25] My Immortal

683 94 52
                                        

Bab 25

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 25

My days are a struggle
Even my dreams are painful

Jeon Jungkook tahu ia bukanlah umat Tuhan yang taat berdoa apalagi rutin beribadah. Namun, ia tidak pernah menduga, Tuhan seakan menghukumnya dengan cara terkejam dan sesakit ini.

Jungkook tidak pernah meminta apapun yang memberatkan dan terkesan tidak tahu diri sementara ia hanyalah manusia berlumuran dosa. Satu yang ia minta dahulu ialah agar sang ibu akan selalu ada untuknya sampai kapanpun. Lantas, setelah bertemu Jian, harapannya bertumbuh satu.

Jungkook mencintai Jian, sangat-sangat mencintainya. Itu sebabnya ia menjadi manusia serakah dan meminta pada Tuhan supaya Jian selalu ada di sisinya.

Harapan terbesarnya itu, tidak bisa semudah itu dikabulkan. Jungkook kira, cinta saja di antara mereka sudah lebih dari cukup. Selama mereka saling mencintai, Jungkook yakin rintangan sesulit apapun di depan sana akan dengan mudah dilalui.

Namun lagi-lagi Jungkook salah.

Sebab cinta saja takkan pernah cukup untuk membuat Jian bertahan di sisinya.

Cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan hubungan penuh rasa sakit di antara mereka.

Cinta saja tidak pernah cukup untuk melawan dunia yang tak berpihak pada mereka. Melawan takdir yang mempermainkan hati dua manusia yang tidak lagi memiliki harapan besar selain saling memeluk dan menguatkan ditengah badai besar yang mengelilinginya.

Barangkali Tuhan terlalu membencinya untuk sekadar mengabulkan satu-satunya harapan yang tersisa.

Tidak ada yang berjalan dengan baik. Cintanya menghilang. Tanpa jejak. Tanpa seorang pun tahu kemana perginya. Hwang Jian, benar-benar meninggalkannya sendiri di sini. Bersama puluhan jarum yang menggores perlahan-lahan hatinya. Menggerus harapan dan angannya.

Jungkook sudah berusaha mencari, bertanya pada siapapun yang mengenal Jian dan setiap orang yang barangkali tahu kemana Jian pergi. Bahkan ayah dan ibu tidak tahu ke mana putri pertama mereka itu pergi. Jian pergi tanpa meninggalkan pesan. Seolah gadis itu sungguh-sungguh ingin melenyap tanpa ada seorang pun yang tahu.

Jungkook berharap, ia bisa mengurangi sedikit saja rasa sakit di hatinya, setiap hari berharap Jian kembali. Setidaknya, jika memang takdir ini sama sekali tak bisa menyatukan mereka, Jungkook berharap Jian tidak sendirian.

Yang membuatnya semakin nyaris gila tiap harinya, memikirkan seberapa berat beban yang dipikul gadis itu seorang diri. Dalam posisi mengandung, sendirian, kesepian, terluka, atau mungkin berharap seseorang bisa menemukan keberadaannya tanpa diminta.

Memikirkan hal menyedihkan itu sangat menyakitkan. Melukai perasaannya. Jiannya sendirian. Jiannya tidak memiliki siapapun di sisinya saat ini. Dan hal tersebut membuat Jungkook hampir tidak bisa menahan air matanya tiap kali ingin memejamkan mata ketika bulan datang menjemput dan memeluknya dalam kesunyian malam.

AEONIAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang