersama ku” Mew berkata dengan matanya yang berkaca-kaca.
 
Hati Gulf terenyuh mendengar pengakuan yang baru saja Mew katakan. Ia tidak menyangka jika Mew masih akan memaafkannya.
 
“Bukankah kau seharusnya marah kepada ku?”
 
“Seharusnya iya. Bahkan aku seharusnya membenci mu detik ini juga. Tapi cinta ku kepada mu jauh lebih besar. Aku tidak bisa membayangkan jika harus kehilangan mu”
 
“Gulf, aku tidak peduli jika kau sudah tidak mencintai ku lagi. Aku akan membuat mu kembali mencintai ku. Apapun akan ku lakukan, tapi ku mohon jangan pernag meninggalkan ku” Mew merengkuh Gulf kedalam pelukannya.
 
“Kau benar-benar pria bodoh” Gulf menepuk lembut punggung Mew.
 
“Aku hanya pria bodoh yang sangat mencintai mu”
 
“Jika itu aku yang menemukan mu sedang berselingkuh dihadapan ku, aku tidak akan pernah memaafkan mu. Karena aku tidak sebaik diri mu”
 
“Kau tidak akan pernah melihat ku berpaling dari mu”
 
“Tapi sepertinya aku harus memberitahu mu yang sebenarnya, Mew”
 
“Tidak. Jangan katakan apapun itu. Hubungan kita baik-baik saja dan kita akan segera menikah. Aku sudah menyiapkan semuanya, Gulf. Menyiapkan masa depan kita”
 
Gulf mengulum bibirnya berusaha menahan tawa yang hampir tidak bisa ia tahan lagi. Ia yakin Mew akan merasa malu jika tau apa yang sedang terjadi sebenarnya.
 
“Putar badan mu”
 
“Hah?”
 
“Putar badan mu dan lihatlah..”
 
“WOOOHHOOOO.. Kalian benar-benar membuat iri..”
 
“Bisakah kalian tidak mengumbarkan cinta?”
 
“Kami hampir sesak nafas melihat keromantisan kalian”
 
Teriakan dan tepuk tangan memenuhi aula. Dimana ruangan yang tadinya senyap tiba-tiba saja berubah menjadi sangat ramai.
 
Mew lagi-lagi harus tercengang saat melihat ternyata ada banyak orang dibelakangnya.
 
“Kenapa ada begitu banyak orang?” Tanya Mew bingung.
 
“Bukankah sudah ku bilang kau hanya akan mempermalukan diri mu sendiri?” PP berjalan kearah mereka.
 
Wajah Mew memerah menahan malu namun masih belum mengerti dengan apa yang sedang mereka kerjakan disini.
 
“Kau mengerjai ku?” Tanya Mew.
 
“Kau mengerjai diri mu sendiri. Aku sedang latihan drama dan kau tiba-tiba menerobos masuk ke sini”
 
“Latihan drama apa?”
 
“Drama untuk pentas. Sebenarnya bukan drama ku, tapi hari ini Mix tidak bisa hadir, jadi mereka meminta bantuan ku untuk menggantikannya”
 
“Gullff…” Mew sangat malu dan segera menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan Gulf.
 
Gulf dan PP tertawa sangat puas melihat tingkah Mew yang terlihat seperti anak kecil.
 
Dibalik kejadian ini, Gulf bersyukur karena sekali lagi matanya dibukakan dengan kebaikan hati Mew. Kekasihnya ini terlalu lembut untuk disakiti dan Gulf berjanji tidak akan pernah ada orang ketiga diantara mereka.
 
Selepas itu, Gulf segera pamit dan pergi bersama dengan Mew untuk fitting jas pengantin mereka.
 
“Kenapa kau menatap ku seperti itu? Berhentilah menggoda ku”
 
Mew menyadari jika Gulf sedari tadi menatapnya.
 
“Terima kasih, naaa..”
 
“Untuk apa?”
 
“Terima kasih karena sudah sangat-sangat mencintai ku”
 
“Maka dari itu, jangan pernah meninggalkan ku ataupun menduakan ku” Mew merengkuh jari Gulf untuk diselipkan disela-sela jarinya.
 
“Tidak akan”
 
“Kau berjanji?”
 
“Aku bahkan berani bersumpah” Jawab Gulf dengan yakin.
 
“Aku pun begitu”
 
Banyak yang sudah mereka lalui sepanjang perjalanan hubungan mereka. Banyaknya rintangan dan suka duka sudah mereka lalui. Namun Gulf yakin jika kedepannya nanti akan masih ada banyak rintangan yang sedang menanti mereka. Tapi dengan cinta yang mereka miliki, Gulf yakin mereka pasi bisa melewatinya dengan baik.
 
Karena rintangan-rintangan yang mereka alami selama inilah yang justru semakin mendewasakan mereka. Semakin membuat mereka mengerti makna cinta sesungguhnya dan rintangan inilah yang akhirnya membuat mereka bisa melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pernikahan.
 
“Aku mencintai mu, Mew”
 
“Aku juga mencintai, Baby. Tapi ku rasa kau harus mencari panggilan sayang mu untuk ku, naaa.. Apa kau masih akan memanggilku dengan sebutan nama? Kau tau kan kita sebentar lagi akan segera menikah”
 
“Phi Mew? Kau kan lebih tua dari ku. Bagaimana?”
 
Mew mem-pout-kan bibirnya. Baginya panggilan itu terdengar sangat biasa.
 
“Khun Mew?” Goda Gulf. Ia menyadari jika Mew mulai merajuk.
 
“Honey? Tidak.. Tidak.. ini terdengar menggelikan”
 
“Boo? Jangan.. Ini terdengar seperti panggilan cinta anak remaja”
 
“Sampai kapan kau akan menggoda ku?” Mew mendelikan matanya tajam kearah Gulf.
 
“Apa kau kesal?”
 
“….”
 
“Jangan cemberut seperti itu”
 
“…..”
 
“Daddy..”

Mew menahan senyumnya saat mendengar panggilan Gulf kepadanya.
 
“Kau menyukainya? Sepertinya tadi aku melihat mu tersenyum”
 
“…..”
 
“Daddy, naaaa.. naaa..naa.. Bicaralah kepada ku” Gulf menggoda Mew dengan menggigit bibir bawahnya.
 
“Hentikan. Jangan gigit bibir bawah mu”
 
“Apa itu menggoda?” Lagi-lagi Gulf dengan sengaja menggigit bibir bawahnya.
 
Mew mendengus kesal dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Stu.
 
“Batalkan janji fitting baju ku hari ini. Ada hal penting yang harus ku lakukan” Mew mematikan teleponnya tanpa mendengar jawaban dr Stu.

"Kenapa kau membatalkannya?"

"Karena ada seorang anak nakal yang harus ku berikan hukuman..."

To be continue..

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang