Jangan lupa vote sebelum baca ya, luv.
Bab 7
Menyibak gorden kamarnya saat secercah cahaya mulai mengintip, Jian menguap lebar dengan rambut dikuncir asal. Matanya setengah terpejam manakala gadis itu keluar kamar menuruni anak tangga. Tidak biasanya akhir pekan terasa sepi seperti ini. Biasanya sejak pagi ibu akan sibuk membuat sarapan di dapur lalu ayah menemani sembari menonton berita pagi di televisi. Jian tidak ingat kalau ayah sedang bekerja di luar negeri selama dua pekan sementara kemarin malam ibu terpaksa berangkat ke Busan dengan kereta sebab kondisi kesehatan nenek menurun drastis.
"Haaaa, lapar sekali!" Jian merengek begitu tiba di dapur. Bola matanya terkesiap tatkala menyadari dua presensi manusia di dapur; Jihyo dan Jungkook. Jihyo sibuk membuat bubur dengan bantuan tutorial dari youtube sedangkan Jungkook menunggu di meja makan dengan tampang dinginnya seperti biasa.
Sial. Ia lupa jika ia tak benar-benar sendirian di rumah ini.
Jungkook mengalami cedera pada pergelengan kakinya. Entah cedera sejenis apa, Jian pun tidak terlalu mengerti. Kemarin setelah mendapat pertolongan pertama dari pelatih fisiknya, Jungkook terpaksa dibawa ke rumah sakit sebab pergelangan kakinya membengkak sehingga membuat pemuda itu kesulitan berjalan selama beberapa hari ke depan. Jungkook bahkan harus menggunakan ankle foot brace untuk kesembuhan kakinya.
"Jia, bisa tolong bantu aku membuat susu dan kopi untuk Jungkook?" tanya saudari kembarnya. Jihyo jelas kewalahan membuat bubur sendiri. Biasanya gadis itu tak pernah menyentuh peralatan dapur, sama sepertinya. Tapi karena ibu tak ada dan Jungkook sedang sakit, mau tak mau ia harus melakukannya sendiri.
"Koo, sepertinya aku tidak jadi pergi saja. Aku mencemaskanmu, sungguh," tutur Jihyo. Gadis itu membawa bubur buatannya ke meja makan, menyuguhkannya pada Jungkook yang tidak berselera.
Jian memilih diam, membuat sarapan paginya sendiri; roti selai juga susu cokelat kesukaannya. Tak lupa membuat susu putih untuk Jihyo dan kopi untuk Jungkook.
Turut menyimak jawaban Jungkook saat Jian membawa minum untuk mereka bertiga ke meja, "Pergi saja, Jiy. Lagipula itu project dengan teman-teman klub modeling-mu sejak lama."
Jihyo menggeleng, "Tapi aku tidak tenang meninggalkanmu sendirian," bantahnya lagi yang kemudian berbuah tukasan singkat dari Jungkook, "Aku bisa menjaga diriku sendiri, kau tidak perlu cemas."
Jian masih diam. Menyantap sarapan paginya dalam keheningan kendati rungunya terasa panas mendengarkan konversasi dua manusia tersebut. Seperti di serial drama saja. Namun netranya terpaksa bergulir memandang Jihyo manakala namanya terseret dalam percakapan tersebut. "Ji, tolong jaga Jungkook dulu, ya? Aku ada project dengan anggota klub modeling di villa kawasan Jeonju."
Jian tidak dapat melakukan apa pun selain menganggukkan kepalanya. Lagi pula ia tak bisa menolak. Tidak ingin Jihyo menganggapnya sebagai saudari kurang ajar yang tak ingin saling membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AEONIAN [Completed]
FanficHwang Jian tidak pernah mengharapkan cinta yang sempurna sementara kisahnya dimulai dari benang kusut yang tak teruraikan. Tetapi siapa yang menduga perasaannya kian membesar seiring berjalannya waktu? Jian tidak bisa mengalah. Dia menginginkan Jeo...