Part 42 THE END

6.4K 481 46
                                    

"Gara-gara kau, kita akhirnya terlambat. Kau juga membuat bokong ku begitu sakit" Gulf menggerutu kepada pria disampingnya.

"Bukankah wajar? Kita kelelahan dan ketiduran"

Tentu saja mereka kelelahan dan ketiduran. Mew tidak pernah puas menikmati tubuh kekasihnya itu hanya satu kali. Ia selalu menginginkan lagi dan lagi.

Malam ini kedua keluarga besar Mew dan Gulf akan bertemu dan makan malam bersama guna lebih mengakrabkan diri karena sebentar lagi mereka akan segera menikah.

"Apa mama mu harus setotalitas ini? Hanya untuk makan malam?"

Gulf terpana melihat taman belakang rumah Mew disulap bak taman-taman dalam negeri dongeng. Begitu indah dengan dihiasi banyaknya lampu kerlap kerlip yang menambah keceriaan malam ini.

"Gulf, kemarilah.." Mama Mew berjalan menyambut mereka yang baru saja tiba.

Mew dan Gulf memberi salam kepada semua orang yang sudah hadir disana. Mereka sedikit merasa bersalah karena sudah membiarkan para tamu menunggu mereka terlalu lama dari waktu yang sudah ditentukan.

"Maaf kami terlambat, Mae" Gulf mengambil posisi duduk tepat disebelah Mae.

"Duduklah. Kami juga belum lama sampai"

Acara makan malam pun dimulai dan kedua belah pihak keluarga tampak berbincang diselingi dengan senda gurau.

"Grace, ku dengar dari Gulf jika kau suka melukis" Tanya Mama Mew.

"Hanya hobi saja"

"Tapi hasil lukisan mu sangat bagus. Gulf pernah menunjukan hasilnya"

"Terima kasih" Phi Grace tersipu malu.

"Apa kau berniat melanjutkan hobi mu itu? Kebetulan aku sedang merancang beberapa pakaian dengan tema musim panas yang akan ditampilkan diacara fashion di New York, bagaimana jika kau saja yang melukis pola pada bajunya?"

"Aku belum pantas untuk itu, Bibi"

"Kau bisa mencobanya. Buatlah beberapa lukisan dengan tema musim panas dan aku yang akan menentukan apakah itu cocok atau tidak dengan pakaian ku nantinya. Bagaimana?"

Setelah menerima beberapa bujukan dari Gulf dan juga Mae, akhirnya Grace bersedia menerima tawaran yang Mama Mew berikan. Bukankah ini langkah awal yang baik untuk menyalurkan hobinya? Siapa yang tidak tergiur mendengar hasil lukisannya nanti akan digunakan pada pakaian seorang designer ternama dan dipamerkan diajang internasional.

"Bagaimana kuliah mu, Gulf?" Tanya Dad Mew.

"Mungkin tahun depan aku bisa lulus lalu mencari rumah sakit untuk mengambil program profesi dokter. Sebenarnya masih harus menempuh perjalanan panjang sampai aku mendapat gelar dokter ku nantinya"

"Bukankah katanya bisa saja kau ditempatkan dirumah sakit diberbagai daerah dipelosok?"

"Benarkah?" Tanya Mew kaget.

"Sepertinya harus banyak berdoa agar aku tidak mendapatkan rumah sakit dengan lokasi jauh" Jawab Gulf begitu santai namun tidak memperhatikan mimic wajah Mew yang mulai panik. Ia tidak bisa membayangkan harus pisah jauh dari Gulf nantinya.

"Kau tau Alvernia Hospital?" Tanya Dad.

"Tentu saja. Itu adalah rumah sakit ternama dinegara ini. Banyak dokter yang ingin melakukan praktek disana"

"Ajukanlah magang mu disana nanti"

Gulf menatap bingung Kearah Dad dan Mew bergantian.

"Sepertinya aku belum menceritakannya kepada mu. Dad adalah pemilik dari Alvernia Hospital dan juga Biopharma medicine"

MewGulf - You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang