Part 26

3.5K 452 6
                                    

“Kenapa sulit sekali menghubungi mu?”

“Maaf, aku meninggalkan ponsel ku dihotel. Percuma membawanya, disana tidak ada signal”

Tak terasa sudah hampir sepekan berlalu sejak Gulf menjadi relawan disalah satu desa yang sedang mengalami musibah akibat tanah longsor.

Ia setiap harinya disibukkan dengan kegiatannya mengobati warga disana. Dan ia menyukainya. Bertemu dengan banyak orang dan bisa bertukar pikiran dengan beberapa senior baru yang ditemuinya disana.
 
“Apa aku tidak boleh menyusul mu ke sana?”
 
Mew setiap harinya tidak pernah lupa menelponnya meskipun ia tau jika Gulf tidak akan langsung menjawab panggilan ataupun chatnya.
 
“Aku disini untuk bekerja bukan liburan” Gulf menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Ia yakin Mew pasti berbicara sambil mem-pout-kan bibirnya.
 
“Nong, kau bisa mandi sekarang. Aku sudah selesai” Seorang pria baru saja keluar dari kamar mandi yang terdapat dikamar Gulf.
 
“Siapa yang sedang bersama mu?” Yang Mew tau, Gulf hanya tidur sendiri sejak tiba disana.
 
“Aaahh.. itu Phi Oab”
 
“Apa yang ia lakukan dikamar mu?”
 
“Sejak semalam ia pindah ke kamar ku karena air dikamar mandinya bermasalah”
 
“Kalian sekamar? Diranjang yang sama?!” Mew memekik terkejut.
 
“Hanya sementara sampai kamarnya selesai diperbaiki”
 
“GULF...”
 
Gulf menjauhkan ponsel dari telinganya. Suara Mew terdengar nyaring saat berteriak kepadanya. Gulf sepertinya lupa jika ia memiliki kekasih yang posesif. Seharusnya ia merahasiakan tentang Oab yang menginap dikamarnya.
 
Oab Nithi, salah satu senior yang baru saja ia kenal. Ia adalah mahasiswa semester akhir disalah satu kampus ternama dinegaranya. Gulf mengagumi Oab karena ia mampu menyelesaikan kuliahnya jauh lebih cepat dari seharusnya. Oab bahkan memiliki kecerdasan diatas rata-rata membuat Gulf menyukai berbincang dengannya.
 
“Jangan memulainya, Mew. Bukankah sudah ku bilang kau harus percaya kepada ku ketimbang menakuti diri mu sendiri dengan pikiran-pikiran aneh mu itu”
 
“Tapi pria-pria disekitar mu selalu berakhir dengan menyukai mu. Kau terlalu menggoda untuk dilewatkan”
 
“Tapi kau tau jika aku hanya mencintai mu, bukan?” Gulf mencoba mengeluarkan rayuannya.
 
Setelah cukup lama berbincang, akhirnya pembicaraan mereka berakhir. Meskipun Gulf harus sedikit memaksa Mew untuk mematikan teleponnya terlebih dulu. Jika tidak, Mew akan memintanya terus berbicara dengannya sampai malam.
 
“Apa itu kekasih mu?” Tanya Oab.
 
Gulf hanya mengangguk untuk meng-iya-kan pertanyaan itu.
 
“Sepertinya ia sedikit cemburu saat mendengar kita tidur sekamar”
 
“Cemburu dan posesif adalah nama tengahnya. Aku sudah tidak heran lagi”
 
“Tentu saja, karena ia memiliki kekasih yang tampan seperti mu. Siapa saja pasti akan langsung menjadi cemburu dan juga posesif”
 
“Jangan menggoda ku, Phi”
 
Gulf berjalan mengambil handuknya dan segera berjalan ke kamar mandi. Hari terasa lebih melelahkan karena banyak warga yang tiba-tiba mengalami sakit diwaktu yang bersamaan. Mungkin karena pasokan air bersih mereka yang terkontaminasi dengan lumpur sehingga menggangu Kesehatan.
 
Tapi lelah itu terbayarkan hanya mendengar ucapan terima kasih yang tulus dari warga. Bahkan ada yang membalas Gulf dan dokter lainnya dengan memberikan beberapa hasil tanam mereka yang masih bisa diselamatkan.
 
“Kenapa kau memilih menjadi dokter, phi?”
 
Gulf dan Oab baru saja menyelesaikan makan malam mereka dan memilih untuk berjalan-jalan sebentar.
 
“Mungkin karena kedua orang tua ku juga adalah dokter. Lalu bagaimana dengan mu?”
 
“Dulu waktu aku masih kecil, Pho ku pernah mengalami sakit dan harus dioperasi. Aku ingat bagaimana Mae ku sangat khawatir dan tak henti-hentinya menangis didepan pintu ruangan operasi. Namun saat dokter keluar, ia terlihat bagai pahlawan di mata ku. Nada suara dan kalimatnya yang menenangkan terdengar sangat mengesankan. Mungkin sejak itulah aku bercita-cita untuk menjadi dokter”
 
“Dan akhirnya kau berhasil mewujudkan impian mu” Oab menepuk lembut pucuk kepala Gulf.
 
“Belum, Phi. Aku bisa dibilang berhasil setelah mendapatkan gelar ku beberapa tahun lagi. Perjalanan ku masih panjang”
 
“Apa kau berniat mengambil spesialis? Aku mungkin setelah menyelesaikan koas ku, akan berangkat ke Jerman untuk melanjutkan program spesialis ku”
 
“Kau sangat beruntung, Phi. Kau memiliki orang tua yang kaya raya. Aku tentu saja ingin mengambil spesialis dan aku sudah menabung dari sekarang. Meskipun terlambat aku tetap akan berusaha”
 
“Apa kekasih mu sanggup menunggu mu selama itu?”
 
“Aku sudah sering memberitahunya. Tapi entahlah. Bukankah tidak masalah jika aku mengambil spesialis ku dengan status sudah menikah?”
 
“Tidak masalah. Tapi biasanya setelah berkeluarga, kau akan disibukan dengan itu nantinya. Terlebih saat kalian memiliki anak nantinya”
 
Sepertinya Oab tidak mengetahui jika kekasih Gulf adalah seorang pria.
 
“Aku tidak akan memiliki anak, Phi. Karena aku tidak bisa mengandung”
 
Oab harus sedikit mencerna kalimat yang baru saja Gulf lontarkan.
 
“Kau?”
 
“Emm.. Pasangan ku adalah pria, Phi. Apakah itu aneh?”
 
“Tidak ada yang perlu dianggap aneh dengan hubungan antara pria dengan pria. Sepupu ku bahkan baru saja melangsungkan pernikahan dengan kekasih prianya”
 
“Apa kau percaya cinta, Phi?”
 
“Kau salah jika menanyakan perihal itu kepada ku. Karena aku tidak percaya”
 
Gulf tidak menyangka jika pria lembut seperti Oab tidak percaya dengan adanya cinta. Apakah ada pengalaman pahit yang menyebabkan Ia menjadi seperti itu? Gulf menatap diam kearah Oab, wajahnya seakan bisa menunjukan pertanyaan yang sedang ditanyakan pada dirinya sendiri. Dan Oab menyadari itu.
 
“Aku sepertinya tau apa yang sedang kau pikirkan” Oab menyadarkan Gulf dari lamunannya.
 
“Ketika aku menjalin hubungan dulu, awalnya aku tertarik dan menyukainya. Tapi aku tetap tidak tau apa itu cinta. Sampai akhirnya hubungan kami mencapai titik terbiasa dan terobsesi untuk memiliki”
 
Gulf menunggu Oab untuk melanjutkan kalimatnya.
 
“Ketika pasangan menuntut untuk mengetahui apa saja yang kita lakukan sepanjang hari. Dengan siapa saja kita bertemu, apa saja yang kita makan dan apa saja yang kita lakukan. Bukan kah itu berlebihan? Kita menjalin hubungan bukannya harus terikat seperti itu. Lama kelamaan aku semakin jenuh dan akhirnya kami berpisah begitu saja”
 
“Bukankah itu karena ia perhatian?”
 
“Aku tidak bisa membedakan antara perhatian dan obsesi. Tapi mungkin ini hanya karena aku belum menemukan pasangan yang tepat. Aku adalah tipe pria yang suka kebebasan. Aku adalah orang yang akan menceritakan apa yang harus ku ceritakan tanpa perlu dipaksa. Lalu menurut mu sendiri, apa cinta bagi mu?”
 
“Bagi ku, aku suka saat bersama dengannya meskipun terkadang kami bertengkar karena ia begitu posesif. Ia memperlakukan ku yang keras kepala ini dengan begitu lembut. Dan ia selalu menjadi yang pertama kali meminta maaf jika kami sedang bertengkar. Hal-hal kecil yang ia lakukan membuat ku merasa begitu berarti baginya”
 
“Kau beruntung karena memiliki pasangan yang bisa melengkapi mu”
 
“Ku doakan kau segera menemukan pasangan yang cocok dengan sifat mu, Phi”
 
Setelah cukup lama berbincang, Gulf mengajak Oab kembali ke kamar untuk beristirahat. Ia juga yakin jika Mew sudah meninggalkan banyak panggilan tak terjawab diponselnya.

Setiap malam sejak Gulf tiba didesa kecil itu, Mew tidak pernah absen untuk menghubunginya. Ia tau jika Mew pasti sangat menderita karena merindukannya. Kekasihnya itu tidak bisa berlama-lama berada jauh darinya. Setiap hari ia bahkan merengek untuk menyusul Gulf.
 
Tiba-tiba Gulf sangat merindukan Mew malam ini.

To be continue..

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang