Part 17

3.8K 481 14
                                    

"Gulf, apa yang sedang kau pikirkan?" PP sedang makan siang bersama dengan Gulf.

"Tidak ada"

"Apa yang ingin kau makan? Aku akan memesankannya untuk mu"

Beberapa hari sejak kejadian itu, Gulf sudah tidak pernah lagi mau bertemu dengan Mew. Ia memilih untuk kembali ke rumah orang tuanya.

Jika ada yang bertanya bagaimana hidup Gulf saat ini, cukup lihat dari raut wajahnya saja maka orang-orang akan menyadari jika Gulf sedang tidak berada dikondisi yang baik.

"Makanlah" PP kembali dan membawakan semangkuk sup panas untuk Gulf.

Bukannya tidak tau tentang masalah yang sedang Gulf alami, tapi PP hanya mencoba untuk menghargainya. Ia tidak akan bertanya jika bukan Gulf sendiri yang membuka mulut untuk bicara dengannya.

Sebelumnya Mew sudah menceritakan semua kepadanya.

PP Flashback

"Ku mohon bantu aku untuk menjaga Gulf"

Bug!

Satu pukulan melayang ke arah Mew dan tepat mengenai dadanya.

"Kau brengsek, Phi. Aku tidak menyangka jika kau akhirnya akan menyakiti Gulf"

"Aku tau aku salah karena lengah dan membuat semua ini terjadi. Tapi ku mohon percayalah kepada ku"

"Apa lagi yang harus dipercaya dari semuanya?"

"Aku akan mencari tau bagaimana semua ini bisa terjadi. Aku merasa tidak melakukan apapun terhadap wanita itu. Aku bahkan tidak minum malam itu. Yang aku ingat kepala ku sangat pusing dan ia membantu untuk mengantar ku pulang. Tapi pagi harinya aku terbangun diranjang yang sama dengannya"

"Jika aku tau kau akan sebrengsek ini, aku tidak akan pernah mengenalkan Gulf kepada mu"

"PP, Kau boleh marah kepada ku. Tapi ku mohon bantu aku menjaga Gulf. Sudah beberapa hari ini ia tidak mengangkat telepon ku dan tidak mau bertemu dengan ku"

"Jika aku adalah Gulf, aku pasti sudah membunuh mu detik itu juga"

Tanpa diminta pun PP tetap akan menjaga Gulf. Ia turut merasa bersalah. Jika saja dulu ia tidak mengenalkan Mew kepada Gulf, mungkin ini semua tidak akan terjadi. PP tidak menyangka jika Mew yang selama ini selalu memanjakan Gulf dan tampak begitu mencintainya ternyata adalah pria yang brengsek.

Flashback Off

"Apa makanannya tidak enak? Kau hanya mengaduk-ngaduk makanan mu sedari tadi"

"Aku hanya.."

Sebulir air mata menetes dan jatuh mengenai mangkuk makanan Gulf.

"Gulf?"

"Maaf.. Aku.." Gulf menangis dengan tangan menutupi kedua wajahnya.

PP tidak tau harus berbuat apa. Hatinya ikut sakit melihat Gulf yang sangat rapuh dan mencoba menahan tangisnya. Ia membuka jaketnya dan menutupi kepala Gulf. PP yakin Gulf pasti tidak ingin ada yang melihat kondisinya saat ini.

"Jangan menahannya. Kau bisa menangis sesuka mu"

Gulf menagis terisak. Mengeluarkan semua yang sudah ia tahan sejak tadi. Perjalanannya ke kampus hari ini kembali mengingatkan semua hal tentang Mew.

Kenangan demi kenangan terus bermain dikepalanya. Seakan semua usahanya untuk melupakan Mew belakangan ini berakhir sia-sia.

"Kenapa semua orang meminta ku untuk bertahan?" Gulf mulai menyuarakan isi hatinya.

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang