Kim Jennie

438 46 5
                                    

"Junghwanie, dia menyerah bukan berati dirinya kalah, tapi karna dia tahu kapan saatnya dia sudah harus berhenti"
-Kim Jennie-

...

...

...

Wanita cantik itu masih berdiri di depan kamar anak lelaki bertuliskan " So Junghwan" 

Entah sudah berapa lama dia berdiam diri di situ, kakinya seolah enggan melangkah masuk,

"Jennie, Kau tidak ingin masuk Sayang? Kau bilang merindukanya bukan?

Wanita itu bahkan tidak menjawab apapun, hanya terlihat kristal bening dari mata indahnya itu,

"Jennie..

...

"Aku tidak bisa hanbin, aku benar2 tidak bisa, maaf"

"Tunggu! Kenapa tidak bisa Jennie! Katakan? Apa yang membuatmu sama sekali tidak bisa?

Hanbin memegang kuat tangan Jennie, tanpa ia sadar perlakuanya melukai tangan istrinya itu.

"Lepaskan tanganku! Aku sudah bilang aku tidak bisa jadi tolong jangan paksa aku!"

....

"Sakit Hanbin! Kau melukaiku!"

Hanbin yang sadar akan tindakanya itu akhirnya melepaskan tangan Jennie dari genggamanya.

"Dengar aku Jennie! Sampai kapan kau akan menghindar sayang?"

"Kau tidak bisa melupakan fakta bahwa Junghwan memang sudah tidak bersama kita lagi sekarang, dia sudah bahagia sayang"

Jennie tidak terkejut mendengar ucapan suaminya, tapi tetap saja dirinya belum siap Kehilangan anak laki2 yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri,

"Hanbin, bagaimana Junghwan bisa setega itu meninggalkan kita? Dia bahkan belum berpamitan bukan? Itu artinya dia masih disini, dia tidak pergi"

Hanbin terdiam, hatinya sakit melihat istri tersayangnya itu benar2 terlihat rapuh,

"Kenapa diam hanbin! Tolong jawab aku, aku mohon sayang bawa dia kembali,

Hiks...hiks...hiks

Tanpa pikir panjang, Hanbin merengkuh tubuh milik istrinya itu, karna itulah tangis Jennie semakin pecah,

"Ssstt... tenanglah sayang

Hanbin mengusap kepala istrinya itu, berharap sedikit bisa menenangkan Jennie,

"Sayang, kau pernah dengar bukan? Junghwan bilang dia ingin bahagia dalam hidupnya, dan itu tidak ia dapatkan disini"

"Kau ingat? Apa Junghwan pernah tertawa lepas saat dia disini? Dan apa dia pernah setidaknya sekali tidak melukainya dirinya sendiri?

Jennie menatap sendu wajah suaminya itu, mau bagaimanapun juga yang dikatakan Hanbin benar. Junghwan, hanya luka yang selama ini anak itu dapatkan dalam hidupnya

"Lalu coba tanya pada hatimu, sekarang apa kita harus egois dengan memaksanya terus bertahan?"

"Kau benar sayang, aku minta maaf aku belum benar2 bisa merelakanya"

"Kau tau dia adalah hal yang paling berharga yang Tuhan titipkan pada kita"

Hanbin tersenyum, setidaknya hati pria itu lega karna istrinya sudah sedikit tenang sekarang,

SO JUNGHWAN || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang