00] Prologue

1.2K 163 26
                                    


Prologue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prologue

-----

Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan kisah manis seperti dongeng anak yang dibacakan tiapkali mereka hendak terlelap di sunyinya malam. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan kehadiran pangeran berkuda putih yang akan datang menuju akhir cerita bahagia. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan kesempurnaan dalam cinta yang telah kusut sejak awal dimulai. Bagaimana mungkin seseorang masih dan akan selalu mengharapkan kebahagiaan semu layaknya kisah di negeri dongeng yang hanya berupa ilusi semata.

Hwang Jian tahu sepenuhnya, ia takkan bisa merengkuh semua angan di dalam kepala. Kendati begitu besar keinginan tuk mewujudkannya, nyatanya Hwang Jian hanya berakhir memanut pantulan diri di depan cermin besar dengan senyum miris nan menyedihkan yang terpatri di paras cantiknya.

Sebuah gaun putih membalut tubuhnya. Seolah mengejek berulang kali betapa cantiknya ia mengenakan gaun putih itu. Tetapi jangan salah menduga terlebih dahulu. Bukan. Jangan disangka dia akan menikah hari ini.

Memang ada acara pernikahan yang akan dilaksanakan beberapa menit lagi di dalam gereja. Beberapa tamu seperti sanak saudara juga kerabat dekat sudah datang hendak menyaksikan pengucapan janji sakral sehidup semati di hadapan Tuhan itu. Tetapi bukan Jian mempelai wanitanya. Melainkan Hwang Jihyo, saudari kembarnya. Adik yang lahir dua menit setelahnya. Gadis yang diembel-embelkan sebagai saudari kembar kendati paras keduanya jauh berbeda.

Bukan Jian yang menikah.

Gadis itu memejamkan mata sesaat. Berusaha keras menghalau segala perasaan aneh yang mulai bergumul dalam dadanya. Aneh. Tentu ini aneh. Kenapa ia merasa sedih di hari bahagia adiknya sendiri? Tidakkah itu terlalu kejam setelah semua hal yang Jihyo lewati di hidupnya?

Sekali lagi napasnya seolah terhimpit oleh pasokan udara yang menipis manakala Hwang Jihyo berdiri di sebelahnya. Gaun putih panjang bak putri dari kerajaan negeri dongeng membungkus tubuh mungil nan rampingnya. Wajah itu berbinar oleh kebahagiaan. Jian menuai senyum. Sejemang netra yang nyaris sama itu saling bertukar pandang melalui cermin.

"Cantik. Kau cantik sekali, Jiy." Gadis itu menutur lembut. Senyum itu kian mengembang di kedua sudut bibirnya.

Namun diinterupsi oleh kehadiran Hwang Yoon di tengah keduanya. Sang Ayah mengulurkan tangan pada Jihyo.

"Sudah waktunya mengantar putriku menuju kebahagiaan barunya."

Begitulah semuanya terjadi. Jian duduk di baris terdepan bersama sang Ibu setelah Ayah menyerahkan Jihyo pada pemuda gagah yang telah menunggu di depan Altar. Senyumannya tipis terukir, bahkan nyaris tak terlihat oleh orang lain. Tubuh gagahnya begitu sigap menerima Jihyo yang kelewat mungil di sebelahnya.

Jian mengigit bibir bawahnya ketika gejolak itu kian menderu hebat. Menggerus sedikit demi sedikit perasaan dalam hatinya yang telah hancur tak berbentuk.

Pemuda yang berdiri di sana adalah cintanya. Menggenggam erat kedua tangan saudari kembarnya. Bersiap mengikrarkan janji di hadapan Tuhan untuk sekali seumur hidupnya.

Rungunya berdenging seakan Tuhan berusaha menulikannya manakala pemuda itu mulai mengucapkan janji pernikahan. Tak lama setelah itu, terdengar riuk tepuk tangan bahagia bercampur haru dari tamu yang datang. Dalam sepersekon, sosok yang ingin Jian rengkuh seerat mungkin, membiarkan Hwang Jihyo mengecup bibirnya di tengah keramaian para tamu.

Saat itulah Jian menyadari bahwa cintanya terlampau besar untuk pemuda yang telah menjadi suami adiknya. Jeon Jungkook. Jian menggumamkan namanya dalam hati yang tak lagi sama.


--------
Hai, jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen kalian ya💜💜

Luv, tata.

AEONIAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang