Bab 19
Dentuman musik di halaman belakang rumah milik salah satu teman Taehyung di klub futsal menjadi penyambut kehadiran Jian dan Taehyung yang sedikit terlambat datang. Sudah banyak puluhan tamu yang datang memenuhi tempat pesta.
Jian berusaha mengulas senyum manakala Kim Taehyung merangkulnya begitu memasuki area pesta. Dengan balutan gaun abu-abu di atas lutut, Jian tampil tak kalah menawan dari tamu lainnya. Meski sedikit kurang nyaman sebab punggungnya terekspos oleh pandangan mata, Jian berusaha tak mengambil pusing. Lagipula ia tidak memiliki pilihan lain ketika Taehyung sendiri yang memberi gaun tersebut padanya.
Padahal hubungan mereka belum bisa dikatakan membaik. Pria Kim itu hanya mengirim gaun dan sepatu pilihannya untuk acara malam ini. Tentu, dengan aura mendominasinya, Taehyung berhasil membuat Jian menurut bak kerbau yang dicucuk hidungnya.
Yugyoem, si pemilik acara menghampiri keduanya sambil melebarkan senyum. Memberi pelukan singkat kepada Taehyung sesekali menepuk punggungnya.
"Happy birthday, Brother."
"Thanks, Tae. Anyway, you look stunning, Jian." Yugyoem mengedipkan sebelah matanya, berniat menggoda. Jian sampai tersipu malu. Jemarinya dengan canggung menyelipkan sedikit surainya ke belakang telinga. Salah satu kebiasaan Jian ketika sedang tersipu di hadapan orang lain.
"Thanks, Gyoem. Happy birthday, ya!"
"Terima kasih, Ji!" Keduanya langsung akrab, padahal Jian tidak mengenal Yugyeom sebelumnya. Dan Jian pun merupakan tipikal gadis yang cukup sulit berinteraksi dengan orang lain. Namun dengan teman Taehyung ini, agak sedikit berbeda sebab Yugyeom memiliki aura ramah nan supel yang kentara jelas.
"Dan kau... Kim, tampan as always." Yugyeom memberi cengiran. Sekali lagi, pemuda itu menepuk pelan bahu Taehyung sebelum mengimbuhi, "Nikmati pestanya, Mate!"
Setelah Yugyeom pergi, Jian lantas beralih menuju meja makanan. Maniknya sedikit berbinar dan lebih bersemangat begitu mendapati banyak sekali hidangan manis di sana. Kesukaannya sekali.
Seolah dunianya hanya berpusat pada potongan kue dan cupcakes di hadapannya, Jian larut sendirian. Mengabaikan Taehyung yang entah ke mana perginya. Lagipula pria itu juga tidak banyak bicara padanya. Masih marah dan merajuk.
Entah berapa lama gadis itu menikmati makanan di hadapannya sampai tidak menyadari Park Jimin berdiri tepat di belakangnya. Mengulum bibir tebalnya hanya agar Jian tidak tahu ia berdiri di sana. Gemas sekali dengan kelakuan sahabat anehnya itu.
"Eyy, anak babi! Semua kue bisa habis jika kau tidak berhenti melahapnya!" serunya, menggoda. Jian lekas menoleh dengan mulut penuh cupcakes yang dicoba. Pipinya bahkan menggembung oleh makanan yang belum ditelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AEONIAN [Completed]
FanfictionHwang Jian tidak pernah mengharapkan cinta yang sempurna sementara kisahnya dimulai dari benang kusut yang tak teruraikan. Tetapi siapa yang menduga perasaannya kian membesar seiring berjalannya waktu? Jian tidak bisa mengalah. Dia menginginkan Jeo...