Part 41 🔞

4.8K 471 14
                                    

“Ini terlalu berlebihan, Mew..”

“Kau lupa kau harus memanggil ku apa?” Mew berjalan kearah Gulf dan merangkul pinggangnya seakan pinggang itu memiliki magnet yang selalu menarik tangan Mew untuk berada disana.
 
Hari ini Mew menjemputnya selesai kelas dan mengajaknya ke sebuah rumah besar yang berada dikawasan yang sama dengan rumah Gulf dan juga rumah Mew tentunya.
 
“Kapan kau mulai membangun semua ini?”
 
“Sejak kau bercerita jika kau menyukai rumah yang besar dan juga nyaman”
 
“Tapi ini terlalu besar untuk kita berdua. Akan sulit untuk merawatnya”
 
“Tenang saja. Aku akan membantu mu nantinya”
 
“Kau? Membantu ku? Kau bahkan tidak bisa mencuci satu piring kotor pun” Gulf menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar bualan calon suaminya itu.
 
Puas memperhatikan rumah baru mereka dari luar, Mew membawa Gulf masuk kedalam rumah yang ternyata sudah terisi dengan segala macam perabotan yang terbilang cukup mewah. Dan diruang tamu bahkan sudah terpajang foto pernikahan mereka yang baru saja diambil minggu lalu.
 
“Kau tidak melakukan ini sendirian bukan?”
 
Mew menggelengkan kepalanya.
 
“Sebenarnya Mama-lah yang mengatur semua isi rumah ini. Mama bahkan tidak membiarkan ku untuk ikut campur. Katanya ini untuk hadiah pernikahan kita”
 
Gulf sedikit terbebani dengan semua kebaikan dan juga kemewahan yang keluarga Mew berikan. Ia yakin rumah dan segala isinya ini pasti memakan biaya yang sangat banyak. Sedangkan ia dan pihak keluarganya merasa kebingungan karena tidak tau apa yang dapat diberikan kepada keluarga Mew.
 
“Lalu ini?”
 
Gulf membuka pintu lemari pakaian yang berada di kamar tidur mereka. Dan betapa kagetnya saat Gulf melihat isi dalam lemari pakaian mereka yang berisikan baju-baju dengan merk-merk terkenal dan yang pasti Gulf sudah dapat menebak berapa harganya.
 
“Baby, naaa… Kau tau kan jika kita memasuki rumah baru maka kita harus mengisinya dengan beberapa barang baru juga. Tapi kali ini aku tidak boros. Aku hanya membeli sedikit dan baju ini kita bisa bergantian mengenakannya nanti” Mew sengaja membuat alasan agar Gulf berhenti merengut.
 
“Tidak boros?” Gulf lagi-lagi menghela nafas panjang. Ia tau, ia harus mulai membiasakan dirinya dengan kemewahan ini. Bagaimana mungkin, lemari pakaian tiga pintu yang berukuran cukup besar dan dipenuhi dengan pakaian ber-merk bisa disebut tidak boros. Setelah ini entah kejutan apa lagi yang sudah Mew siapkan untuknya.
 
“Berhentilah cemberut. Apa kau tidak menyukainya?” Mew menarik Gulf untuk duduk dipangkuannya.
 
“Aku menyukainya. Tapi ini hanya sedikit berlebihan. Aku dan keluarga ku mungkin tidak bisa memberikan mu apa-apa”
 
“Aku sudah mendapatkan lebih dari cukup dari mu dan keluarga mu”
 
“Apa?” Gulf tidak ingin jika pernah memberi sesuatu kepada Mew.
 
“Diri mu. Aku sangat bersyukur atas dirimu dan berterima kasih kepada keluarga mu karena sudah menyetujui pernikahan kita”
 
Pernikahan mereka hanya tinggal menghitung hari dan Mew-lah yang paling banyak terjun untuk mengatur semuanya. Pada awalnya persiapan mereka tidak selalu berjalan lancar karena terkadang ada saja hal-hal kecil yang membuat mereka berselisih paham. Tapi pada akhirnya disinilah mereka berada. Bersama melewati rintangan kecil itu untuk mencapai akhir cerita mereka yang indah.
 
“Kau menyukai ranjang ini?”
 
“Emm.. cukup nyaman” Gulf merebahkan dirinya.
 
“Kau mau mencobanya?” Mew naik keatas tubuh Gulf dan menindihnya.
 
“Kau tau jika kita membeli ranjang untuk pernikahan, kau hanya bisa menggunakannya untuk malam pertama”
 
“Gulf…” Mew mendengus kesal mendengar penolakan.
 
“Ayolah.. kita harus bersiap untuk acara nanti malam” Gulf mengingatkan Mew jika nanti malam mereka akan melakukan kumpul keluarga bersama di kediaman Mew.
 
Gulf bangun dari tidurnya dan menarik Mew untuk bangun. Ia tau jika Mew sedang merajuk saat ini. Calon suaminya itu akhir-akhir ini memang sering kali merajuk jika Gulf tidak menuruti kemauannya. Dan itu akan berlangsung selama seharian penuh.
 
“Apa kita hanya memiliki satu kamar dirumah ini?”
 
Mew berjalan tanpa berusaha menjawab pertanyaan Gulf. Tingkahnya itu membuat Gulf terkekeh geli.
 
“Daddy, apa kau tidak mau menunjukan ruangan dilantai dua?”
 
“Tidak ada apa-apa disana” Jawab Mew ketus.
 
“Benarkah?” Gulf mulai membuka kancing kemejanya satu per satu.
 
“Tapi sepertinya aku melihat ada kamar tidur diatas sana” Selesai membuka semua kancingnya, Gulf menjatuhkan kemejanya begitu saja ke lantai.
 
“Aku hanya mengatakan jika kita tidak bisa menggunakan ranjang dikamar utama, tapi aku tidak mengatakan jika kita tidak bisa menggunakan ranjang lain bukan?”
 
Senyum Mew melebar menghiasi wajahnya. Ia segera berjalan kearah Gulf dan menggendongnya naik ke lantai 2. Mew membawa Gulf masuk ke kamar yang nantinya akan digunakan sebagai kamar tamu.
 
“Kau suka menggoda ku?” Tanya Mew kepada pria yang sedang berada dibawah tindihannya.
 
“Kau sendiri? Apa kau sangat suka merajuk?”
 
Gulf menarik wajah Mew mendekat kearahnya dan segera melahap kasar bibir Mew. Menghisap kuat bibir Mew dan terkadang memberikannya gigitan-gigitan kecil. Mew sendiri tak tinggal diam, lidahnya menyeruak masuk kedalam mulut Gulf dan mengaitkan lidah mereka untuk menari didalamnya.
 
Tanpa menghentikan ciuman mereka, Mew berusaha membuat Gulf polos tanpa tertutup satu helai benangpun. Dengan cekatan tangannya melepaskan celana Gulf dan melemparkannya sembarangan. Kemudian dilanjutkan dengan melepaskan pakaiannya sendiri.
 
Puas berciuman, Mew melepaskan pangutan mereka dan terlihat bibir Gulf sedikit membengkak dan nafasnya terengah-engah.
 
“Terima kasih karena sudah mau menerima ku jadi pasangan mu” Mew menatap kedua mata Gulf kemudian mengecup keningnya dengan lembut. Dilanjutkan dengan menciumi pipi , hidung dan juga bibirnya yang kemudian turun menuju leher Gulf.
 
Mew menghisap dan memberikan gigitan kecil pada leher Gulf sehingga meninggalkan bercak merah tanda kepemilikannya. Gulf sendiri lupa mengingatkan Mew untuk tidak meninggalkan tanda pada titik yang sulit  disembunyikan karena itu akan menyulitkan Gulf menutupinya pada hari pernikahan mereka nanti.
 
“Ngghh…” Desahan Gulf terdengar sangat merdu ditelinga Mew.
 
Puas bermain dengan leher dan puting Gulf, Mew segera membuka kedua paha Gulf dan mengarahkan penisnya didepan lubang milik Gulf yang sejak tadi sudah sangat siap menerimanya. Ia mendorong masuk penisnya dan seketika membuat Gulf meremas sprei menahan sakit dan sensasi yang luar biasa saat penis Mew berhasil mencapai titik prostatnya.
 
“Aaagh… Dad-dy..” Desahan dari mulut Gulf keluar seirama dengan pergerakan penis besar Mew yang memenuhi lubang miliknya.

Gulf hampir mencapai klimaksnya.
 
“Aaaggh.. Aku a-kan..” Gulf hampir keluar namun Mew segera menghentikan gerakannya.

"Kenapa kau berhenti?" Gulf merasa kesal saat Mew melepaskan dirinya.

"Sabar, Baby.. Aku akan kembali memuaskan mu" Mew memang sengaja melakukannya. Ia tidak ingin Gulf segera mencapai klimaksnya. Ia ingin mereka keluar bersamaan.

Mew membalikan tubuh Gulf untuk membelakanginya dan kembali memasukan penisnya.

"Eenghh.. Dad-dy.. A-kuu.. cepatlah.." Gulf merengek agar Mew mempercepat gerakannya.

"Apa kau menyukainya?"

"Emmpph... i-ya.."

"Memohonlah kepada ku.."

"Ku.. mo-honn.. Daddyy.. Agghh"

Mew mengabulkan permintaan Gulf. Ia segera menghentakan penisnya dengan kuat dan dapat merasakan lubang Gulf yang mencengkram penisnya dengan kuat.

Mew juga hampir tak mampu lagi menahannya. Ia segera mencondongkan tubuhnya kearah Gulf dan memberikan gigitan pada pundaknya seraya menahan sensasi nikmat yang tak tertahankan.

"Aaagghh.. a-ku.."

"Aku juga.. Keluar ber-sa-maa, baby"

Pada detik itu juga, mereka akhirnya mencapai klimaks bersamaan.

"Apa suatu saat nanti kau akan bosan terhadap ku?" Tanya Gulf saat mereka sedang beristirahat.

"Tidak akan. Kau sendiri?"

"Aku bahkan tidak bisa membayangkan diri ku tidur dengan orang lain selain dirimu"

"Begitu juga aku"

To be continue..

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang